polimer
Sunday, April 28, 2013
A.Bagaimana Cara Mengelompokkan Polimer
?
Dari berbagai
jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan berdasarkan
asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi
pembentukannya.
a. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan
asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1) Polimer
Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat
di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada
table di bawah ini
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Polimerisasi
|
Contoh
|
1.
|
Pati/amilum
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Biji-bijian, akar umbi
|
2.
|
Selulosa
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Sayur, Kayu, Kapas
|
3.
|
Protein
|
Asam amino
|
Kondensasi
|
Susu, daging, telur, wol, sutera
|
4.
|
Asam nukleat
|
Nukleotida
|
Kondensasi
|
Molekul DNA dan RNA (sel)
|
5.
|
Karet alam
|
Isoprena
|
Adisi
|
Getah pohon karet
|
Sifat-sifat polimer alam
kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak
elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan
terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh
lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga
wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik
(suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar
mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer
yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini,
para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian struktur molekul alam guna
mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan
polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya
titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat
kimia. Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai
yang diharapkan. Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil,
misalnya pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang
elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan
beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh
polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Terdapat pada
|
1.
|
Polietena
|
Etena
|
Kantung, kabel plastik
|
2.
|
Polipropena
|
Propena
|
Tali, karung, botol plastik
|
3.
|
PVC
|
Vinil klorida
|
Pipa paralon, pelapis lantai
|
4.
|
Polivinil alcohol
|
Vinil alcohol
|
Bak air
|
5.
|
Teflon
|
Tetrafluoroetena
|
Wajan atau panci anti lengket
|
6.
|
Dakron
|
Metil tereftalat dan etilena glikol
|
Pipa rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
|
7.
|
Nilon
|
Asam adipat dan heksametilena diamin
|
Tekstil
|
8.
|
Polibutadiena
|
Butadiena
|
Ban motor
|
9.
|
Poliester
|
Ester dan etilena glikol
|
Ban mobil
|
10.
|
Melamin
|
Fenol formaldehida
|
Piring dan gelas melamin
|
11.
|
Epoksi resin
|
Metoksi benzena dan alcohol sekunder
|
Penyalut cat (cat epoksi)
|
b. Penggolongan
Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya
Reaksi
pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah
reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul yang
besar (polimer). Ada
dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
1) Polimer adisi
Seperti
yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan
rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam
senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan
polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Pada
reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain
sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh). Artinya,
monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon berikatan
rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya
identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi
adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon dan
poliisoprena.
Berikut beberapa contoh
pembentukannya :
a.
Pembentukan polietena (polietilena) dari etena
(etilena)
O2
nCH2 =
CH2 - (CH2 - CH2)n
-
etena
tegangan tinggi polietena
b.
Pembentuka teflon dari tetrafluoro etena
nCF2 = CF2 - (CF2 - CF2)n
–
tetrafluoroetena
politetraetilena (teflon)
c.
Pembentukan polivinil dari isoprena
(2-metil-1,3-butadiena)
nCH2 = CH2 - (CH2 - CH)n
–
Cl Cl
d.
Pembentukan polisoprena dari isoprena
(2-metil-1,3-butadiena)
CH3 CH3
nH2C = C –
CH = CH2 - (HC =
C - CH
= CH)n -
Pada pembentukan
poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari nomor 1 dan C nomor 3
terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3 membentuk ikatan
rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus
mengandung ikatan rangkap. Contoh polimer adisi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Monomer
|
Polimer
|
Nama polimer
|
Kegunaan
|
Polietilena
|
Tas plastik, botol, mainan, isolasi listrik
|
||
Polipropilena
|
Karpet plastik, botol
|
||
Polistirena
|
Pernis kayu, styrofoam, isolasi plastik, gelas plastik,
mainan, bahan pengepakkan
|
||
Polivinil klorida
|
Pipa, genteng plastik
|
||
Polivinil dienklorida
|
Plastik wrap
|
||
Politetraetilena (teflon)
|
Alat masak, isolasi listrik (penutup kabel)
|
||
Poliakrilonitril
|
Wig (rambut palsu), cat, benang
|
||
Polivinilasetat
|
Tekstil, gumresin, cat
|
||
Polimetilmetakrilat
|
Bahan pembuat gelas, pembuat bola bowling
|
2) Polimer kondensasi
Kondensasi
merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara kedua monomernya.
Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa polipeptida
atau protein dan polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh
reaksi polimerisasi kondensasi. Berikut beberapa contoh pembentukan
polimerisasi kondensasi :
a) Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang
ditemukan oleh Wallace Hume Carothers di tahun 1934 sewaktu bekerja di
perusahaan Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari monomer asam 6-aminoheksanoat
(HOOCCH2(CH2)3CH2NH2).
Dalam polimerisasi ini, gugus karboksil dari monomer berikatan dengan gugus
amino dari monomer tersebut.
Perhatikan
reaksi tersebut, setiap dua monomer asam 6-aminoheksanoat akan menghasilkan
satu polimer dan dua molekul air.
Adapun
nilon-66 dibentuk dengan heteropolimer (monomernya beragam), yaitu antara
heksametilena diamina, (1,6-heksana diamin) dengan asam adipat (asam
1,6-heksanadioat).
Pada
heteropolimer (kopolimer) setiap 2 monomer yang berlainan bersatu akan
dihasilkan 2 molekul air.
b) Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron
Sama
halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2 polimer berlainan, yaitu
dari etilena glikol (polialkohol) dengan dimetil tereftalat (senyawa ester).
Dari
contoh-contoh reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa polimerisasi kondensasi
akan menghasilkan molekul kecil air dan monomernya mempunyai gugus fungsi pada
kedua ujung rantainya. Apabila dirumuskan, secara umum reaksinya adalah sebagai
berikut :
n monomer → 1 polimer
+ (n - 1) H2O
c) Penggolongan polimer berdasarkan jenis
monomernya
Berdasarkan
jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan kopolimer.
1) Homopolimer
Homopolimer adalah
polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada
polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk
polimer yang berikatan tunggal.
2) Kopolimer
Kopolimer atau
disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis. Contoh
dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer
berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun
tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi
katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer
agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan
yang diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9produk
polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak
beraturan
Pada
proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang
terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur
(produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :
Sistem
blok :
(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok
Sistem
berseling :
(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling
d) Penggolongan polimer
berdasarkan sifatnya terhadap panas
Berdasarkan
sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas,
seperti melamin).
1) Polimer termoplas
Polimer
termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali
(didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.
2) Polimer termosting
Polimer
termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan
tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin
dan bakelit.
B.
Polimer Buatan
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut ini beberapa
contoh polimer buatan di sekitar kita :
1) Karet Sintetis
Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli kimia
organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat
perolehan kebutuhan tersebut.
Karet-karet
sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer, seperti
butadiene dan stirena denganm cara kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena
disebut juga dengan Buna atau nama
dagangnya SBR (stirena-butadiena rubber). Ada
dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain yang monomernya
1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 3:1,
sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3.
polimer tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper menyamai karet alam
karena resisten oksidasi dan abrasi dibandingkan karet alam. SBR mengandung
ikatan rangkap dan dapat di cross-linked
kan dengan
sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan sebagai ban
mobil.
Jika
karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan
rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan
kembali pada bentuk semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah
neoprene yang berasal dari monomer kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.
2) Serat Sintetis
Kapas
merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa), dan
polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki
polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron
atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur
dan transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat
lembaran film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak
digunakan untuk pita rekam magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang
dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di atmosfer.
Nilon-66
merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon-66 karena
polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan enam
atom C dari molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat kain.
3) Orlon
Orlon
merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan serat
sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan
kaus kaki.
4) Plastik
Plastik
merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan
jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu sebagai berikut :
a) Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang
sifatnya ulet (liat), massa
jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara
maupun apabila terkena tanah Lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah
plastik yang banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk kantong plastik,
pembungkus halaman, ember, dsb.
b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena
mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini juga banyak
diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan panas
serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk
membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).
c) PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai
sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik, pipa paralon, pipa
kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.
d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon
merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan kimia.
Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di
pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
e) Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit
adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan
formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan
api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu
tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
f) Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil
Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass. Polimetil
metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H2C
= CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan.
Polimer ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.
C.
Kegunaan Polimer
Kegunaan
polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
a) Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik
PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya
tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam
hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar
72 % sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan
poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol dan
katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah
perawatannya.
b) Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat
dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High Density
Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung plastik
serta pembungkus makanan dan barang.
Plastik
HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang
kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.
c) Polivinil Klorida (PVC)
Plastik
PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat
tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku
dan bentuk fleksibel.
Plastik
bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa
PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil.
Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang
plastik dan isolasi listrik.
Dalam
hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68 % digunakan
untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
d) Plastik Nilon
Plastik
nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti pembentukan
protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari
Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan
halus ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing,
peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.
e) Karet Sintetik
Karet
Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu polimer
yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena. Karet
sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki
kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.
Wol
adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur
protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun
kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh
karena itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik
dan tidak mengerut pada saat pencucian.
g) Kapas
Kapas
merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak digunakan
(hamper 50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari
serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak
dipakai, dan mudah perawatannya.