TRIKORA
Friday, October 19, 2012
1.
PENGERTIAN
TRIKORA
Tri
Komando Rakyat (Trikora)
Dalam rangka mempersiapkan kekuatan militer untuk merebut Irian barat, Pemerintah Republik Indonesia mencari bantuan senjata keoada luar negeri. Pada mulanya pemberlian senjata diharapkan berasal dari Negara-negara Barat terutama pada Negara Amerika Serikat. Namun harapan itu tidak terwujud. Kemudian Pemerintah mengalihkan pembelian senjata kepada Negara-negara komunis dibawah pimpinan Uni Sovyet. Pada bulan desember 1960, Msi Indonesia dibawah pimpinna Menteri Keamanan Nasional /KASAD A.H Nasution pergi ke Moskow. Misi ini berhasil mengadakan perjanjian pembelian senjata. Setelah itu menyusul misi kedua tahun 1961 dan misi ketiga.
Belanda mulai menyadari bahwa jika Irian Barat tidak diserahkan secara damai kepada Indonesia, maka Indonesia akan berusaha membebaskannya secara militer (operasi militer). Ada tanggal 19 desember Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat (Trikora).
Isi Trikora itu adalah sebagai berikut :
1. Gagalkan pembentukan Negara papua bikinan Belanda Kolonial
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air Indonesia.
Realisasi pertama dari Trikora adalah pembentukan Komando Operasi Militer yang diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Komando Mandala dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 dengan komandannya Mayjen Soeharto. Dengan berbekal tekad dan semangat untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman colonial Belanda,
Komando Mandala melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
Dalam rangka mempersiapkan kekuatan militer untuk merebut Irian barat, Pemerintah Republik Indonesia mencari bantuan senjata keoada luar negeri. Pada mulanya pemberlian senjata diharapkan berasal dari Negara-negara Barat terutama pada Negara Amerika Serikat. Namun harapan itu tidak terwujud. Kemudian Pemerintah mengalihkan pembelian senjata kepada Negara-negara komunis dibawah pimpinan Uni Sovyet. Pada bulan desember 1960, Msi Indonesia dibawah pimpinna Menteri Keamanan Nasional /KASAD A.H Nasution pergi ke Moskow. Misi ini berhasil mengadakan perjanjian pembelian senjata. Setelah itu menyusul misi kedua tahun 1961 dan misi ketiga.
Belanda mulai menyadari bahwa jika Irian Barat tidak diserahkan secara damai kepada Indonesia, maka Indonesia akan berusaha membebaskannya secara militer (operasi militer). Ada tanggal 19 desember Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat (Trikora).
Isi Trikora itu adalah sebagai berikut :
1. Gagalkan pembentukan Negara papua bikinan Belanda Kolonial
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air Indonesia.
Realisasi pertama dari Trikora adalah pembentukan Komando Operasi Militer yang diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Komando Mandala dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 dengan komandannya Mayjen Soeharto. Dengan berbekal tekad dan semangat untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman colonial Belanda,
Komando Mandala melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
1.
Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-oprasi militer dengan
tujuan pengembalian wilayah propinsi Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan
Negara Republik Indonesia.
2. Mengembangkan situasi di wilayah Propinsi Irian Barat sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi dan dalam waktu yang singkat agar wilayah Irian Barat dapat diciptakan secara de facto wilayah-wilayah yang bebas atau diddukkan unsure-unsur kekuasaan pemerintah daerah Republik Indonesia.
Dengan tugas yang cukup berat itu, Komando Mandala merencanakan tiga fase dalam pembebasan Irian Barat. Ketiga fase itu adalah fase infiltrasi, fase eksploitas dann fase konsolidasi.
Dalam tahap ini pula, Telah gugur putra terbaik Indonesia yakni Deputi 1 Kasal Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno sebagai Komandan Kapal Macan Tutul. Mereka gugur beserta tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi karena pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.
2. Mengembangkan situasi di wilayah Propinsi Irian Barat sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi dan dalam waktu yang singkat agar wilayah Irian Barat dapat diciptakan secara de facto wilayah-wilayah yang bebas atau diddukkan unsure-unsur kekuasaan pemerintah daerah Republik Indonesia.
Dengan tugas yang cukup berat itu, Komando Mandala merencanakan tiga fase dalam pembebasan Irian Barat. Ketiga fase itu adalah fase infiltrasi, fase eksploitas dann fase konsolidasi.
Dalam tahap ini pula, Telah gugur putra terbaik Indonesia yakni Deputi 1 Kasal Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno sebagai Komandan Kapal Macan Tutul. Mereka gugur beserta tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi karena pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.
2.
PENGERTIAN DWIKORA ( DWI KOMANDO RAKYAT )
Kependekan dari Dwi Komando Rakyat, merupakan
komando Presiden Soekarno dalam melancarkan konfrontasi bersenjata terhadap
Malaysia untuk menghalangi berdirinya negara Malaysia. Komando ini dikeluarkan
dalam pidato Presiden di muka apel besar sukarelawan di Jakarta tanggal 3 Mei
1964, yang berisi dua hal: (I) perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan (2)
bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Serawak, dan
Brunei. Lahirnya Dwikora tidak lepas dari peranan PKI dalam pemerintahan, yang
pengaruhnya membelokkan politik bebas aktif masuk ke arah pengaruh RRC, yang
memunculkan apa yang disebut Poros Jakarta-Beijing.
3.TRI TURA (Tri Tuntutan Rakyat )
Tri Tuntutan Rakyat (atau biasa disingkat Tritura)
adalah 3
tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa
yang tergabung dalam Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan
aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI),
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI),
dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Angkatan
Bersenjata.
Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama BBM. Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura.
Isi Tritura adalah:
Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama BBM. Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura.
Isi Tritura adalah:
- Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
- Perombakan kabinet DWIKORA
- Turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan
Tuntutan pertama dan kedua sebelumnya sudah pernah
diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September). Sedangkan tuntutan
ketiga baru diserukan saat itu. Tuntutan ketiga sangat menyentuh kepentingan
orang banyak.
PENGERTIAN DIKRET PRESIDEN
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit
yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli
1959. Isi dekrit ini adalah pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan
penggantian undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD '45. Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia
yang pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dekrit ini adalah pembubaran Badan
Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian undang-undang dasar dari UUD
Sementara 1950 ke UUD '45.
Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan akhir dari upaya penyusunan UUD
Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan akhir dari upaya penyusunan UUD