Pengertian Haji dan sifat Allah
Wednesday, March 13, 2013
Haji
Haji (Bahasa Arab: حج; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
PENGERTIAN HAJI
I. PENGERTIAN HAJI / DEFINISI HAJI
Pengertian haji banyak ditulis di buku-buku fiqih. Ada beberapa perbedaan di kalangan ulama mengenai pengertian haji ini, namun perbedaan-perbedaan tersebut bukan suatu yang prinsip, melainkan sebatas pada tataran redaksional saja.Pengertian haji, secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa “Haji adalah berkunjung ke Baitullah, untuk melakukan Thawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah dan melakukan amalan – amalan yang lain dalam waktu tertentu (antara 1 syawal sampai 13 Dzul Hijjah) untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT”.
Haji diwajibkan atas kaum muslimin-muslimat yang sudah mampu satu kali seumur hidup.
II. MACAM - MACAM HAJI
a. Haji Ifrad yaitu : mendahulukan Haji daripada Umrah.b. Haji Tamattu‘ yaitu : mendahulukan Umrah baru kemudian Haji.
c. Haji Qiran yaitu : melaksanakan Haji sekaligus Umrah.
III. SYARAT RUKUN DAN WAJIB HAJI
a. Syarat Haji
1. Islam2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Merdeka
5. Mampu
b. Rukun Haji
1. Ihram2. Wukuf di Arafah
3. Thawaf Ifadlah
4. Sa’i
5. Memotong rambut / Tahallul
6. Tertib
Catatan : Rukun haji harus dilaksanakan bila ada salah satu atau lebih tidak dilaksanakan, maka tidak dapat diganti dengan dam (denda), dan hajinya batal (tidak sah).
c. Wajib Haji
1. Ihram dari Miqat2. Mabit di Muzdalifah
3. Mabit di Mina
4. Melempar Jumrah
5. Thawaf Wada’
Catatan : Wajib Haji harus dilaksanakan dan apabila salah satu ada yang ditinggalkan, maka hajinya sah tapi harus membayar dam (denda).
Haji menurut bahasa berarti
menyengaja sesuatu. Sedangkan menurut syara haji adalah menyengaja atau sengaja
mengunjungi ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat
tertentu.
Perlu diketahui bahwa sebagian praktek ibadah haji adalah ibadah badaniah dan disunatkan membaca doa-doa tertentu. Dengan menunaikan ibadah haji berarti kita harus meninggalkan rumah tangga, harta benda, sanak saudara, pekerjaan dan tanah air. Untuk itu diperlukan badan sehat dan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu betapa besar pahala haji bagi yang melaksanakannya dengan baik dan benar. Berikut
1. Ibadah haji mempunyai mempunyai persyaratan tertentu, berbadan sehat, ada biaya, tersedia kendaraan, dan aman di pelajaran.
2. Selama menunaikan ibadah haji itu dilarang bersetubuh (dengan istri / suami), berkata kasar dan berbuat maksiat.
3. Dengan ibadah haji diampuni dosanya dan mendapat balasannya.
4. Berdosa bagi muslim yang sudah memenuhi persyaratan, akan tetapi tidak menunaikan ibadah haji.
Perlu diketahui bahwa sebagian praktek ibadah haji adalah ibadah badaniah dan disunatkan membaca doa-doa tertentu. Dengan menunaikan ibadah haji berarti kita harus meninggalkan rumah tangga, harta benda, sanak saudara, pekerjaan dan tanah air. Untuk itu diperlukan badan sehat dan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu betapa besar pahala haji bagi yang melaksanakannya dengan baik dan benar. Berikut
1. Ibadah haji mempunyai mempunyai persyaratan tertentu, berbadan sehat, ada biaya, tersedia kendaraan, dan aman di pelajaran.
2. Selama menunaikan ibadah haji itu dilarang bersetubuh (dengan istri / suami), berkata kasar dan berbuat maksiat.
3. Dengan ibadah haji diampuni dosanya dan mendapat balasannya.
4. Berdosa bagi muslim yang sudah memenuhi persyaratan, akan tetapi tidak menunaikan ibadah haji.
Sifat-sifat Allah (Islam)
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib.Sifat wajib terbagi empat bagian yaitu nafsiah, salbiah, ma'ani atau ma'nawiah.
Dalil
Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang sifat-sifat Allah:- "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah : 163)
- Sesungguhnya Allah itu Amat Berkuasa atas segala sesuatu" - (Q.S Al-Baqarah: 20)
- "Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" - (QS. Al-Baqarah : 29)
- "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin : 82)
- "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS. Asy-Syura : 11)
- "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS. Al-Baqarah : 255)
- "Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid : 3)
Sifat 2
Sifat kesempurnaanDua puluh sifat yang tertera di atas yang wajib bagi Allah terkandung di dalam dua sifat kesempurnaan. Sifat tersebut adalah:
|
20 Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismlillaahir rohmaanir rohiim.
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Sifat 20 (dua puluh) yang wajib dan mustahil bagi Allah Swt, menurut kajian tasawwuf atau sufi adalah termasuk yang harus di ketahui dan di pahami pemahamannya dengan dasar untuk lebih mengerti akan hasil dari riyadhah (perjuangan) setelah melaksanakan pembersihan atau pengurangan penyakit bathin melalui cara dzikir pada maqamat yang telah di tunjukkan, guna lebih memahami akan sifat Allah Swt sebagai yang wajib di sembah setelah di pahami dengan jalan mentauhidkan Allah Swt, ini sangat terasa manfaatnya untuk mendekatkan diri kepadaNya dan lebih mengenalNya secara syari’ah,
landasan pengertiannya secara umum sebagai berikut :
- Seseorang yang beriman harus meyakini bahwa Allah Swt wajib memiliki semua sifat kesempurnaan bagi keagunganNya, dan harus yakin bahwa Allah Swt mustahil memiliki sifat kekurangan yang tidak layak pula bagi keagunganNya, juga harus yakin pula bahwa Allah Swt boleh melakukan atau meninggalkan segala sesuatu yang bersifat mungkin dan pasti bagiNya, seperti ia yang menciptakan, yang mematikan, yang menghidupkan dan sebagainya, ini merupakan sifat keyakinan bagi seseorang muslim dan muslimat yang harus di tanamkan dengan kuat pada hati sanubari setiap orang yang beriman;
- Sifat - sifat kesempurnaan pada Allah Swt yang di nukilkan dalam 20 (dua puluh) sifat adalah sifat kesempurnaan yang hanya layak bagi keagungan Allah Swt, sudah tentu pula Allah Swt yang wajib memiliki sifat tersebut, hingga sifat - sifat Allah Swt itu sebenarnya tidak hanya terbatas berdasarkan pada 99 (sembilan puluh sembilan) saja
- Mengenai sifat Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits seperti yang terdapat pada Al-Asma' ul-Husna terbagi dengan berbagai pengertian, yakni :
- Sifat akan dzat, artinya sifat yang ada pada Dzat Allah Swt, yaitu sifat 20 (dua puluh).
- Sifat akan Af'al, artinya sifat yang sebenarnya adalah perbuatan Allah Swt, seperti sifat Al-Khaliq, Al-Hayyat dan lain sebagainya.
- Sifat dzat adalah sifat yang mutlak kepunyaan Allah Swt, contohnya adalah Al-Baqa’ artinya kekal.
- Dalam pengertian sifat tersebut adalah mustahil pula bagi Allah Swt bersifat Fana, artinya sesuatu yang tidak kekal.
Arti pemahaman di sini adalah ketika
Allah Swt memiliki salah satu di antara sifat Af'al (perbuatan), maka kebalikan
dari sifat tersebut tidaklah mustahil bagi Allah Swt, seperti sifat Al-Muhyi
(maha menghidupkan) dan kebalikannya yaitu Al-Mumit (maha mematikan), Al-Mu'thi
(maha pemberi) dan kebalikannya adalah Al-Mani' (maha pencegah) dan lain – lain
seterusnya.
Sifat 20 (dua puluh) ini memang di
anggap cukup bagi seorang muslim pada meyakinkan bahwa Allah Swt memiliki
segala sifat kesempurnaan dan maha suci dari segala sifat kekurangan, di samping
juga sesuai dengan tercantum pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Dalil Aqli,
memahami akan sifat - sifat ini bagi yang wajib dan mustahil bagi Allah Swt
adalah untuk melengkapi akan tauhidnya bagi seseorang hamba dalam beribadah
kepada Allah Swt serta untuk mengenalNya.
Sifat 20 (dua puluh) Wajib Bagi Allah Swt :
- Wujud : artinya ada, ketetapan dan kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang tiada di sebabkan dengan sesuatu sebab adalah “ada”.
- Qidam : artinya sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt.
- Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak ada akhirnya
- Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith : artinya Bersalahan Allah Swt dengan segala yang baharu, pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru, yang telah ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada dzatnya, sifatnya atau perbuatannya.
- Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : artinya berdiri Allah Swt dengan sendirinya, tidak berkehendak kepada tempat yang berdiri (pada dzat) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya, karena ia tidak di jadikan tetapi telah jadi dengan sendirinya, dan tidak berkehendak kepada yang di jadikanNya.
- Wahdaniyyah : artinya satunya Allah Swt pada dzat, pada sifat dan pada perbuatanNya, tetapi bukanlah pengertiannya seperti bersatunya dzat tulang, daging, kulit dan lain sebagainya, Allah Swt bebas dari pengertian seperti itu.
- Qudrat : artinya kuasanya Allah Swt, satu sifat yang qadim lagi azali yang tetap berdiri pada zat Allah Swt, yang mengadakan tiap - tiap yang ada dan meniadakan tiap - tiap yang tiada.
- Iradah : artinya kehendaknya Allah Swt, maknanya penentuan segala tentang ada atau tiadanya, maka Allah Swt yang selayaknya menghendaki tiap - tiap sesuatu apa yang di perbuatnya, artinya kita manusia telah di tentukan dengan kehendak Allah Swt, seperti : tentang rezeki, umur, baik, jahat, kaya, miskin dan lain sebagainya
- Ilmu : artinya mengetahuinya Allah Swt, maknanya nyata dan terang akan meliputi dan maha mengetahui akan segala tiap – tiap, tiada yang tersembunyi dan rahasia bagiNya di alam jagat ini.
- Hayat : artinya hidupnya Allah Swt, ini sifat yang tetap dan qadim lagi azali pada dzat Allah Swt, ia tidak akan pernah mati, karena mati itu adalah ciptaanNya juga.
- Sama’ : artinya mendengarnya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, tiada sesuatu apapun yang luput dari pendengarannya Allah Swt.
- Bashar : artinya melihatnya Allah Swt, hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, Allah Swt wajib bersifat maha melihat pada yang dapat di lihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat, terang atau gelap, zahir atau tersembunyi dan sebagainya.
- Kalam : artinya : berkata - katanya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada, yang qadim lagi azali, yang berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an, ini merupakan perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
- Kaunuhu Qadiran : artinya keadaannya Allah Swt, ia yang berkuasa mengadakan dan mentiadakan sesuatu.
- Kaunuhu Muridan : artinya keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan menentukan tiap - tiap sesuatu.
- Kaunuhu ‘Aliman : artinya keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap - tiap segala sesuatu.
- Kaunuhu Hayyun : artinya keadaannya Allah Swt yang maha hidup, melebihi dari segala sesuatu apapun juga.
- Kaunuhu Sami’an : artinya keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujud.
- Kaunuhu Bashiran : artinya keadaannya Allah Swt yang melihat akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujudat (berupa sesuatu yang ada ).
- Kaunuhu Mutakalliman : artinya keadaannya Allah Swt yang berkata – kata, yaitu sifat yang berdiri dengan dzat Allah Swt.
20 Sifat Mustahil Bagi Allah Swt
Wajib pula bagi tiap muslimin dan
muslimat mengetahui akan sifat - sifat yang mustahil bagi Allah Swt, yang
menjadi lawan daripada sifat 20 (dua puluh) yang merupakan sifat wajib bagiNya,
berikut sifat - sifat yang mustahil bagiNya :
- ‘Adam, artinya tiada (bisa mati)
- Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui)
- Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati)
- Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
- Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
- Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
- ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
- Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa)
- Jahl, artinya jahil (bodoh)
- Maut, artinya mati (bisa mati)
- Syamam, artinya tuli
- ‘Umy, artinya buta
- Bukm, artinya bisu
- Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
- Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)
Sifat Ja’iz Bagi Allah Swt
Sifat ini artinya boleh bagi Allah
Swt mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut juga sebagai
“mumkin”.
Mumkin ialah sesuatu yang boleh ada
dan tiada.
Ja’iz artinya boleh - boleh saja,
dengan makna Allah Swt menciptakan segala sesuatu, yakni dengan tidak ada
paksaan dari sesuatupun juga, sebab Allah Swt bersifat Qudrat (kuasa) dan
Iradath (kehendak), juga boleh - boleh saja bagi Allah Swt meniadakan akan
segala sesuatu apapun yang ia mau.