Trombosit Tinggi bisa bahaya
Monday, November 14, 2016
Banyak
orang yang tidak terlalu khawatir trombosit tinggi. Tidak seperti trombosit
rendah yang ditakuti karena berbahaya akibat penurunan fungsi pembekuan darah
pada tubuh seperti penyakit demam berdarah (DBD). Padahal sebetulnya trombosit
tinggi juga ada efeknya. Apa penyebab trombosit tinggi dan dampaknya, simak
penjelasannya dibawah ini.
Trombosit
atau keping darah merupakan komponen darah yang memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pembekuan darah. Pada saat kita terluka maka trombosit
akan menyebar melalui pembuluh darah, lalu saling melekat satu sama lain untuk
membeku yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan ketika pembuluh darah
mengalami kerusakan akibat luka ataupun sayatan.
Jumlah
trombosit normal dalam tubuh manusia yaitu sekitar 150.000 s.d 450.000 sel per
mikroliter darah. Jika trombosit kurang dari 150.000 sel per mikroliter darah
akan menurunkan fungsi pembekuan darah di tubuh, sedangkan jika trombosit lebih
tinggi daripada normal akan menyebabkan kelainan darah. Trombositosis
(thrombocytosis/thrombocythemia) adalah jumlah trombosit yang melebihi 450.000
sel per mikroliter darah. Trombositosis dapat diderita baik oleh pria, wanita
tanpa mengenal usia. Jadi baik anak-anak maupun orang tua dapat terkena
trombositosis.
Penderita
trombosit tinggi biasanya tidak menunjukkan gejala. Seringkali penderita baru
tahu bahwa dirinya terkena trombosit tinggi setelah melakukan check up
kesehatan secara rutin.
PENYEBAB
1. Trombositosis
Primer atau trombositosis esensial adalah kadar trombosit yang tinggi dalam
darah yang terjadi tanpa ada pemicu sama sekali. Para dokter menduga bahwa hal
ini terjadi karena adanya kelainan yangt erjadi pada sumsum tulang dan DNS
sebagai pemberi perintah. Pada kondisi ini, sumsum tulang menghasilkan sel-sel
yang membentuk trombosit (megakarosit) secara berlebihan. Akibatnya produksi
trombosit meningkat sehingga banyak sekali trombosit yang dilepaskan ke dalam
darah.
2. Trombosit
sekunder atau trombositosis reaktif adalah kadar trombosit yang tinggi dalam
darah yang terjadi karena ada kondisi lain yang menjadi faktor pemicunya.
Trombosit sekunder terjadi pada kasus seperti infeksi akut, pendarahan akut,
kehilangan darah akut, hemolisis, reaksi alergi, peradangan akut, gangguan
ginjal, pengangkatan limpa, kanker, leukemia, dan beberapa jenis obat- obatan
seperti Epinefrin termasuk adrenalin dan epipen, Tretionin dan
Vincristine.Melalui pemeriksaan hasil tes darah dapat diketahui apakah pasien
memiliki trombosit normal, rendah, atau tinggi. Jika hasil pemeriksaan
menunjukan trombositosis maka langkah awal dokter yaitu menentukan apakah
kondisi pasien termasuk trombositosis primer atau sekunder.