Teori Distribusi, Pendapatan dan Kemiskinan
Thursday, October 27, 2016
Pada bab
pembahasan tentang teori keseimbanagan umum (bab 13), berhasil dibuktikan
secara teoritis kemampuan pasar persaingan sempurna sebagai alat alokasi yang
efisien. Dengan menggunakan menggunakan model pertukaran pareto, kita
mendifinisikan bahwa proses alokasi yang efisien bila pertukaran tidak
memungkinkan kedua pihak yang saling bertukaran dapat saling meningkatkan
kepuasanEfisiensi Versus Keadilan
1.
Efisiensi
Versus Keadilan
Masalahnya adalah apakah alokasi yang
efisien juga merupakan alokasi yang adil (equal). Untuk menjawab pertanyaan
itu, kita mengembangkan model Pareto untuk menganalisis proses pertukaran
antara kelompok kaya dan kelompok miskindan di suatu Negara. Kelompok miskin
adalah kelompok A dan kelompok yang kaya adalah kelompok B. diasumsikan tingkat
kesejahteraan dapat dengan utilitas, makin tinggi tingkat kesejahteraan. Dengan
itu dapat dikontruksi kurva batas kemungkinana utilitas (utility possibilities frontier, UPF). Seperti Diagram 15.1 berikut
ini.
Kurva
UPF menggambarkan tingkat pertukaran antara dua kelompok, dimana satu
kelompok (keLompok A) hanya dapat
menaikkan utilitasnya (better of) bila utilitas kelompok lainnya (kelompok B)
diturunkan. Titik -titik sepanjang garis UaUb (titik D dan E, F) dalah lokasi -
lokasi yang fisien. Titik-titik dibawah garis UaUb (titik H) tidak efisien,
sebab baik A maupun B masih dapat meningkatkan utilitasnya ke garis Ua Ub).
Dari yang telah
dipelajari sebelumnya, adalah tugas pemerintah untuk memberdayakan pasar agar
utilitas masyarakat meningkat kebatas maksimun yang paling mungkin. Minimal ada
empat jawaban yang berbeda, dikaitkan dengan teori keadilan.
a.
Ajaran
Egalitarian (Egalitarianism)
b.
Ajaran
Rawlsian (Rawlsianism)
c.
Ajaran
Utilitarian (utilitianism)
d.
Ajaran
Orientasi Pasar
2.
Distribusi
Pendapatan Dan Kekayaan
Sulitnya mengukur keadilan dengan menggunakan konsep
utilitas menyebabkan ekonom memilih distribusi pendapatan dan kekayaan (income and wealth distribution) sebagai
alat distribusi alternatif. Kisah-kisah dalam masyarakat menunjukkan bahwa
orang kaya tidak selalu berbahagia (utilitas hidupnya rendah). Namun sampai
batas tertentu distribusi pendapatan dan kekayaan membantu untuk mampu melihat
masalah-masalah menasar dalam kehidupan masyarakat.
a.
Konsep Pendapatan (income)
Pendapatan
adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga
selama periode tertentu. Ada tiga proses pendapatan rumah tangga, yaitu:
1) Pendapatan
dari Gaji dan Upah
Gaji dan upah adalah balas jasa
terhadap kesediaan menjadi tenga kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
produktivitas, yaitu sebagai berikut:
a)
keahlian
(skill)
b)
Mutu
modal manusia Human capital)
c)
Kondisi
kerja (Working conditions)
2) Pendapatan
dari Aset Produktif (Transfer Payment)
Aset produktif adalah aset yang
memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya. Ada dua kelomok aset
produktif. Pertama aset financial dan yang kedua aset bukan financial.
3) Pendapatan
dari PemerintahPayment)
Pendapatan dari pemerntah atau
penerimaan transfer (transfer payment) adalah pendapatan yang diterima bukan
sebagai balas jasa atas input yang diberikan.
b.
konsep
kekayaan (Wealth)
kekayaan adalah nilai aset seseorang diukur
pada satu waktu tertentu. Kekayaan merupakan konsep stock (stock concept).
Pengertian aset disini adalah aset produktif dan aet tidak produktif (misalnya
tanah dan mobil yang dibiarkan
menganggur).
Harus dibedakan antara kaya dan berpedaatn
tinggi. Seseorang berpendapatan tinggi, diukur dari total pendapatannya selama
periode
tertentu,
belum tentu kaya. Misalnya total penghasilan Ardi, SE, MBA adalah Rp7 juta
perbulan. Untuk ukuran Indonesia penghasilannya itu relatif tinggi tetapi ia
tidak memilii mobil, depositonya hanya beberapa juta rupiah dan belum memiliki
rumah sendiri.
Sebaliknya orang kaya belum tentu
berpenghasilan tinggi Misalnya Bang
Somad berusia 35 tahun adalah asli Betawi, tinggal didaerah karet kuningan,
Jakarta selatan, yang merupakan kawasan “segitiga emas” dijakarta. Dari ayahnya
dia memperoleh warisan berupa tanh 1.000 m persegi.
c.
Pendapatan
Uang dan pendapatan Ekonomi (Money and Econoc Income)
Pendapatan ekonomi adalah sejumlah uang
yang dapat digunakan oleh keluarga dalam suatu periode tertentu untuk
membelanjakan diri tanpa mengurangi atau menambah aset neto.
Pendapatan
uang adalah sejumah uang yang diterima keluarga pada periode tertentu sebagai
balas jasa atas faktor produksi yang diberikan.
d.
Kemiskinan
(Poverty)
Kemiskinan
adalah kondisi dimana seseorang ataukeluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
mendasarnya (makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan). Definisi
kemiskinan juga dapat iperdebatkan dengan membandingkaan antar kelompok dalam
suatu negara (perekonomian).
Konsep
yang digunakan untuk mengnalisis kemiskinan adalah kemiskinan absolute
(absolute proverty). Alat ukurnya adalah garis kemiskinan absolut (poverty
line), yang merupakan batas minimum tingkat pendapatan untuk suatu kelurga
dianggap miskin. Angka ini menunjukkan batas penghasilan minimun kemiskinan
absolut. Angka ini juga dipakai untuk menentukan upah minimum provinsi (UMP).
Tujuan
perhitungaan kemiskinan dan jumlah keluarga yang berada di bawah garis
kemiskinan adalah untuk merencanakan dan mengevaluasi
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program perbaikan distribusi
pendapatan. Tujuan lebih lanjut adalah memperbaiki kehidupan bangsa, melalui
perbaikan kehidupan ekonomi.
e.
Penukuran
Distribusi Pendapatan (Income Distribution)
Pendapatan dianggap didistribusikan
sempurna bila setiap individu mendapat bagian yang sama dari output nasional
dikuasai oleh sebagian agak kecil penduduk.
1)
Kurva
Lorenz (The Lorenz Curve)
Sumbu vertikal adalah presentase output
nasional atau pendapatan nasional. Sumbu horizontal menggambarkan presentase
jumlah keluarga. Sumbu horizontal membagi distribusi jumlah keluarga menjadi
lima kelompok, masing-masin 20% kelompok keluarga paling miskin, sampai dengan
20% keluarga paling kaya.
Pendapatan didistribusikan adil sempurna
bila 20% keluarga paling miskin menikmati 20% pendapatan nasional. 20% kelompok
keluarga berikutnya juga menikmati 20% pndapatan nasional. Dengan demikian 40%
kelompok keluarga menikmati 40% pendapatan nasional.
Distribusi pendapatan dikaitkan makin
memburuk bila garis lengkung kurva Lorenz makin menjauhi garis
nasional. Diagram 15.2.b menunjukkan distribusi pendapatan yang sangat buruk.
2) Koefsion
Gini (Gini Coeficiont)
Koefision gini merupakan alat
ketidakadilan distribusi pendapatan dengan menghitung luas kurva Lorenz. Jika distribusi pendapatan
tidak adil sempurna luas kurva Lorenz mencakup seluruh segitiga B0D; angka
koefision gini sama dengan satu.
f. Pengukuran
distribusi kekayaan Income Distribution)
Di
negara kapasitas maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya sangat beragam. Pengukuran distribusi
kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok-kelompok mana saja yang paling
menguasai jenis-jenis aset tertentu.
Di negara
yang belum maju seperti Indonesia, jenis kekayaan yang dimiliki keluarga tidak sebanyak di negara maju.
Umumnya kekayaan yang dimiliki oleh keluarga di Indonesia adalah tamnah dan
rumah.
Karena sebagian besar penduduk Indonesia
masih mengandalkan pendapatan dari sector pertanian, maka distribusi kekayaan
yang relevan dibicarakan adalah distribusi kepemilikan lahan pertanian (sawah
dan perkebunan).
3. Redistribusi Pendapatan
Tujuan redistribusi pendapatan adalah
memperbaiki distribusi pendapatan. Menurut standar bank dunia, jika 16% atau
lebih pendapatan nasional dinikmati oleh 20%
penduduk paling miskin, distrbusi pendpatn dikatakan relatif baik.
a.
Pajak
progresif dan subsidi
Alat yang dipakai untuk melaksanakan
redistribusi pendapatan adalah pajak progresif dan subsidi.
Sisitem pajak penghasilan yang yang progresif
mempunyai nilai ganda.
1.
Sebagai
sumber penerimaan pemerintah j
Jika
pendapatan individu dan perusahaan meningkat, penerimaan pemerintah pun
meningkat. Pendapata dari pajak juga digunakan untuk membiayai subsidi bagi
masyarakat miskin.
2.
Mengendalikan
keinginan bekerja (mengendalikan sisi penawaran tenaga kerja).
Diagram di atas menunjukkan tarif pajak
yang diatur sedeikian rupa, memaksa seseorang untuk mempunyai jam bekerja
minimal untuk dapat mempertahankan hidup (Hi).
Subsidi dapat dikatakan sebagai pajak
negatif. Sebab bila pajak mengurangi pendapatan yang bisa dibawa pulang,
subsidi justru menambah
Pendapatan.
Di indonesia, pengeluaran pemerintah untuk
subsidi relatif besar,
misalnya
subsidi pendidikan, ksehatan dan bahan bakar minyak (BBM).
b.
Pro-Kontra
Redistribusi Pendapatan
Tidak semua pihak setuju dengan
redistribusi pendapatan. Mereka yang menolak (kontra) kebijakan ini mempunyai
alasan subsidi bahwa redistribusi pendapatan melalui pajak dan subidi akan
menurunkan tingkat produksi dan produk dan produktivitas perekonomian, karena
menurunnya efisiensi.
Kelompok kontra juga melihat subsidi lebih
banyak merugikan, bahkan dapat memperburuk distribusi pendapatan. Contoh yang
dapat diambil di Indonesia adalah subsidi BBM (solar).
Kelompok yang setuju dengan (pro) kebijakan redistribus pendapatan mengakui adanya efek negative seperti yang dijelaskan kelompok kontra.