makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Wednesday, March 27, 2013
makalah elastisitas permintaan dan penawaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah
satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep
elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi
terhadap permintaan dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi
pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva berubah?
Dan beberapa besar pengaruhnya?
Elastisitas
merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan
kondisi yang ada.Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan
kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
elastisitas permintaan ?
2. Apa saja Jenis-jenis elastisitas permintaan ?
3.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?
4. Apa Pengertian
elastisitas penawaraan ?
5.
Apa saja Jenis – jenis elastisitas penawaraan
?
6.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran ?
C. Tujuan
1.
Memahami pengertian
elastisitas permintaan dan penawaran
2.
Memahami Jenis-jenis
elastisitas permintaan dan penawaran
3.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran
BAB II
PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A. Pengertian
Elastisitas Permintaan
Elasstisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk
mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang
yang dibeli sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga
variable pertama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan,
yaitu: “Elastisitas Harga Permintaan, Elastisitas Silang, Dan Elastisitas
Pendapatan”.
1.
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga
permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat
berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada
presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan
dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik,
maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam analisis,
elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta
dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
a.
Rumus perhitungan
Elastisitas
permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang
terhadap perubahan harga barang tersebut.Angka yang mengukur besarnya pengaruh
perubahan harga atas perubahan jumlah barang yang diminta disebut koefisien
elastisitas permintaan, dilambangkan Ed.
Adapun
rumusnya :
Ed
Atau
Ed = Atau
Ed =
Keterangan :
Qo=Jumlah barang yang
diminta sebelum perubahan
Q1 = Jumlah barang yang
diminta Sudah ada perubahan
Po = Harga barang sebelum perubahan
P1 = Harga seletah
perubahan
∆Q = Selisih barang yang diminta
∆P = Selisih harga barang
Contoh :
Jika harga televisi berwarna turun
dari Rp 1.000.000,00 menjadi Rp 800.000,00 maka permintaan meningkat dari 20
unit menjadi 40 unit, maka elastisitasnya adalah ……..
Jawab:
Po = Rp 1.000.000,00 Qo = 20 unit
P1 = Rp 800.000,00 Q1
= 40 unit
Ed = = :
= x = 3
Haruslah diingat,
elastisitas permintaan harus digambarkan dengan angka negative sebagai tanda
adanya hubungan negative antara perubahan harga dengan permintaan.
1.
Elastisitas Silang
Koefesien yang menunjukan
sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila
terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas
permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang.
Apabila perubahan harga
barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat penghubung
diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang. Besarnya
elastisitas silang (Es) dapat dihitung berdasarkan pada rumus berikut:
Es =
Perubahan
harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain,
maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan
dari barang X di bagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y.
Apabila hubungan kedua
barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang
lain, maka tanda elastisitas silangnya adalah negative, misalnya kenaikan harga
tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain
tersebut bersifat subtitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi dan sebaliknya
2.
Elastisitas Pendapatan
Koefesien yang menunjukan
sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai
akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian dinamakan elastisitas
penerimaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan.
Besarnya elastisitas pendapatan (EY) dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut
Ey =
Apabila yang terjadi
adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang
diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta
disebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam
pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta,
maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalh negative dan barang ini
disebut dengan barang inferior atau giffen.[1][1]
B. Jenis-jenis
elastisitas permintaan
1.
Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi
jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva
berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas
barang/jasa tetap tidak berubah.
Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun
harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas),
2.
Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1.
Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.
Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk
kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan
konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat
penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi.
Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah
konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya
rasa kenyang).
3. Permintaan
uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas
permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya
uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya
lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga
belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4.
Permintaan
elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase
perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari
substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya.
Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5.
Permintaan
elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup
membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan
menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk
horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna
diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki
karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau
diproduksi oleh produsen yang berbeda.[2][2]
C. Faktor-faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan
1. Ada beberapa faktor
yang menentukan elastis harga permintaan, yaitu:
a.
Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar
b.
Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang tersebut
c.
Jenis barang dan pola preferensi konsumen
d.
Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga atau
priode waktu penggunaan barang tersebut
e.
Kemampuan relative anggaran untuk mengimpor barang
2.
Elastisitas akan besar bilamana:
a.
Terdapat banyak barang subtitusi yang baik
b.
Harga relative tinggi
c.
Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
3. Elastisitas
umumnya akan kecil, bilamana:
a.
Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
b.
Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga
yang rendah
c.
Untuk barang
tersebut tidak terdapat barang-barang subtitusi yang baik dan benda tersebut
sangat dibutuhkan[3][3]
D. Pengertian
elastisitas penawaran
1.
elastisitas
penawaran
Elastisitas penawaran ialah perbandingan
antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat
dari perubahan harga.
Es =
Atau
ES
= × Atau
ES =
Koefisien elastisitas yang diperoleh
adalah positif akibat dari korelasi yang positif antara
perubahan harga dengan perubahan jumlah barang yang diminta.
2. Tingkat Elastisitas Kurva Penawaran
Elastisitas penawaran
mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu
tedapat lima tingkatan elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas
uniter, tidak elastis dan tidak elastis sempurna.
Elastis sempurna terwujud
apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada satu harga
tertentu.Bentuk kurva penawarannya sejajar dengan sumbu datar. Tidak elastis
sempurna bentuk kurva penawarannya sejajar sumbu tegak, terwujud apabila
penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah
timggi.
Kurva penawaran yang
tidak elastis, elastisitas uniter dan elastis.Pada elastisitas uniter apabila
kurva tersebut bermula dari titik 0.kurva penawaran yang tidak elastis apabila
perubahan harga menimbulkan perubahan yang relative kecil terhadap penawaran.
Dan kurva penawaran elastis apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang
relative besar terhadap penawaran.[4][4]
E. Jenis-jenis
elastisitas penawaran
- Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
- Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
- Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
- Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
- Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.[5][5]
F. Faktor-faktor
yang mempengaruhi elastisitas penawaran
1.
Barang hasil pertanian bersifat inelastis karena sukar untuk dikurangi atau
ditambah dengan segera bila terjadi perubahan harga sebaliknya barang hasil
industri lebih bersifat elastis.
2.
Dalam jangka pendek, jika terjadi perubahan harga maka produsen sulit untuk
mengubah barang yang ditawarkan sehingga penawarannya bersifat inelastis.
Sebaliknya dalam jangka pendek dimana produsen mampu mengubah biaya tetap maka
sifat penawarannya lebih elastis.
3.
Munculnya atau menghilangnya produk saingan.
4.
Adanya terobosan untuk membuat barang baru.
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu
dimana penawaran tersebut dianalisis
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah,
para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka
menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut.
Adapun tiga waktu
tersebut adalah:
- Tiga immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar, kurva penawarannya in elastis sempurna.
- The short run, adalah suatu priode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran unity.
- The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis.[6][6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elastisitas harga
permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi)
berubah ketika harganya berubah.Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk
prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu
persen perubahan harga.
Elastisitas harga
penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika
harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan
atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Setiap perubahan harga
akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap
perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu
barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang
besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas
permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana
kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat
dari suatu perubahan harga.
B. Saran – saran
Interaksi
antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan harga pasar,
apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen, sama
persis dengan jumlah yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan
pasar bisa tercapai apabila kurva permintaan dan penawaran berpotongan, titik
perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : Citra Pustaka
Mandiri
Sukwiaty,
Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta : Binapura Aksara
Yasinta. 2008. Elastisitas
Permintaan dan Penawaran. Wordpress.com : yasinta
Chaeraniirm. 2012. Elastisitas
Permintaan dan Penawaran. blogspot.com : chaeraniirma
Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran
Analisis
permintaan dan penawaran memberikan bantuan yang sangat berarti kepada ahli
ekonomi dalam memahami beberapa peristiwa ekonomi yang wujud dalam masyarakat.
Teori
permintaan dan penawaran berguna untuk menerangkan interaksi antara penjual dan
pembeli di pasar persaingan sempurna.
Pasar
persaingan sempurna yaitu di dalam pasar – pasar terdapat banyak penjual dan
pembeli.
Hal – hal
yang diterangkan dalam bab ini adalah :
1.
Masalah jangka panjang yang dihadapi sector pertanian :
·
Permintaan lambat pertambahannya
·
Perkembangan teknologi pesat
2.
Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek
3.
Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
4.
Kebijakan harga maksimum dan efeknya
5.
Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual
MASALAH
JANGKA PANJANG SEKTOR PERTANIAN
Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sector pertanian memiliki arti
penting karena sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian
dan sebagian besar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil –
hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi
peranan sector pertanian yang besar tersebut. Dalam perekonomian yang sudah
modern, seperti di Amerika Serikat dan di Negara – Negara Eropa Barat,
pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangannya terhadap
produksi nasional.
Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sector pertanian dalam
menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga
merosot. Di Negara industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan
kegiatan di sector pertanian. Sedangkan di Negara – Negara yang baru saja mulai
berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan bekerja di sector
pertanian.
Kemunduran peranan sector pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai
tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua factor, ialah permintaan terhadap
hasil pertanian yang lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi di sector
pertanian yang memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi.
PERTAMBAHAN PERMINTAAN BARANG
PERTANIAN LAMBAT
Pertumbuhan
ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Di
negara-negara Barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan
abad yang lalu adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka
bertambah beberapa kali lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang.
Bagaimana pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar tersebut
digunakan? Lebih khusus lagi, sampai di manakah pertambahan pendapatan itu akan
mempengaruh permintaan terhadap barang pertanian?
Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu
Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu
tidaklah
bebanding lurus dengan kenaikan pendapatan.Pertambahan konsumsi barang-barang
bukan pertanian seperti barang pakaian, perumahan, barang tahan lama,
hiburan dan pelancongan mengalami pertambahan yang lebih cepat dari pada
pertambahan pendapatan.Ini berartibarang-barang seperti itu mempunyai elastisitas
permintaan pendapatan yang tinggi. Sebaliknya, permintaan terhadap hasil –
hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan kenaikan
pendapatan, yang berarti bahwa elastisitas permintaan pendapatannya rendah.
Akibatnya, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil daripada
pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian. Dengan kata
lain, tingkat kenaikan permintaan barang industri lebih cepat. Maka kenaikan
harganya akan mengalami pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan
dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang
perbedaan harga barang industri dan barang pertanian cenderung untuk menjadi
semakin melebar.
KEMAJUAN
TEKNOLOGI YANG PESAT
Perkembangan
teknologi yang cepat disuatu sector memungkinkan kenaikan produtivitas yang
tinggi.
Contoh :
Dalam tahun 1929 di Amerika serikat sebanyak 12,8 juta orang bekerja disektor
pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929 ,
kalau dihasilkan pada
masa sekarang yaitu kurang lebih sesudah tujuh decade,
hanya memerlukan sebanyak
1,7 orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar kenaikan
produktivita seseorang yang berlaku daalam masa lebih dari 70 thun
lalu di Amerika Serikat.
Akibatnya untuk Amerika Serikat dan Negara-negara maju lainnya
adalah produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila
terdapat cukup banyak permintaan.
Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami
perkembangan
yang jauh lebih lambat daripada kemampuannya untuk menambah
produksi pertanian.
Keadaan
tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sector pertanian
dinegara-negara maju .
1.
Hal ini mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sector pertanian ke
sector industry . tetapi perpindaahan itu pada umumnya tidaklah secepat
seeperti yang diinginkan dan ini terutama disebabkan oleh karena kekurangan
keseempatan kerja di sector lain.
2.
Kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian.
Jumlah yang dapat di produksi oleh para petani adalah melebihi daripada yang
diperlukan oleh masyarakat . Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian
cenderung untuk tetap berada ditingkat yang sangat rendah.
MASALAH JANGKA PANJANG PERTANIAN DALAM GRAFIK
Masalah jangka panjang sector pertanian dapat juga diterangkan dalam bentuk
kurva permintaan dan penawaran.
Kecenderungan
Harga Hasil Pertanian dalam Jangka Panjang
Masalah
Jangka Pendek dalam Sektor Pertanian
Dalm jangka
pendek harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami naik turunyang
relative besar. Harganya Boleh mencapai tingkat yang sangat tinggi pada
suatu masa, sebaliknya mengalami kemerosotan yang sangat buruk dimasa
berikutnya. Ketidak stabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan
dan penawaran terhadap berang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifat ini
menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila
permintaan atau penawaran mengalami perubahan.
Factor yang
menyebabkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan
kepada dua sumber berikut :
a.
Naik turunnya permintaan
b.
Naik turunnya penawaran
Ketidakstabilan
yang Bersumber dari Perubahan Penawaran
Produksi
pertanian sangat dipengaruhi oleh factor alamiah. Padda umumnya, produksi hasil
pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke musim lainya. Perubahan
musuman ini terutama dipengaruhi oleh cuaca, ikllim dan factor-factor ilmiah
lainya. Disamping itu serangan hama tanaman dan binatang pengganggu juga dapat
menimbulkan pengaruh yang penting terhadap perubahan produksi hasil pertanian. Factor-factor
ini menyebabkan tingkat produksi pertanian cenderung mengalami perubahan
yang relative besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi barang-barang
industry.
Dalam jangka
pendek maupun jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat
tidak elastic. Dalam jangka
panjang ini disebabkan karena elastisitas permintaan pendapatan terhadap barang-barang
pertanian adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan
kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan.
Dalam jangka
pendek, ia tidak elastic karena kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan
barang kebutuhan pokok harian, yaitu digunakan setiap hari. Walaupun harganya
sangat meningkat, namunn jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi.
Sebaliknya, pada waktu harga sangat merosot konsumsi tidak akan banyak
bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relative tetap tadi.
Ketidakstabilan
yang Ditimbulkan Oleh Perubahan Permintaan
Ada beberapa
factor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak
elastic :
a.
Barang- barang pertanian dihasilkan secara bermusim
b.
Kapasitas memprooduksi sector pertanian cenderung untuk mencapai tingkat
yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan.
c.
Beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat
diperoleh.
Permintaan,
Pendapatan dan Penggunaan Tenaga Kerja
Pendapatan
produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari
permintaan yang merosot.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian, perubahan permintaan
lebih mempengaruhi pendapatan daripadda kesempatan kerja.
Dalam
kegiatan industry perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja
sedangkan pendapatan ( terutama pendapatan tiap pekerja ) tidak mengalami
perubahan sebesar pada sector pertanian.
Menstabilkan
Harga dan Pendapatan Pertanian
Untuk
menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian, berbagai negara
melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu :
1.
Membatasi (menentukan quota ) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap
produsen
2.
Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya dipasaran
bebas.
3.
Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah lebih rendah
daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
Membatasi
jumlah produksi
Untuk
menjaga agar produksi tidak mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga
menimbulkan masalah-masalah yang menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen
hasil pertanian,pemerintah dapat membatasi jumlah produksi.
Kebijakan membatassi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi
secara pasar bebas, menimbulkan dua macam perubahan, yaitu :
a.
Harga barang akan naik
b.
Jumlah yang boleh diproduksi dan dijual para petani berkurang.
Kebijakan
membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan
mencapai sasarannya hanya apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi
produksinya adalah bersifat tidak elastic.
Campur
tangan dalam jual beli
Cara lain
yang dapat dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar
petani menerima harga yang wajar adalah dengan melakukan jual beli hasil
pertanian yang harganya akan distabilkan. Untuk melakukan campr tangan ini,
pemerintah perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan
menyimpan stok barang yang akan diperjual belikan.
Dalam
persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut :
a.
Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan oleh pasar bebas
b.
Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga
keseimbangan pasar bebas.
Dalam
kebijakan ini yang dilakukan pemerintah adalah :”didalam jangka panjang tingkat
harga adalah sama dengan harga keseimbangan yang ditentukan dalam pasar bebas
“. Jadi pada hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa yang ditentukan oleh pasar
bebass sudah cukup wajar dan tidak perlu diubah.
Menetapkan
harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan
Kebijakan
yang lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tingkat
yang lebih tinggi daripada yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang
demikian dikenal sebagai kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah.
Menstabilkan
pendapatan dengan Subsidi
Dalam
kebijakan ini pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga
jaminan yang akan diterima petani untuk setiap produksinya.
Harga
jaminan adalah lebih tinggi dari harga jaminan yang dicapai dipasar. Jumlah
subsidi yang akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah
sebesar perbedaan antara harga jaminan dan harga keseimbangan.
Kebijakan
harga maksimum
Kebijakan
harga maksimum bertujuan untuk mengendalikan harga pada tingkat yang
lebih rendah daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas
Implikasi
kebijakan harga maksimum
Karena
kebijakan harga maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka
kebijakan seperti itu berkecendrungan untuk menciptakan pasar gelap ialah
kegiatan jual beli yang dilakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan
kebijakan harga maksimum yang dilaksanakan. Sekiranya pemerintah tidak dapat
menghindari kecendrungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat dipandang
gagal dan tidak menemui sasarannya.
Salah satu
cara untuk mengurangi kegiatan pasar gelap ialah dengan mengenakan hukuman atau
dend ayang berat kepada pihak-pihak yang melakukannya. Tinfakan lain yang juga
bisa dilakukan adalah melakukan penjatahan . Yaitu pembeli
diperbolehkan membeli sejumlah tertentu saja, tetapi jumlahnya adalah
kurang dari yang diinginkannya.
Dengan
penjatahan ini, para pembeli tidak memperoleh sebanyak yang diinginkannya namun
, penjatahan dapat mengurangi keinginan untuk melakukan pembelian dipasar gelap
dan sekaligus mengurangi kemungkinan terwujudnya harga yang tinggi dipasar
gelap.
Pengaruh
Pajak Penjualan
Pajak
penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada
waktu jual beli atas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan.
Pajak
penjualan dikenakan dalam bentuk suatu presentasi tertentu dari hasil
penjualan.
Sebagian
dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul pleh penjual. Pembagian beban
pajak antara pembali dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax incidence.
Untuk
menganalisis insiden pajak perlu dilihat prporsi beban pajak diantara pembeli
dan penjual pada masing-masing keadaan berikut :
§
Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban pajak yang
ditanggung pembeli dan penjual
§
Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggumg
pembeli dan penjual.
INSIDEN
PAJAK DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Untuk
melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi insiden pajak akan
dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang
dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana
permintaan yang elastis dengan permintaan yang tidak elastis.
Kesimpulannya
:
§
Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan
ditanggung oleh para pembeli.
Apabila
kurva permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan dibayar
oleh penjual. Apabila kurva permintaan tidak elastis sempurna maka seluruh
pajak penjualan ditanggung pembeli.
§
Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang
diperjualbelikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh
pemerintah.
INSIDEN
PAJAK DAN ELASTISITAS PENAWARAN
Untuk
melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua
keadaan keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan kedua kurva
penawaran adalah tidak elastis. Dalam kedua keadaan itu dimisalkan kurva
permintaan tetap sama. Insiden pajak yang ditunjukkan dalam gambar berikut :
Insiden
pajak dan elastisitas permintaan
1.
Penawaran elastis
2.
Penawaran tidak elastis
Dari gambar
diatas dapat disimpulkan dua hal berikut :
§
Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akan
ditanggung pembeli. Seluruh beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva
penawaran bersifat elastis sempurna. Sebaliknya seluruh beban pajak akan
ditanggung penjual apabila kurva penawaran bersifat tidak elastis sempurna.
§
Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin
elastis kurva penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
EFEK SUBSIDI
PEMERINTAH
Untuk
melihat bagaimana subsidi dapat memberi manfaat kepada pembeli dan penjual akan
digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap
mereka. Tentunya bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang
terjadi. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi
biaya produksi yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai
kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat menurunkan harga. Sampai
dimana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah
bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.
Subsidi
dan Elastisitas Permintaan
Gambar efek
subsidi dan elastis permintaan
Dapat
disimpulkan bahwa :
§
Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan
diperoleh penjual.
§
Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
Subsidi
dan elastis penawaran
Gambar efek
subsidi dan elastisitas penawaran
1.
Penawaran elastis
2.Penawaran tidak elastis
Dapat
disimpulkan bahwa :
§
Semakin elastis penawaran, semakin kecil bagian dari subsidi yang akan
diperoleh penjual.
§
Semakin elastis penawaran, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Didalam perekonomian yang belum berkembang sektor pertanian penting sekali peranannya. Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan tinggi ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu:- Pertambahan Permintaan Barang Pertanian Lambat
- Kemajuan Teknologi yang Pesat
Dalam jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya mencapai tingkat yang sangat tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemerosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Faktor yang menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan pada dua sumber berikut:
- Bersumber dari perubahan penawaran
- Bersumber dari perubahan permintaan
Dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja. Sedangkan dalam dalam kegiatan industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan tiap pekerja tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.
Menstabilkan Harga dan Pendapatan Pertanian
Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian dilakukan dengan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan itu dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
- Membatasi tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
- Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya dipasaran bebas.
- Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
Adakalanya timbul keadaan dimana penawaran terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar. Dalam pasar bebas keadaan seperti ini akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi dari harganya yang wajar. Kebijakan harga maksimum bertujuan untuk mengendalikan harga pada tingkat yang lebih rendah daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas tersebut.
Karena kebijakan harga maksimum disebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan harga maksimum cenderung untuk menciptakan pasar gelap. Kelebihan permintaan akan mendorong para penjual secara diam-diam menawarkan barangnya pada harga yang lebih tinggi.
Pengaruh Pajak Penjualan
Pungutan pajak penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut.
- Insiden Pajak dan Elastisitas Permintaan
Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan.
- Insiden Pajak dan Elastisitas Penawaran
Semakin elastis kurva penawaran semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan.
Pengaruh Subsidi Pemerintah
Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Subsidi dapat menurunkan harga. Keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi bergantung pada besarnya penurunan harga yang berlaku.
- Subsidi dan Elastisitas Permintaan
Semakin elastis permintaan semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.
- Subsidi dan Elastisitas Penawaran
Semakin elastis penawaran semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.