SEJARAH RUNTUHNYA UNI SOVIET
Saturday, June 8, 2013
SEJARAH
RUNTUHNYA UNI SOVIET
Uni Soviet mulai
dibentuk sejak meletusnya Revolusi Rusia pada 25 Oktober 1917.[1] Revolusi
Rusia lahir sebagai reaksi kekecewaan rakyat terhadap Tsar Nicholas II yang
korup. Revolusi digerakkan kaum Bolsyewik yang berhaluan marxisme di bawah
pimpinan Vladimir Ilyich Lenin.
Setelah Revolusi Bolshevik tersebut,
pemerintahan baru terbentuk mengembangkan filsafat sosialisme dengan transisi
dan akhirnya bertahap untuk membentuk Komunisme. Negara yang diciptakan
Bolshevik dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan nasional, dan bukan
untuk menciptakan satu negara monolitik didasarkan pada sistem ekonomi dan
politik terpusat. Tetapi negara yang dibangun di atas ideologi komunis akhirnya
berubah menjadi sebuah negara totaliter, di mana kepemimpinan Komunis memiliki
kontrol penuh atas negara itu.
Ketotaliteran
dirasakan oleh rakyat Uni Soviet dikala kepemimpina Joseph Stalin. Dimana
semasa tampil di panggung kekuasaan, Stalin sering menindas dan melenyapkan
semua saingan politiknya. Tidak tanggung-tanggung, tokoh sekaliber Leon Trotsky
yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan dibunuhnya. Stalin mendirikan
kamp konsentrasi GULAG sebagai tempat bagi para pembangkang kebijakan
pemerintah dan juga sebagai tempat bagi orang-orang yang membahayakan
kedudukannya. Dia juga mengeluarkan kebijakan deportasi kepada para etnis-etnis
minoritas untuk menempati wilayah di kawasan Asia Tengah dan Siberia. Kebijakan
ini dilakukan antara tahun 1936 hingga 1952, dengan jumlah kurang lebih 3 juta orang
yang terkena kebijakan deportasi ini.[2]
Tidak hanya bentuk
pemerintahan yang totaliter, penyelewengan atas cita-cita Marx dan Lenin yang
ingin membawa rakyat kedalam bentuk kehidupan masyarakat tanpa kelas demi
kesejahteraan terkubur di bawah bentuk-bentuk ketidak adilan. Adanya perbedaan
upah antara kaum Stakhanovis[3] (lapisan atas kelas pekerja) dan kaum buruh
merupakan cerminan yang sangat menyakitkan. Dimana dalam waktu beberapa bulan
telah muncul satu lapisan pekerja yang mereka sebut “orang-orang seribuan”,
karena pendapatan mereka melampaui seribu rubel sebulan. Ada pula yang mendapat lebih dari dua ribu
per bulan, sementara buruh dari kategori rendah seringkali hanya mendapat
kurang dari seratus.[4]
Setelah kepemimpinan
Stalin, Uni Soviet dipimpin oleh Kruschev yang menghentikan sistem komando
administrasi-birokrasi yang berjaya pada masa Stalin. Dia juga mengeluarkan
tahanan politik GULAG. Selain itu dia juga mengeluarkan kebijakan penghapusan
GULAG. Banyak keberhasilan yang terjadi di masa Kruschev, antara lain
pengiriman astronot pertama ke luar angkasa, keterbukaan hubungan diplomasi
dengan Negara-negara di Eropa dan Asia, serta dimulainya perundingan antara Uni
Soviet dan Amerika, meskipun tidak membuahkan hasil yang baik.
Kruschev mundur dari
kursi kepemimpinan pada tahun 1964. Setelah itu, Uni Soviet mengalami
kemunduran dan hal ini merupakan awal dari kehancurannya. Kruschev digantikan
oleh Leonid Breznev, dengan perdana menteri Kosygin. Kosygin mencoba suatu
sistem kebijakan ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
terutama ekonomi pedesaan. Akan tetapi kebijakannya tersebut berdampak
sebaliknya. Pada awalnya, kebijakan ekonomi tersebut mampu meningkatkan
pertumbuhan sebesar 3% antara tahun 1960-1970, akan tetapi setelah itu terjadi
kemunduran yang cukup signifikan. Terjadi urbanisasi besar-besaran dari desa ke
kota. Sedangkan Breznev membuat kebijakan Dekruschevisasi[5] yang merupakan
sebuah kebijkan yang kontra Kruschev. Dia berusaha untuk menguatkan sistem birokrasi
pemerintahan.
Tahun 1985, Uni Soviet
dipimpin oleh Mikhail Gorbachev. Dia berusaha membangun Uni Soviet melalui
kebijakannya yaitu Glasnost dan Perestroika.[6] Konsep reformasi yang dibawa
oleh Gorbachev melalui Parestroika (keterbukaan), berubah menjadi badai yang
meruntuhkan pilar utama rezim diktator partai komunis. Rakyat di negara-negara
bagian Uni Soviet bangkit secara serempak. Kesadaran rakyat atas hak-hak
politiknya mulai muncul. Mereka merasa berhak untuk memilih
pemimpin-pemimpinnya, membentuk partai politik, dan menentukan status daerahnya
sendiri melalui referendum.
Sehingga dapat
dikatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet akibat dari kegagalan program Glasnot dan
Parestroika. Negara-negara pecahan Uni Soviet yang sekarang ini terbentuk
berkat kebijakan dari Presiden Mikhail Gorbachev yang mencuatkan Glasnot dan
Parestroika. Salah satu isi dari kebijakan itu adalah negara-negara bagian
boleh memisahkan diri dan menjadi negara sendiri.
Faktor lain yang
menjadi penyebab keruntuhan dari Uni Soviet adalah keberhasilan dari
liberalisme.[7] Seperti yang penulis ketahui bahwa Uni Soviet merupakan simbol
dari sosialisme sedangkan AS adalah symbol dari liberalisme. Strategi AS untuk
menghadapi Uni Soviet lewat containment policynya telah berhasil. Selain itu,
negara-negara yang mengikuti bentuk liberalisme mengalami kemajuan yang pesat.
Berbeda halnya dengan sistem sosialisme yang dianut oleh Uni Soviet di mana
telah melahirkan keterpurukan ekonomi yang berdampak buruk bagi Uni Soviet itu
sendiri. Sehingga Uni Soviet pun bubar secara resmi pada 25 Desember 1991.
AKHIR PERANG DINGIN
DAN
RUNTUHNYA UNI SOVIET
- Perang Dingin (Cold War)
Perang dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai
perwujudan dari konflik-konflik kepentingan, supremasi, perbedaan ideologi dan
lain-lain antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur
yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Pada mulanya, guna mengakhiri Perang Dunia II, Uni Soviet
dan Amerika Serikat bersekutu dan menjalin hubungan untuk menghadapi NAZI
Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler. Amerika Serikat pernah mengirim bantuan
tentara ke Uni Soviet untuk menggempur pasukan Jerman.
Ketegangan paling awal dari persaingan ini, yang kemudian
dikenal dengan sebutan Cold War (Perang Dingin), dimulai sejak pembagian Jerman
menjadi dua wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian dua negara
Jerman pasca PD II itu berakibat pada pembagian kota Berlin menjadi Berlin
Barat dan Berlin Timur. Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris,
dan Perancis, sedangkan Berlin Timur dikuasai oleh Uni Soviet
- Berakhirnya Perang Dingin
Perang Dingin telah berlangsung selama 45 tahun lebih yang
melibatkan USA dan sekutunya Blok Barat melawan USSR dan sekutunya Blok Timur,
sehingga kedua negara Adikuasa berlomba-lomba untuk mempengaruhi dunia dan
menjadi Peminpin Dunia dengan menyiapkan persenjataan yang mutakhir, hal ini
tentu sangat menimbulkan kemungkinan meletusnya Perang Dunia III yang sangat
dahsyat dan akan menghancurkan dunia ini.
Perang Dingin antara Blok Barat dan
Blok Timur yang semakin memanas menyebabkan kesadaran antara USA dan USSR untuk
mengurangi ketegangan dengan mengadakan Perundingan. Perundingan tersebut
antara lain:
- Perjanjian non Proliferasi Nuklir (Non-Proliferation Teaty) tahun 1968 antara USA, USSR, dan Inggris. Hasil dari perjanjian ini adalah kesepakatan untuk tidak menjual senjata nukliratau memberikan informasi tentang persenjataan nuklir kepada negara-negara yang tidak mengembangkan senjata nuklir.
- SALT (Strategic Arm Limitation Talks): Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategis.
SALT I berlansung di Helsinki,
Finlandia (17 November 1969) Hasilnya ditandatangani oleh Presiden Richard
Nixon (USA) dan Leonid Brezhnev (USSR).
SALT II dilangsungkan di Jenewa, Swiss
(November 1972) Hasilnya ditandatangani oleh Presiden Jimmy Carter (USA) dan
Pemimpin USSR, Leonid Brezhnev pada tanggal 18 Juni 1979 di Wina, Austria.
START (Strategic Arms Reduction
Treaty), Perjanjian pengurangan senjata-senjata strategis antara USA dan USSR.
Hasil perjanjian ini adalah: Pemusnahan nuklir dengan daya luncur berjarak
menengah. Perundingan kesepakatan pengurangan senjata nuklir juga berkembang ke
negara atau wilayah lain.
Di Bangkok pada bulan Desember 1995
ditandatangani Southeast Asia Nuclear Weapons Free Zone oleh beberapa negara
Asia Tenggara. Kesepakatan tentang wilayah yang bebas dari nuklir.
Penandatanganan lain juga terjadi di Eropa dan Afrika sebagai bentuk realisasi
dari penghentian Perang Dingin di dunia.
- Sampai Tahun 1980 Uni Soviet membelanjakan 11% GNP-nya untuk kepentingan militer yang banyak diambil dari keuntungan ekspor minyak. Tapi setelah tahun 1980 Uni Soviet tak mampu lagi membiayai Perang Dingin dari ekpor minyak, sehingga mulai mengurangi kekuatan senjata mereka di Eropa Timur. Tahun 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya rezim komunis mulai runtuh di Eropa Timur.
- Tahun 1991 Uni Suviet bubar, Rusia dan negara-negara bagian Uni Soviet yang lain menjadi negara yang merdeka. Runtuhnya Uni Soviet (USSR) di Eropa Timur inilah mengakhiri Perang Dingin yang berlangsung selama kurang lebih empat puluh lima tahun (45 tahun).
- Penjelasan terkait Runtuhnya Uni Soviet (USSR)
Revolusi Bolshevik pimpinan Lenin melahirkan negara Uni
Soviet dan menjadikan Komunisme sebagai ideologi satu-satunya. Tahun 1920 Lenin
mengumandangkan Komintern Pact ( Pacta Komunisme Internasional) sehingga
komunis tidak hanya di Uni Soviet saja, tetapi juga berkembang di seluruh
dunia.
1) Program Pembaharuan Gorbachev
Tanggal 11 Maret 1985 Mikhail Gorbachev terpilih menjadi
Sekretaris Jendrak Komunis dan Presiden Uni Soviet, kemudian ia harus
menghadapi kemacetan ekonomi warisan pendahulunya. Maka ia mencoba melakukan
pembaharuan di bidang politk dan ekonomi melalui :
- Glasnost : Keterbukaan
- Perestroika: Restrukturisasi
- Democratizatsia: Demokratisasi
Melalui Glasnost dan perestroika, Gorbachev mempunya maksud
menanmpilkan Komunisme Uni Soviet dalam bentu baru, tetapi program ini
mendapatkan masalah yang serius di dalam negerinya.
Tanggal 19 Agustus 1991 terjadi percobaan Kudeta dengan
dalih Gorbachev kurang sehat oleh oleh Wakil Presiden Genadi Yenayev yang
didampingi oleh kelompok komunis garis keras:
·
Menteri Pertahanan: Marsekal Dimitri
Yazov
·
Kepala KGB: Jendral Vladimir
Kruckhov
·
Menteri Dalam Negeri: Boris Pugo
·
Tindakan pengambilalihan kekuasaan
ini mendapat tentangan keras dari rakyat di bawah pimpinan Presiden Republik
Rusia : Boris Yeltsin. Kudeta ini akhirnya berhasil digagalkan.
2)
Pembubaran Uni Soviet
Setelah menjadi Presiden kembali, Gorbachev melepaskan
jabatannya sebagai Sekretaris Jendral Partai Komunis dan memerintahkan
pembekuan segala aktivitas Partai Komunis dan penyitaan semua kekayaan partai.
Sementara negara bagian, kecuali Rusia dan Kazhaksthan, mengumumkan
kemerdekaannya.
Tanggal 5 September 1991 diadakan Konggres wakil Rakyat
untuk membicarakan pembubaran pemerintahan pusat warisan Lenin. 5 negara bagian
tidak ambil bagian dalam sidang tersebut, yaitu: Lithuania, Estonia, Latvia,
Georgia, dan Moldova. Sementara Lithuania, Estonia, dan Latvia telah
mendapatkan kemerdekaannya dari Uni Soviet tanggal 6 September 1991. Georgia
dan Moldova menolak mengikuti perundingan karena sedang memperjuangkan
pemerintahan sementara di wilayah masing-masing.
Konggres tersebut sepakat membentuk Uni negara yang
berdaulat, namun kesepakatan tidak berlaku karena keutuhan Uni Soviet tidak
bisa dipertahankan lagi.
Desember 1991, Gobachev semakin tidak mampu mengatasi
perpecahan Uni Soviet. Akhirnya pada tanggal 18 Desember 1991, Mikhail
Gorbachev dan Boris Yeltsin sepakat membubarkan Uni Soviet dan membentuk
persemakmuran negara-negara merdeka bernama CIS (Commonwealth of Independent
States).
Kronologi
runtuhnya Uni Soviet atau USSR :
1) 1986 Kebijakan baru Glasnost,
Perestroika, dan Democratizatsia USSR memuka diri bagi kemajuan ekonomi dan
politik
2) 25 Mei 1989 Gorbachev menjadi
Presiden USSR dan terpilih sebagai ketua tertinggi.
3) 5-7 Februari 1990 Pengesahan program
Multi Partai komisi Sentral mendukung dilaksanakannya multi partai di USSR
4) 23 Februari 1990 Estonia menghapus
peran Partai Komunis. Dewan Soviet Esatonia menghapus kewenangan tunggal Partai
Komunis dalam politik di Estonia
5) 11 Maret 1990 Lithuania merdeka.
Pemimpin tertinggi Lithuania menyatakan kemerdekaan.
6) 13 Maret 1990 Monopoli Komunis
dihapus. Konggres perwakilan rakyat memutuskan untuk menghapus monopoli partai
komunis.
7) 12-13 Juni 1990 Rusia, Moldova,
Usbekistan memproklamirkan kemerdekaan. Tiga anggota resmi mundur dan menjadi
negara yang independent.
8) 1 Oktober 1990 Hak beragama dijamin.
Pemerintah USSR menjamin kebebasan beragama bagi asyarakatnya secara bebas dan
aman
9) 21 Desember 1991 Beberapa negara uni
merdeka dari USSR Uzbekistan, Moldova, Kazakhstan, Tajikistan, Armenia,
Kirzigistan, dan Turmenistan mengadakan pertemuan di Kazakhtan untuk mendirikan
CIS.
10)
25 Desember 1992 Mikhail . Gorbachev
mundur. Mundurnya Gorbachev dari jabatan Presiden menandakan keruntuhan USSR
BAB II
BAB II
USA
(AMERIKA SERIKAT) SEBAGAI POLISI DUNIA
DAN
PENGUASA TUNGGAL
Setelah Pasca perang dingin maka Amerika serikat keluar
sebagai penguasa atau negara adidaya
tunggal yang merajai dunia.Kini Amerika serikat menjadi negara super power di panggung internasional.
Amerika telah menyebarkan pengaruhnya ke seantero penjuru dunia baik militer,
politik maupun kebudayaannya.
a.
Militer Amerika Serikat
Amerika adalah kekuatan Ekonomi terbesar didunia,setelah
runtuhnya Uni Soviet, Amerika berdiri sendiri sebagai negara Adidaya di dunia ini tanpa saingan,
Amerika memiliki angkatan Laut dan Udara terkuat dunia (secara jumlah), yaitu sebanyak 1,559
Angkatan Laut dan sebanyak 18,169 Mesin perang angkatan udara. Amerika memiliki
1,3 Juta Personil aktif dalam militer, Amerika juga negara pemroduksi senjata
terbesar di dunia.
b.
Sebagai Polisi Dunia.
Ketika perang dingin berlangsung selama 45 tahun maka disitu
masih ada dua negara adidaya yang saling berimbang kekuatannya. Akan tetapi
sekarang setelah Uni Soviet runtuh maka Amerika Serikatlah yang muncul sebagai
kekuatan tunggal untuk merajai dunia. PBB yang mana kala merupakan alat
legitimasi nya turut mendukung segala kebijakan pemerintah Amerika Serikat.
Amerika Serikat Akan senatiasa turut
campur dalam setiap masalah sengketa diantara negara-negra didunia. Dimana
ada masalah sengketa maka secara cepat atau lambat Amerika Serikat akan masuk
dan mencoba untuk menengahinya. Walaupun pada garis besarnya Amerika Sertikat
sendiri juga mempunyai maksud dibalik itu
semua. Dengan kekuatan yang dimilikinya itulah yang digunakan oleh amerika
Serikat untuk terus mencoba mengamankan situasi keamanan negara-negara didunia.
Sebab jika kita lihat dari sejarah masa lalu, maka tentunya tak heran apabila
dari tinggalan-tinggaln kisah masa lampau tersebut memunculkan bibit-bibit
perbencian dan bahkan akan senantuasa balas dendam.
Amerika serikat beraksi di Kosovo, Haiti, Somalia dan Liberia, dan Perang Teluk Pertama
terhadap Irak yang menginvasi Kuwait. Selepas serangan teroris pada 11
September 2001 di World Trade Center dan
Pentagon, AS melancarkan serangan balasan terhadap Afganistan dan menjatuhkan negara Taliban di sana dan pada tahun
2003 melancarkan Perang Teluk Kedua
terhadap Irak untuk menyingkirkan rezim Saddam Hussein. Disitulah peran Amerika
Serikat sebagai polosi dunia. Walaupun jika dilihat dari berbagai sudut pandang
masyarakat luas tidaklah sama, bahkan berpendapat bahwa amerika justru
menjadikan masalah atau persengketaan tambah runyam dan besar.
c.
Tindakan
Secara garis besar maka tindakan
Amerika Serikat sebagai polisi dunia
bisa disimpulkan sebagai berikut :
1)
Semakin menguatkan kekuatan
militernya baik didalam negerinya sendiri maupun pasukan yang ditempatkan
disetiap wilayah. Amerika Serikat akan memperkuat pasukan dalam negerinya dan
merambah keluar, dimana pasukan-pasukan yang dikirim kenegara-negara sengketa
merupakan angkatan yang sangat kuat dan penuh dengan segala amunisi.
2)
Berupaya untuk selau paling unggul
dan menguatkan pengakuan di dunia internasional bahwa Amerika serikat merupakan
negara adidaya tunggal dan tidak ada
tandingannya.
3)
Akan selalu turut campur dalam setiap sengketa dipelosok dunia ini, apabila
sengketa tersebut akan mengganggu eksisrensinya di kancah internasional.
Misalnya
: Perang Irak-Iran, Perang
Israel-Palestina, Revolusi Libya, Revolusi Tunisia, Revolusi Mesir, Pergolakan
Libanon, dan masih ada beberapa kasus lainnya didunia. Amerika Serikat
bersama PBB selalu masuk sebagai penengahnya dan berupaya menyelesaikan
sengketa.
Amerika
Serikat masuk hampir disemua Benua, baik Asia, Eropa, Amerika, Afrika. Hanya
saja disini secara jumlah kebanyakan banyak persengketaan di Timur-Tengah yang sejak dari dulu tak
pernah padam sepeti Israel-Palestina ini.
4)
Amerika Serikat masuk dan memberi
tawaran Solusi Penyelesaian terhadap negara yang bersengketa dan barulah akan
mengambil tindakan apabila jalur diplomasi sudah tak dapat lagi ditempuh.
Amerika tidak akan segan untuk mengirimkan militernya dan menumpas negara yang
dianggapnya sudah tidak lagi bisa ditoleran.
5)
Segala pemberontakan ataupun
intervensi-intervensi yang kiranya membahayakan pengaruhnya maka akan segera
ditumapas oleh Amerika serikat. Kebijaksanaan ini diambil karena pada
akhir-akhir ini banyak teroris yang dari golongan umat islam mencoba untuk
meneror Amerika Serikat sebagai bentuk penolakan terhadap budaya Amerika
Serikat.
6) Sebenarnya secara komprehensip atau
menyeluruh maka Amerika Serikat tidak hanya mengandalkan dari segi militer
saja, akan tetapi juga perekonomiannya yang sangat maju dan merajai pasaran
duni juga politik yang didukung dibelakangnya yaitu PBB ( Perserikatan
Bangsa-Bangsa) juga NATO.
7) “Sambil menyelam minum air”.
Ungkapan itu sangat cocok untuk Amerika Serikat, karena dalam hal apapun baik
regional maupun internasional maka ia akan selalu mengambil keuntungan dan
selalu menjaga bagaimana eksistensinya sebagai negara super power ini bisa melekat dan citra sebagai negara pelindung atau negara
pengayom negara-negara lain.
BAB III
PERKIRAAN
KE DEPAN TERKAIT
HUBUNGAN
NEGARA-NEGARA INTERNASIONAL
Berdasarkan realita yang ada, dilihat dari berbagai aspek
baik ekonomi, politik, militer dan
kebudayaan tampaknya kedepan nanti Amerika Serikat akan tetap terus
berupaya untuk ikut ambil dalam setiap masalah negara-negara didunia. Amerika
Serikat melakukan itu dikarenakan setiap kebijakannya mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang menguntungkannya. Walaupun terkesan
sangat royal dalam membantu berbagai negara-negara dalam sengketa, akan tetapi
disetiap laju geraknya itu pasti ada tujuan tertentu.
Adapun hubungan-hubungan antar negara internasional tentunya
tidak akan pernah lepas dari konflik atau
persengketaan bahkan perang. Hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor. Negara yang merasa memiliki kekuatan
militer yang lebih unggul akan terus berupaya untuk memakmurkan dan menancapkan
pengaruhnya di seluruh dunia. Karena faktor kepentinganlah ini maka suatu
negara akan selalu bergerak menuju kekuatan yang lebih maju dan mereka berlomba
untuk saling mengungguli.
Disini kita soroti salah satunya Uni Soviet yang kalah dalam perang dingin. Pada masa awal transisi,
Rusia mengalami situasi dalam negeri yang serba sulit akibat warisan krisis
ekonomi dan politik yang sebelumnya terjadi menjelang keruntuhan Uni Soviet.
Namun meskipun demikian, Rusia terus berkembang hingga saat ini. Terutama,
dalam hal pertahanan keamanan. Kekuatan militer, nuklir, dan peluncur ruang
angkasa merupakan perangkat keamanan utama yang dibanggakan oleh Rusia.
Kekuatan lainnya adalah sistem pertahanan rudal Rusia yang semakin meningkat
produksinya. Rudal jarak jauh dengan jangkauan ratusan hingga ribuan kilometer
milik Rusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu rudal balistik (ballistic missile)
dan rudal jelajah (cruise missile).
Atas kemampuan produksi rudal ini, Rusia patut berbangga.
Rudal jarak jauh generasi baru seperti RS-24 misalnya, merupakan rudal antar
benua yang akan dimodifikasi lebih modern untuk melindungi diri dari sistem
pertahanan rudal Amerika Serikat. Rudal RS24 juga akan melengkapi tameng rudal
Rusia dengan tujuan mengimbangi pertahanan rudal Amerika Serikat. Hal ini juga didukung dengan efektivitas
penggunaan anggaran militer Kremlin dibandingkan AS, meski jumlahnya masih
lebih rendah. Tetapi, fokus Rusia tidak terbagi dan semata-mata untuk membangun
kekuatan militer internal ketimbang AS yang membiayai perang di Irak dan
Afghanistan.
Indikasi ini tentu menimbulkan kewaspadaan dan kecemasan
dunia, khususnya Amerika Serikat yang setelah Perang Dingin memainkan peran
negara hegemoni dan kekuatan tunggal di dunia. Munculnya aktor-aktor negara
yang mengembangkan nuklir seperti Iran dan Korea Utara. Negara Iran misalnya
tertarik dengan sistem pertahanan rudal dan mulai mengadakan kerjasama
pembelian rudal dari Rusia.
Jadi, hubungan-hubungan negara-negara internasional akan terus ada sehubungan dengan kepentingan
masing-masing negara. Hanya saja disini akan ada masalah ataupun muncul
sengketa ketika suatu kepentingan yang satu telah merugikan atau berbenturan
dengan kepentingan yang lain. Amerika Serikat sebagai negara adi kuasa tunggal
tidak akan pernah tinggal diam dan berupaya keras dengan jalan apapun untuk
menjaga eksistensinya.
Adapun hubungan-hubungan tersebut akan lebih fokus antara
lain dalam bidang :
a) Pertahanan dan Keamanan (militer)
b) Perekonomian
c) Budaya
d) Sosial
Pada umumnya bidang militer dan perekonomian selalu menjadi
sektor penting yang dilakukan oleh negara-negara internasional terutama
negara-negara maju dan berkembang seperti Amerika Serikat sendiri, Rusia,
Jepang, Cina, Korea, Inggris, Perancis, Jerman dan beberapa negara maju
lainnya. Karena mereka menginginkan hubungan atau kerja sama simbiosis mutualisme yang saling
menguntungkan.
Jika dilihat dari segi negatif maka juga tidak
amenutup kemungkinan akan adanya suatu Perang Dunia III ataupun Perang Dingin
II, mengingat masing-masing negara sampai sekarang terus mengembangkan
teknologinya guna memperkuat masing-masing negaranya dari ancaman luar.
Kemudian dari persaingan tersebut tidak menutup kemungkinan untuk saingan baik
dibidang militer, wekonomi, maupun bidang yang lain. Di dalam kehidupan yang
selalu berkembang dinamis ini tidak menutup kemungkinan untuk terulangnya suatu
sejarah masa lampau yaitu Perang.