Makalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Islam
Wednesday, September 28, 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1
Rumusan Masalah……………………………………………………......................... 3
Tujuan…………………………………………………………………........................ 3
Manfaat………………………………………………………………............................ 3
BAB II PEMBAHASAN
B.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam…………………………......
4
a. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan………………………………... 4
b. Al- Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan………………….....
4
c. Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam………….....
5
C.
Kazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam…………….....
6
D.
Arah Pengembangan Iptek dalam Islam…………………………………..
7
E.
Berperilaku Islam dalam Menghadapi Kemajuan Iptek……………….....
10
a. Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek…………………………………... 12
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………...... 16
BAB IV KATA PENUTUP……………………………………………………………. 17
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………...
18
KATA PENGANTAR
BISMILLAHHIRROHMANNIRROKHIM
ASSALAMU’ALAIKUM WR.
WB.
Dengan segala kerendahan hati, kami memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah: Islam dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini dengan baik,
meski masih terdapat beberapa kekurangan.
Makalah ini disusun untuk memberikan kompetensi bagi para mahasiswa agar
dapat memahami: Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam, Khazanah
Kemajuan IPTEK dalam Sejarah Peradaban Islam, Arah Pengembangan IPTEK dalam
Islam, Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK. Itulah sebabnya
makalah ini dibuat.
Harapan kami dengan dibukukan tugas ini mahasiswa dan dosen pembimbing
yang membaca akan mengenal , memahami serta dapat mengetahui tentang “Konsep
Dasar Pendidikan”.Dan kami berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi mahasiswa
,dosen dan pemerhati masalah pendidikan khususnya .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Sehingga dengan hadirnya makalah ini, mudah-mudahan dapat menjadi tolak ukur ataupun batasan bagi kaum muslim dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin marak di gandrungi, terutama kaum muslim yang masih menginjak usia remaja atau dewasa awal. Mengingat buku ini disusun oleh kami dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah yang mendapat bahan dari beberapa sumber.
Sehingga dengan hadirnya makalah ini, mudah-mudahan dapat menjadi tolak ukur ataupun batasan bagi kaum muslim dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin marak di gandrungi, terutama kaum muslim yang masih menginjak usia remaja atau dewasa awal. Mengingat buku ini disusun oleh kami dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah yang mendapat bahan dari beberapa sumber.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan kami, mohon kritik, saran dan tegur
sapa dari semua pihak untuk memberikan koreksi maupun saran yang konstruksif
demi memperbaiki kami dalam melakukan atau melaksanakan tugas yang akan datang,
agar layak menjadi bahan diskusi selanjutnya dan kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
.
Pekanbaru,4 Desember 2013
Penyusun
BAB1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dunia dewasa ini
mengalami kemajuan yang tak terbendung diseluruh sektor kehidupan. Tak
terkecuali bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasa kita kenal dengan
istilah “iptek”. Dikalangan generasi muda, ada semacam perkataan bagi mereka
yang menguasai dan tidak menguasai iptek. Mereka yang kurang menguasai
teknologi dengan baik harus berbesar hati mendapat julukan “gaptek” dan
“jadul”.julukan ini sebetulnya menjadi biasa tatkala kita tidak menanggapinya
dengan serius, tetapi akan menjadi motivasi besar jika kita renungkan lebih
dalam karena penguasaan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat
dibutuhkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi
memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagai sarana modern industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat
bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek juga berdampak negatif karena
merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.Disinilah, hubungan
pendidikan islam sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali, agar hal yang demikian tidak terjadi lagi dimasa mendatang.
Peran Islam dalam
perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam
sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnyadimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam
ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa‘idah
fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi
Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagisegala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
Aqidah Islamdapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya,
wajib ditolak dantidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang
lahir dari Aqidah Islam)sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan
sehari-hari. Standar atau kriteriainilah yang seharusnya yang digunakan umat
Islam, bukan standar manfaat(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada
sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram(hukum-hukum syariahIslam). Umat Islam
boleh memanfaatkan iptek, jika telahdihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya
jika suatu aspek iptek telah diharamkan olehSyariah, maka tidak boleh umat
Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkanmanfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi
memang berdampakpositif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagai sarana modernindustri, komunikasi, dan transportasi, misalnya,
terbukti amat bermanfaat. Denganditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa
dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit.Bandingkan kalau kita menjahit
dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit(Qardhawi, 1997).
Dahulu Ratu Isabella
(Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengansarana komunikasi tradisional
untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika olehColumbus. Lalu di abad XIX
Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh beritapembunuhan Presiden Abraham
Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasicanggih, dunia hanya perlu
waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan NeilAmstrong di bulan (Winarno,
2004). Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisamemakan waktu 17-20 hari
untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawatterbang, kita hanya perlu
12 jam saja. Subhanallah.Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak
negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabatmanusia. Bom
atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasakipada tahun
1945. Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahimbibinya
setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orangtuanya
yang asli, ternyata telah disimpan di ?bank? dan kemudian baru dititipkan
padabibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa
berjalanwalau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri
(Hadipermono, 1995).
Bioteknologi dapat
digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah berbahaya,menjadi lebih
berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga mampumembunuh
manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996). Kloning hewan rintisanIan
Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir
iniditerapkan pada manusia (human cloning). Lingkungan hidup seperti laut,
atmosferudara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran
yang sangatparah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa
genetika jugadiindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang
memanfaatkanteknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia
maya (cyber crime)dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.Di
sinilah, peran agamasebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali. Dapatkah agamamemberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang
positif saja, serayamengeliminasi dampak negatifnya semininal mungkin? Sejauh
manakah agama Islamdapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi
modern?
RUMUSAN MASALAH :
- 1.Apa Definisi antara Ilmu dan Ilmu Pengetahuan?
- 2.Mengapa Al -Qur’an sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan?
- 3.Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?
- 4.Bagaimana Perkembangan Khazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam?
- 5.Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?
- 6.Bagaimana Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan Iptek?
- 7.Apa Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek?
TUJUAN :
- Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
- Di harapkan dapat mengetahui khazanah kemajuan iptek dalam sejarah peradaban islam
- Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam
- Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek
BAB II
PEMBAHASAN
B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat.
Sejumlah penemuan dan inovasi memberikan kontribusi yang tinggi munculnya
produk-produk baru yang membudahkan pekerjaan manusia. Akan tetapi sangat
disayangkan kebanyakan para ilmuwan yang muncul berasal dari negeri barat yang
rata-rata bukan berasal dari kaum musalimin. Lantas dimanakah para ilmuwan
muslimin itu? Bukankah dalam islam disebutkan bahwa tiap muslim itu diwajibkan
menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin kini menyadari bahwa kita sedang mengalami
apa yang dimaksud engan Ghozwul Fikri (Perang pemikiran)?
a. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang
yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan
ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian keterangan
tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah (fenomena)
melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem untuk menentukan
hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa rasio lebih
dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah hubungan
antara subyek terhadap obyek (timbale balik) menurut suatu idea (cita-cita).
Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu dan ilmu
pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-Qur’an?Pada
Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang pertama
adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang
benar!” Dan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2 bahwa Al-Qur’an
adalah suatu ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan
Al-Qur’an.Dan yang dimaksud ilmu dalam Al-Qur’an adalah rangkaian keterangan
yang bersumber dari Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasu-Nya
ataupun langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagi
ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.
b. Al -Qur’an sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan
Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta
isinya terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an,
malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal
jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam
Al-Qur’an.
Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam memandang
bahwa dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat memandang
permasalahan secra jujur an melepaskan subyektifnya, baik subyektif dalam hal
perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan bahwa
seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya, akan
berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat dari
tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara tuntas,
membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini menjelaskan bahwa manusia banyak pula mengambil
pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih
rendah tingkatan pengetahuannya.
Berikut ini beberapa potongan ayat tentang teknologi.
Yunus:101,
Katakanlah:”Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat tanda kekuasaan Allah
dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Thaahaa:114
Maka Maha Tinggi Allah
Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katkanlah:”Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan”.
Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi
niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Al-Alaq:1-5
Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
c. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam
Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan
peradaban modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa akan banyak di
tentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah diberikan oleh para filosuf
dan ilmuan. Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan panca indra, intuisi, dan akal, sedangka ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi,dan di
interpretasi sehingga menghsilkan kebenaran objektif, dapat di uji kebenarannya
dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu berarti kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan
sebagai kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang
kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada proses teknik tertentu.
Sedangkan teknik adalah semua manifestasi dalam arti materi yang lahir dari
daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna,
mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral, namun
dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi merusak
dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat abadi (perennial knowledge), tingka kebenaran bersifat mutlak
(absolute),karena bersumber dari wahyu allah
Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).sifat kebenarannya
bersifat nisbi(relative) karena bersumber dari akal pemikiran manusia.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi
terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system
yangdisebut Dinul Islam. Ilsam memiliki tiga unsure pokok yaitu: Akidah,
syari’ah, dan akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna.
Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti
ajaran ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul
Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau
Aqidah,syari’ah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan
sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi
ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan
gambaran bahwa antaran iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang
utuh,tidak dapat pisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikan dengan
akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang
pohon yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni.
Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
shalih,bukan kerusakan alam.
C. KHAZANAH KEMAJUAN IPTEK DALAM SEJARAH PERADAPAN ISLAM
Peradaban islam mngalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa telah
menghiasi perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W Montomery
watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradapan islam,ia mengatakan bahwa
islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan,etika dan
ajaran agama.satu dengan yang lain,djadikan dalam satu tarikan nafas.Orientalis
sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa arab pemikul panji – panji peradapan
abad pertengahan. Andalusia yang menjadi pusat ilmu pngetahuan di masa kejayaan
islam,telah melahirkan ribuan ilmuan, dan menginspirasipara ilmuan barat untuk
belajar di kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Ilmu pengetahuan
dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan islam, misalnya
perpustakaan al-ahkamdi Andalusia, merupakan perpustakaanyang sangat besar dan
luas.memiliki 400 ribu buah buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki katalog.perpustakaan
umum Tripoli di daerah syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku,
termasuk 50000 eksemplar al-qur’an dan tafsirannya. Khazanah islam yang
gemilang akhirnya dihancurkan paPeradaban Islam memang peradaban emas yang
mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban
Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat
berhutang budi pada Islam.sukan salib eropa dan pasukan tartar ketika mereka
menyerang islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya
khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan
pujangga.Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada
waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal
mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala
bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah abasiyyah, telah lahir
ilmuan- ilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang menguncagkan dunia
diantaranya:
Al- khawarizmi (780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam
cabang ilmu matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat
termometer udara untuk mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan
pengamatan terhadap tanaman. Hasil panen yang memuaskan dengan system irigasi
modern(abad ke 18 dan 5 m) di irak. Kecanggihan di bidang arsitektur, seperti
masjid agung cordoba di bangun oleh al-mutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak hanya mampu berkompetisi
dengan barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan dunia disebabkan oleh
pengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi didasarkan atas iman dan takwa
.dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan
duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan
penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt
dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk
berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam
(Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang
mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai
gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah.
Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah
(yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan
ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat
kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca,
dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu +
akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan
kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala
sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
D.ARAH PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami
elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan
langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra’) 70 berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ
فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ
عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Artinya: Dan
sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka didaratan
dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara
yang artinya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini
dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap
sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai
khalifah dimuka bumi menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia
yang sejalan dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah berfirman:
اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ
عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ
الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Artinya : Alla lah
Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas Arasy, manundukkan matahari dan bulan. Masing- masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan(makhluk Nya),
menjelaskan tanda- tanda(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu)
dengan Tuhanmu.
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru segala
kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat terbang ke
udara seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan teknologinya serta
menggali segala mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam hendaknya
memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk
memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari
keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah
berfirman dalam Q.S. Al Bayyinah 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus.
Ayat pertama dalam Al-Qur’an adalah perintah iqra’bismirabikalladzi khalaq (bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan). Hal ini bermakna ketundukan manusia bukan kepada alam dan segala
yang diciptakan, melainkan pada penguasa Alam. Allama bil qalam ( yang mengajar dengan qalam). Makna qalam terus berkembang sepanjang jalan,
mulai dari alat tulis sederhana,sampai arti qalam
di abad modern ini, sepeti mesin tik,computer,mesin percetakan,cetak jarak
jauh,internet, dan handphone yang beraneka fungsinya yang terus berkembang. Qalam adalah alat tulis dan alat
perekam,sebagai lambing teknologi.
Dalam Islam segala amal perbuatan(manusia muslim) senantiasa di kaitkan
dengan keridhaan Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk
dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia
diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk di kembangkan dengan memperhatikan
batasan-batasan yang telah di tentukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang
terus-menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat
sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, banyak segi
kehidupan manusia yang dipermudah berpijak kepada dasar dan motif dalam
pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan
teknologi bagi umat muslim taklain untuk memperoleh kemakmuran dan
kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari ke ridhaan Allah,
sehingga dapat di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar dalam
perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syara’, dan hanya
mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan intelektualitas. Dalam
sistem pendidikan islam, strategi dan arah perkembangan iptek dapat kita lihat
dalam kerangka berikut ini:
- Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
- Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
- Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta.
- Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
- Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
- Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
- Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
- Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya. Revolusi terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible for finding solutions. Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman manusia terhadap Islam.
E.BERPERILAKU ISLAMI DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN IPTEK
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan
meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap
segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan
kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian
hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang,
pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian individu dan
sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan mengabaikan,
bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain
yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat
melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur
& Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan
paradigma sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung
filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan
penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik
di Barat maupun di Timur.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari
kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya:
berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat
pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara
maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat
polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga,
seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata
Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis
Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin,
terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh
negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya
adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara
ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan
sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang
masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan
dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut
buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai,
ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang
dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat.
Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian
besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi
ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu,
justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya
alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya).
Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya
dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk
dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan
pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak
dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa ditengah
keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil
hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis
ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan
rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan
bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan
terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita
bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian
politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain
kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam
sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah
dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa
nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat
(manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan
merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya
hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan
dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada
lebih dari 800 ayat dalam Al-Qur’an yang mementingkan proses perenungan,
pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan
menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali
Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58] : 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda/sinyal) KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat tanziliyah/naqliyah
(yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci
dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an), maupun ayat-ayat
kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca,
dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu +
akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan
kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala
sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan
dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran
terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang
prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran
filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu
pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan
ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAAW — yang dipelajari
melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat)
Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak
belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha
Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
Dalam membicarakan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama.
Dalam kaitan ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) diharapkan bukan hanya
pada aspek penggunaannya saja ( aksiologi), tapi juga pada pilihan objek
(ontology) dan metodologi(epistemology)nya sekaligus.
Dinegara ini gagasan tentang pendidikan imtak dan iptek sudah lama di
gulirkan seperti yang diterapkan BJ.Habibie karena adanya problem dikotomi
antara apa yang di namakan ilmu-ilmu umum(sains) dan ilmu-ilmiu agama (islam)
juga disebabkan adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam system
pendidikan di Indonesia tampaknya berjalan sendiri tanpa dukungan asas iman dan
taqwa yang kuat sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai
tambah dan manfaat untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Secara lebih spesifik integrasi pendidikan imtak dan iptek di perlukan
karena empat alasan :
Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi
kesejahteraan hidup manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada
allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtak,iptek bias disalah gunakan pada
tujuan-tujuan yang bersifat destruktif (merusak)
Iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya
hidup baru yang bersifat sekularistik,materialistic dan hedonistic yang sangat
berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang di anut oleh bangsa
Indonesia
Dalam kehidupan, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai surgawi( kebutuhan
spiritual) oleh karena itu, penekanan pada salah satu sisi, akan menyebabkan
kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah , dan menyalahi hipnat
kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga,
lahir dan batin, dunia dan akhirat
Imtaq menjadi landasan dan dasa paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup.tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,seperti
harta, pangkat, ipte, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya
mencari ridha allah SWT, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak
menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (QS.an-nur 39 ) maka itegrasi imtak
dan iptek harus di upayakan dalam format yang tepat , sehingga keduanya
berjalan seimbang dan dapat mengantar manusia meraih kebaikan dunia
(hasanah fi al-dunya) dan kebaikan akhirat ( hasanah fi al-akhira).( QS
Al-baqaraah:201).
a.Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam
harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam
sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat
ini.Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini
umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam
segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu
pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,mengapa
di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan system ekonomi kapitalis yang
pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu
menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan
dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya; Teori Darwin yang dusta dan
sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa manusia adalah hasil
evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui
seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang.
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan
fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler
yangada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam
(bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam
dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber
dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus
distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan
tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti
bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada
ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok
dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala
sesuatu(lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS Ath-Thalaq [65] :12), bukan berarti
konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu.
Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai
pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam semesta)
berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi
(pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya. Ada
sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi,
2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga
meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti
bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek
bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits,
tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan
Al-Hadits.Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek,
dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang
dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus
ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil
evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui
seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama,
Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan
dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan
bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan
makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah
SWT (artinya) :
(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits hanyalah
standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh mengambi
iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi SAW menerapkan
penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal dari tradisi
kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga pernah memerintahkan dua
sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke Yaman,padahal di Yaman dulu
penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin Khatab pernah mengambil
sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara),yang berasal dari
Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak bertentangandengan aqidah dan
syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.Syariah Islam Standar
Pemanfaatan Iptek.
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam
harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum
syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana
pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan
oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga
hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain
firman Allah (artinya) :
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
Sabda Rasulullah SAW :
Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami
atasnya,
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga
negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta.
Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat, apakah itu dinamakan
pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama sesuatu itu bermanfaat,
yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.
yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang
Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan,
dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk
membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi
tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana
yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki
berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah
SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.
Setiap manusia diberi hidayah allah SWT berupa ‘’ Alat” untuk mencapai
dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalahIndra, untuk menangkap kebenaran
fisikNaluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusiasecara
pribadi ,aupun social. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu
mengmbangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa,ilmiah
dan fisafih). Akal juga merupakan pengantar untuk menuju kebenaran tertinggi.
Imajinasi, daya hayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya
Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap
kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral
Dalam menghadapi perkembangan budaya,manusia dengan perkembangan iptek
yang pesat,perlu mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma islam
dengan perkembangan tersebut.Menurut Mehdi Ghulsyani (1995),Menurut Al-Faruqi
yang mengintrodusir istilah.
“ Islamisasi Ilmu Pengetahuan “dalam menghadapi perkembangan iptek
ilmuwan muslim dapat di kelompokan dalam 3 kelompok ;
- Kelompok yang menganggap iptek modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil iptek modern dengan mencari ayat-ayat al-qur’an yang sesuai
- Kelompok yang bekerja dengan iptek modern, tetapi berusaha juga mempelajari sejarh dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yamg tidak islami
- Kelompok yang percaya adanya iptek islam dan berusaha membangunnya
Untuk menyikapi iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.Sedangkan,kebenaran iptek menurut
islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya iptek sendiri.Iptek akan
bermanfaat apabila;
- Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
- Dapan membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
- Dapat memberikan pedoman bagi sesama
- Dapat menyelesaikan persoalan umat
BAB III
KESIMPULAN
Dalam konsep islam sesuatu hal yang dapat dikatakan mengandung kebenaran
apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas. Ilmu pengetahuan dan teknologi
serta hasil-hasilnya disamping harus mengingatkan manusia kepada Allah, juga
mengingatkan manusia dalam kedudukannya sebagai khalifah yang kepadanya tunduk
segala yang ada di alam raya ini.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini
sangat dibutuhkan. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang
berkembang secara mandiri. Teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari
ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka dari itu teknologi dan ilmu pengetahuan
menjadi kesatuan yang tak terpisahkan.
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Dalam pandangan islam,antara agama,ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Kesempurnaan ajaran agama islam tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Dalam pandangan islam,antara agama,ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Kesempurnaan ajaran agama islam tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga.kebebasan berfikir, sebagai hak asasi manusia di akui sepenuhnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus
menerus berkembang dan perlu di kembangkan karena mempunyai manfaat sebagai
penunjang kehidupan manusia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi, di suatu sisi telah memberikan “berkah”
dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi
lain,iptek telah mendatangkan “petaka”yang pada gilirannya mengancam
nilai-nilai kemanusiaan.
Hakikat penyikapan iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Maka dari itu, peran pendidikan islam dalam perkembangan iptek antara
lain, aqidah islam sebagai dasar pengembangan iptek; dan syariah islam sebagai
standar pemanfaatan iptek. Karena pendidikan islam memiliki tiga komponen untuk
mengendalikan dan mengembangkan iptek. Yaitu: Amar ma’ruf; Nahi mungkar; dan
Iman kepada Allah SWT.
BAB IV
KATA PENUTUP
ALHAMDULLILLAH ,
Dengan innaya Allah akhirnya telah kami selesaikan dengan sempurna .
Semoga selembaran buku ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat
mengetahui ISLAM DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
Apabila ada salah kata / kalimat salah mohon dimaafkan . Karena kami tim
penyusun hanya orang biasa yang tidak bisa apa – apa tanpa ada doa dan dorongan
dari anda .
Dan kami tim penyusun mengakhiri tugas ini dengan banyak – banyak
terimakasih .
WASSALAMUALAIKUM WR.W
DAFTAR PUSTAKA
armaz,adnin,2005.westernisasi dan islamisasi ilmu,dalam Majalah
ISLAMIA, Thn.I, No.6,juli-September
Azra,azyumardi,1999.”esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidikan
Islam”,Jakarta:PT LOGOS Wacana Ilmu,
Al-Siba’ie Mustafa,1995.al-Hadharah al-islamiyah. Beriut;Dar
al-kutub li-almalayin,Badri,Yatim. Sejarah Perdaban Islam.Bandung:Rosda
karya,2011
Departemen Agama,2005.Al-Qur’an al-karim,Jakarta:Depag RI.
Nasr,husein Sayyed,2002.The Secret of Knowledge ,terj.Bandung
;Mizan.
Shihab,Quraish,2003. Wawasan al-Qur’an,bandung:Mizan.