model Penelitian Sejarah Islam
Saturday, October 20, 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
bahwa hanya dangan petunjuk dan hidayah-Nya sajalah makalah ini bisa selesai
dan bisa terwujud sehingga sampai dihadapan para pembaca yang berbahagia.
Semoga kiranya memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan bagi para
pembaca pada masa sekarang dan yang akan datang.
Pada era globalisasi dan informasi saat ini, yang ditandai seamakin menipis dan hilangnya batas pemisah antara nilai-nilai dan lingkungan budaya bangsa, yang diikuti dengan kecendrungan terbentuknya nilai-nilai budaya yang bersifat universal, tampak studi tentang Ilmu Pendidikan Islam mejadi sangat penting dan mendapakan perhatian yang sangat luas, baik dikalangan umat Islam maupun dikalangan non Islam. Urgensi Ilmu Pendidikan Islam masa sekarang paling tidak dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi internal dan ekternal. Dengan sisi internal dimaksudkan adalah nilai-nilai dan sistem budaya yang berada dalam lingkungan umat Islam itu sendiri, sedangkan sisi ekternal yang dimaksudkan adalah nilai-nilai dan sistem budaya diluar kalangan Islam.
Pada era globalisasi dan informasi saat ini, yang ditandai seamakin menipis dan hilangnya batas pemisah antara nilai-nilai dan lingkungan budaya bangsa, yang diikuti dengan kecendrungan terbentuknya nilai-nilai budaya yang bersifat universal, tampak studi tentang Ilmu Pendidikan Islam mejadi sangat penting dan mendapakan perhatian yang sangat luas, baik dikalangan umat Islam maupun dikalangan non Islam. Urgensi Ilmu Pendidikan Islam masa sekarang paling tidak dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi internal dan ekternal. Dengan sisi internal dimaksudkan adalah nilai-nilai dan sistem budaya yang berada dalam lingkungan umat Islam itu sendiri, sedangkan sisi ekternal yang dimaksudkan adalah nilai-nilai dan sistem budaya diluar kalangan Islam.
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..1
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………….2
1. BAB I
a. Pendahuluan……………………………………………………………….3
b. Pengertian………………………………………………………………….3
c. Misi
ajaran Islam…………………………………………………………..3
2. BAB II
a. Model
Penelitian Sejarah Islam…………………………………………...5
b. Pengertian…………………………………………………………………5
c. Metode memahami
islam…………………………………..5
d. Telaah “
konstruksi teori” penelitian agama………………………………………….8
e. Teori-teori
penelitian agama……………………………………………………....10
3.
BAB III
a. Penutup……………………………………………………………………11
b. Kesimpulan……………………………………………………………….11
c. Saran……………………………………………………………………...11
4.
Daftar Pustaka………………………………………………………………..12
BAB I
PENDAHULUAN
1.
PENGERTIAN
MISI AJARAN ISLAM
Studi terhadap
misi ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam adalah sangat diperlukan karena beberapa
sebab sebagai berikut :
Pertama
untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam yangdidasarkan
kepada alasan yang sifatnya bulan hanya normatif , yakni karenadiperintah oleh
Allah, dan bukan pula karena emosional semata-mata karenadidukung oleh argumentasi yang
bersifat rasional, kultural dan aktual. Yitu argumenyang masuk akal, dapat
dihayati dan dirasakan oleh umat manusia.
Kedua,
untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa Islam baik secaranormatif
maupun secara kultural dan rasional adalah ajaran yang dapat membawamanusia kepada
kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengganggu keyakinanagama Islam.
Ketiga,
untuk
menghilangkan citra negatif dan sebagian Masyarakat terhadapajaran Islam.
A.Terdapat sejumlah argumentasi yang
dapat digunakan untuk menyatakan bahwa misi ajaran Islam sebagai
pembawa rahmat bagi seluruh alam.Argumentasi tersebut dikemukakan sebagai berikut :
Pertama
untuk menunjukkan bahwa Islam sebagai
pembawa rahmatdapat dilihat dari pengertian Islam itu sendiri. Kata Islam makna aslinyamasuk dalam
perdamaian, dan oran Muslim ialah orang yang damai denganAllah dan damai dengan
manusia. Damai dengan Allah, artinya berserah dirisepenuhnya
kepada kehendak-Nya dan damai dengan manusia bukah saja berarti
menyingkiri berbuat jahat dan sewenang-wenang kepada sesamanya,melainkan pula
ia berbuat baik kepada sesamanya. Dua pengertian inidinyatakan dalam Alqur’an sebagai
inti agama Islam yang sebenar-benarnya.Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut :Islam adalah agama perdamaian dan dua ajaran
pokoknya, yaituKeesaan Allah, dan kesatuan atau persaudaraan umat
manusia, menjadi buktiyang nyata bahwa agama
Islam selaras benar dengan mananya. Islam bukansaja dikatakan sebagai agama
sekalian Nabi Allah, sebagaimana tersebut di atas, melainkan juga
sesuatu yang secara taksadar tunduk sepenuhnya kepadaundang-undang Allah, yang
kita saksikan pada alam semesta.
Pertama
, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat
dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam dalam menangani berbagai
problematika agama,sosial, ekonomi, politik,
hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya.Dari sejak kelahirannya lima belas abad yang lalu Islam senantiasa
hadir memberikan jawaban terhadap permasalahan di atas. Islam sebagaimanadikatakan H.A.R. Gibb bukan semata-mata ajaran tentang
keyakinan saja,melainkan sebagia sebuah sistem kehidupan yang multi
dimensial.Dalam bidang sosial, keadaan masyarakat terbagi-bagi kedalam sosialatau kasta yang dibedakan berdasarkan suku bangsa,
bahasa, warna kulit,harta benda, jenis
kelamin, dan lain sebagainya. Dengan sistem kelas yangdemikian, maka tidak akan
terjadi mobilitas vertikal yang didasarkan pada pretasinya
masing-masing.Selanjutnya dalam bidang
ekonomi, ditandai oleh praktik mendapatkan
uang dengan menghalalkan segala cara, seperti dengan praktik riba,
mengurangi timbangan, menipu, monopoli, kapitalisme, dan sebagainya.Keadaan yang demikian itu pada gilirannya membawa
mereka yang kayasemakin kaya dan yang
miskin semakin miskin. Persaingan yang tidak sehatterjadi diantara
mereka. Manusia telah menjadi budah dari harta benda.Selanjutnya dalam bidang
pendidikan, ditandai oleh keadaana di mana pendidikan
atau ilmu pengetahuan hanya milik kaum elit. Rakyat dibiarkan bodoh
sehingga dengan mudah dapat disesatkan akidahnya dan selanjutnyadengan
mudah dapat diperbudak.
BAB II
PEMBAHASAN
M o d e l P e n e l I t I a n S e j a r a h I s l a m
A.STUDI ISLAM
Dikalangan para ahli masih terdapat
perbedaan disekitar permasalahan apakah studi islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam bidang
ilmu pengetahuan,mengingat sifat dan karakteristik antara ilme pengetahuan dan
agama berbeda.Pada dataran normativitas studi
Islam agaknya masih banyak terbebanioleh misi kagamaan yang bersifat memihak,
romantis, dan apologis, sehinggakadar muatan analisis, kritis, medodologis,
historis, empiris, terutama dalammenelaah
teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulukurang begitu ditonjolkan, kecuali dalam lingkungan
para peneliti tertentu yangmasih sangat terbatas.dengan demikian secara
sederhana dapat dekemukakan jawabannya bahwadilihat dari segi normatif
sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran dan hadis,maka Islam lebih merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya pradigma ilmu pengetahuan, yaitu pradigma
analisistis, kritis, metodologis,historis,
dan empiris. Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak romantis,apologis, dan
subjektif. sedangkan jika dilihat dari segi historisnya yakni islamdalam arti
yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalamsejarah
kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplinilmu,
yakni ilmu keislaman atai
Islam
Studies
Perbedaan dalammelihat Islam yag
demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri.
Ketika islam dilihat dari sudur normatif, Islam merupakan agama yang di
dalamnya berisi ajaran Tuhan denganurusan akidah dan
muamalah
sedangkan
ketika Islam dilihat dari sudut historis atausebagaimana yang tampak dalam
Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu ( IslamicStudies ).
B.METODE MEMAHAMI ISLAM
Pada bagian ini penulis akan mencoba
menelusuri metode memahami Islam sepanjang yang dapat dijumpai dari berbagai
literatur keislaman. Dalam buku herjudul Tentang Sosiologi Islam, karya Ali
Syari'ati, dijumpai uraiansingkat mengenai metode memahami yang pada intinya Islam
harus dilihat dari berbagai
dimensi. Dalam hubungan ini, ia mengatakan jika kita meninjau Islamdari
satu sudut pandangan saja, maka yang akan terlihat ha-nya satu dimensi sajadari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita
berhasil melihatnya secaratepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan.Buktinya ialah
Alquran sendiri. Kitab ini memiliki banyak dimensi; sebagiannyatelah dipelajari
oleh sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah. Satu dimensi,misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra Alquran. Para
sarjanasastra telah mempelajarinya secara
terperinci. Dimensi lain terdiri atas tema-temafilosofis
dan keimanan Alquran yang menjadi bahan pemikiran hagi para filosof serta
para teolog hari ini. Dimensi alquran lainnya lagi yang belum dikenal ialahdimensi manusiawinya, yang mengandung persoalan historis, sosiofogis, dan psikologis.
Dimensi ini belum banyak dikenal, karena sosiologi, psikologi ilmu-ilmu manusia memang jauh lebih muda dibandingkan ilmu-ilmu alam. Apalagiilmu sejarah yang merupakan ilmu termuda di dunia. Namun yang
dimaksudkandengan ilmu sejarah di sini tidaklah identik dengan data historis
ataupun buku- buku sejarah yang
tergolong dalam buku-buku tertua yang pernah ada.
Untuk memahami
islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukanempat cara. :
Pertama
Islam harus
dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alqurandan Al-Sunnah Rasulullah. Kekeliruan
memahami Islam, karena orang hanyamegenalnya dari sebagian ulama dan pemeluknya
yang telah jauh dari bimbinganAlquran dan
Al-Sunnah, atau melalui pengenalan dari sumber – sumber kitabfiqih dan tasawuf
yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembanganzaman.
Mempelajari Islam dengan cara demikian akan menjadikan orang tersebutsebagai
pemeluk Islam yang sinkretisme, hidup penuh bid’ah dan khurafat, yaknitelah
tercampur dengan hal-hal yang tidak Islami, dari ajaran Islam yang murni.
Kedua
Islam harus
dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial,artinya
dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat
tidak secara. sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan
membahayakan,menimbulkan
skeptis, bimbang dan penuh keraguan.
Ketiga
Islam perlu
dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh paraulama besar
Keempat
Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan
normatif teologisyang ada dalam Alquran, baru kemudia dihubungkan dengan
kenyataan historis,empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat. Dengan cara
demikian dapatdiketahui tingkat kesesuaian atau kesenjangan antara Islam yang
berada padadataran normatif teologis yang ada dalam Alquran dengan Islam yang
ada padadataran historis, sosiologis, dan
empiris
Memahami Islam dengan cara keempat sebagaimana disebutkan
di atas,akhir-akhir ini sangat diperlukan dalam upaya menjunjukkan peran sosial
dankemanusiaan dari ajaran Islam itu
sendiri.Dari uraian tersebut kita melihat
bahwa metode yang dapat digunakan.untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macam. Pertama, metodekomparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan
membandingkan seluruhaspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama
lainnya, dengar. carademikian akan dihasilkan pemahaman
Islam yang objektif dan utuh Kedua,metode
sintesis, vaitu
suatu cara memahami Islam yang memadukan antarametode ilmiah
dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnyadengan metode teologis normatif. Metode ilmiah
digunakar. untuk memahamiIslam yang tampak dalam kenyataan historis, empiris, dar
sosiologis, sedangkanmetode
teologis normatif digunakan untuk memaham:
Islam yang terkandungdalam
kitab suci. Melalui metode teologis normatif ini seseorang memulainya
darimeyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini didasarkan pada
alasan,karena agama berasal dari Tuhan dari apa yang berasal dari Tuhan mutlak
benar,maka agamapun mutlak
benar Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agamasebagaimana
norma ajaran yang
berkaitan dengan berbagai aspek kehidupanmanusia yang secara keseluruhan diyakini amat ideal.
Melalui metode teologisnormatif yang tergolong
tua usianya ini dapat dihasilkan keyakinan dan kecintaanyang kuat, kokoh, dan
militan pada Islam, sedangkan dengan metode ilmiah yangdinilai sebagai
tergolong Muda usianya
ini dapat dihasilkan kemampuanmenerapkan Islam yang
diyakini dan dicintainya itu dalam kenyataan hidup sertamemberi jawaban
terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi manusia
TELAAH “
KONSTRUKSI TEORI” PENELITIAN AGAMA.
PENGERTIAN "KONSTRUKSI TEORI" PENELITIAN AGAMA
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. PoerwadarmintaMengartikan konstruksi adalah cara
membuat (menyusun) bangunan – bangunan(jembatan dan sebagainya); dan dapat pula
berarti susunan dan hubungan kata dikalimat
atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yangdikemukakan
sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian); dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum
yang dasar suatu kesenian atauilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula
berarti pendapat, cara-cara, danaturan-aturan untuk melakukan sesuatu.
Selanjutnya, dalam ilmu penelitian
teori-teori itu pada hakikatnyamerupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai
adanya suatuhubungan
positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentudalam masyarakat, misalnya kita ingin meneliti
gejala bunuh diri. sudahmengetahui
tentang teori integrasi atau kohesi sosial dari Emile Durkheim(seorang ahli sosiologi Perancis kenamaan), yang
mengatakan adanya hubungan positif
antara lemah dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri dari pengertian
– pengertian tersebut, kita dapat memperroleh suatu kesimpulan bahwayang
dimaksud dengan Ksnstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari
suatu pendapat, asas-asas atau hukum – hukum mengenai sesuatu yang antara
suatu danlainnya saling berkaitan, sehuingga membentuk suatu banunan.
Adapun penelitian berasal dari kata
teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang dilakukan secara
saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan, tujuan pokok dari kegiatan penelitian
ini adalah mencari kebenaran-kebenaran
objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.Kebenaran – kebenaran objektif yang diperoleh
tersebut kemudian digunakansebagai
dasar atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau perbaikandalam masalah-masalah teoritis dan praktis
bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan.
Dengan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan
jawabanatas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.
Barikutnya, sampailah kita kepada pengertian agama. Telah banyak ahli-ahli
ilmu pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi, dan lain-lain yangmengcoba mendefinikan agama. R.R. Maret salah seorang ahli antropologiInggris,
menyatakan bahwa agama adalah yang paling sulit dari semua perkataanuntuk didefinisikan karena agama adalah menyangkut lebih daripada hanya pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan
darimenurut
segi-segi emosionalnya walaupun idenya
kabur.Harun Nasutionmenyebutkan adanya empat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu
:1)unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil
bentuk Dewa, Tuhan, dan sebagainya;2) unsur
keyakinan
manusia bahwa kesejahterahannya di dunia ini dan hidupnyadi akhirat nanti amat tergantung kepada adanya hubungan
baik dengan kekuatangaib yang dimaksud; 3)
unsur respond yang bersifat emosional dari manusia yangdapat mengambil bentuk perasaan takut, cinta, dan sebagainya; dan 4)
unsur pahan adanya yang kudus (sacred) dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan
gaib.
Dari
definisi-definisi tersebut, Harun Nasution selanjutnya menyebutkan adanya empat
unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu:
1)
Unsur
kekuatan gaib yang dapat rnengambil bentuk
dewa, atau Tuhan, dan sebagainya
2)
Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya
di akhiratnanti amat
bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yangdimaksud
3) Unsur respons
yang bersifat emosional dari manusia yang dapatmengambil bentuk perasaan takut, cinta
dan sebagainya dan
4) Unsur
pahamadanya yang kudus (Sacred
) dan suci yang dapat mengambil bentuk
kekuatangaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang
bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
TEORI-TEORI
PENELITIAN AGAMA
Teori adalah alat terpenting suatu ilmu
pengetahuan. Tanpa teori berartihanya ada serangkian fakta atau data
saja dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu
(1)
menyimpulkan generalisasi fakta-fakta,
(2) memberi
kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi fakta-fakta,
(3) memberikan
kerangka baru,
(4) mengisikekosingan pengetahuan tentang
gejala – gejala yang telah ada atau sedang terjadi.
Ilmu- ilmu agama pada segi-seginya yang
menyangkut masalah sosial,termasuk bagian yang dapat diteliti, dimatai
dengan menggunakan piranti ilmiah ataumetodologi
ilmiah yang didalamnya mengandung teori yang akan digunakan.Metodologi
ilmiah ditentukan oleh objek yang dikaji. Kalau segi-segi tertentu agama,katakanlah Islam itu berada pafa fenomena sosial,
niscaya metode pengakajianterhadap fenomena itu adalah ilmu-ilmu sosial.
Adapun terhadap segi-segi lain yang berpangkal pada postulat – postulat
yang lebih bersifat normatif dan dogmatis, sesuaidengan ajaran metode ilmiah yang harus mempertahankan objektivitas
berdasarkankonsep-konsep pemikiran logis dan bukti-bukti empiris. Tentu
saja kebenaran agamadalam norma dan dogma
mendambakan kebenaran mutlak sedangkan kebenaranilmiah hanyalah kebenaran
nisbi, berdasarkan pada logika dan ketetapan ilmu pengetahuan, Karena itu hakikat pengetahuan yang diperoleh melalui
metode ilmu pengetahuan tidak mutlak sifatnya.
Penggunan
teori dalam kajian studi islam telah banyak dibahas para ahliRicard C. Martin dalam bukunya berjudul Approaches to Islam
in religious studies
,telah membahas penggunaan teori
dalam melakukan penelitian terhadap bidang studiagama Islam. Demikian pula buku yang berjudul Penelitian Agama Masalah dan pemikiran
yang diedit oleh Mulyanto Sumradi telah pula mengkaji secara seksamatentang
penggunaan teori dalam penelitian agama.
Jelasnya untuk mengenal Islam, kita tidak memilih satu
pendekatan saja,karena Islam bukanlah berdimensi satu. Islam bukanlah agama
yang didasarkansemata-mata pada perasaan-perasaan mistik manusia atau hanya
terbatas kepadahubungan antara Tuhan dan manusia. Ini hanya dimensi dari
akidah Islam. Untuk mengenal dimensi tertentu ini kita harus beralih kepada
metode filsafat, karenahubungan antara manusia dan Tuhan merupakan bagian dari
bidan pemikiran(filsafat).
BAB III
PENUTUP
MODEL
PENELITIAN SEJARAH ISLAM
1.
Kesimpulan
Sejarah Islm meruapakan salah satu
bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian
para penelitia baik dari kalangan sarjana muslim maupun non muslim,karen
abanyak manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Bagi umatIslam,
mempelajari sejarah Islam selain akan memberikan kebanggaan juga sekaligus peringatas agar berhati-hati. Dengan
mengetahui bahwa umat islam dalam sejarah pernah mengalami kemajuan dalam segala bidang selama
beratus-ratus tahunmisalnya, akan
memberikan rasa bangga dan percaya diri menjadi orang muslim.Demikian pula
dengan mengetahui bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan
dan keterbelakangan, akan menyadarkan umat Islam untuk memperbaikikeadaan
dirinya dan tampil untuk berjuang mencapai kemajuan.
Sementara itu, bagi para peneliti Barat, mempelajari
sejarah Islam selaindiajukan
untuk pengembangan ilmu, juga terkadang dimaksudkan untuk mencari-carikelemahan
dan kekurangan umat Islam agar dapat dijajah dan sebagainya sebagainya.Disadari
atau tidak, selama ini informasi mengenai sejarah Islam banyak berasal darihasil penelitian para sarjana Barat. Hal ini
terjadi, karena selain masyarakat Baratmemiliki etos kemauan yang tinggi juga
didukung oleh dana dan kemauan politik yang kuat dari para pemimpinnya.
Sementara .dari kalangan para peneliti Muslimtampak di samping etos keilmuannya
rendah, juga belum didukung oleh keahlian di bidang penelitian yang
memadai serta dana dan dukungan politik dari pemeintah yangkondusif.
2.Saran
Hasil penelitian tersebut nampaknya berguna sebagai
informasi awal untuk melakukan penelitian sejarah yang mengambil pendekadan
kawasan. Penelitiantersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian literatur
yang didukung oleh survei,dan
dianalisis dengan pendekatan sejarah dan perbandingan
Daftar
Pustaka
· Model
Penelitian Sejarah Islam Dr.H.Abuddin Nata Hal 313
• Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Logos,
1998.
• Ahmad Abdul Hamid Ghurab, Menyingkap Tabir Orientalisme, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1993.
• Ahmad Abdul Hamid Ghurab, Menyingkap Tabir Orientalisme, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1993.
• Ahmad Norma Permata, Metodologi Studi Agama, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000.