Makalah Kesehatan Ginjal Lengkap
Tuesday, November 15, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Baca Juga
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana
fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh , menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urine .
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja
yang menderita pentakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung
pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka
yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut usia .
Secara umum, penyakit gagal ginjal adalah penyakit
akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus urinarius.
2.
Tujuan
·
Tujuan umum
Mahasiswa
mengetahui Asuhan Keperawatan Pada klien dengan kekurangan cairan
elektrolit gagal ginjal .
·
Tujuan
Khusus
Ø Mampu
melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan cairan .
Ø Mampu
menegakkan masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan .
Ø Mampu
menyusun rencana tindakan keperawatan
Ø Mampu
melaksanakan atau mengimplementasikan rencaba tindakan keperawatan
Ø Mampu mengevaluasi untuk menilai progres masalah keperawatan .
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A . Defenisi
Penyakit
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit
gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada
kaum lanjut usia.
Gagal ginjal
merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai
penyakit traktus urinarius dan ginjal. (Brunner & Suddarth, 2002: 1443).
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).
Acute renal failure (ARF) is the rapid deterioration of renal function associated with an accumulation of nitrogenous wastes in the body (azotemia). (Ignatavicius et all, 1995: 2147).
Secara umum, penyakit gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus urinarius.
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).
Acute renal failure (ARF) is the rapid deterioration of renal function associated with an accumulation of nitrogenous wastes in the body (azotemia). (Ignatavicius et all, 1995: 2147).
Secara umum, penyakit gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus urinarius.
B . ETIOLOGI
Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh
yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
- Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
- Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
- Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
- Menderita penyakit kanker (cancer)
- Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
- Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun
penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang
mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit
Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan
Amiloidosis.
Menurut
Brunner & Suddarth (2002),menyatakan tiga kategori utama penyebab gagal
ginjal akut antara lain:
a. Prarenal (hipoperfusi ginjal). Kondisi klinis yang umum adalah status
penipisan volume misalnya karena kekurangan cairan mendadak (dehidrasi) seperti
pada pasien muntaber yang berat atau kehilangan darah yang banyak (Lumenta
& Nefro, 2004 :65), vasodilatasi (sepsi dan anafilaksis), gangguan fungsi
jantung (infark miokardium, gagal jantung kongestif, syok kardiogenik).
b.Intrarenal Penyebabnya adalah akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan, infeksi, agen nefrotoksik, adanya hemoglobin dan mioglobin akibat cedera terbakar mengakibatkan toksik renal/ iskemia atau keduanya, transfusi terus menerus dan pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID).
c. Pasca renal
Yang termasuk kondisi penyebab
pascarenal antara lain : Obstruksi traktus urinarius, batu, tumor, BPH,
striktur uretra dan bekuan darah. (Brunner & Suddarth, 2002: 1444).
C . Anatomi fisiologi
· Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapatkelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal
bersifat retroperitoneal, yang
berarti terletak di belakang peritoneum yang
melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12
hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal
kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke
sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang
membantu meredam goncangan.
· Struktur detail
Pada orang
dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm
dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan
lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut
hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
· Organisasi
Bagian
paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang
merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu
ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan
tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan
dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang
berada dalam kapsula
Bowman. Setiap
glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler
dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat
disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan
kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.
Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah
tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara
darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat
tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada
glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan
bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam
bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah
ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali
setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat
glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal.
Jaringan ginjal. Warna
biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus
ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung
Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle
diberi nama berdasar penemunya yaituFriedrich Gustav Jakob Henle di
awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor
aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai
ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus
konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
§ tubulus penghubung
§ tubulus kolektivus kortikal
§ tubulus kloektivus medularis
Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya
sintesis dan sekresi renin Cairan menjadi makin kental di
sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin,
yang kemudian dibawa ke kandung
kemih melewati ureter.
D . Tanda dan Gejala.
- Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.
- Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing.
- Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih.
- Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
- Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai asma atau kegagalan jantung.
- Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.
- Rasa pegal di punggung.
- Gatal-gatal, utamanya di kaki.
- Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.
Adapun tanda
dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara
lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam,
kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein,
Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Sedangkan
tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara
lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing
berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
Kelainan
urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain:
Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
E. Klasifikasi
1.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium mencakup: serum elektrolit ( potasium, sodium, kalsium dan pospat), Hb (klien dengan CRA pada umumnya tidak memperlihatkan anemia berat), sedimen urine (sel darah merah), mioglobin atau hemoglobin dan elektrolit lain.
Pemeriksaan laboratorium mencakup: serum elektrolit ( potasium, sodium, kalsium dan pospat), Hb (klien dengan CRA pada umumnya tidak memperlihatkan anemia berat), sedimen urine (sel darah merah), mioglobin atau hemoglobin dan elektrolit lain.
2.
Radiography
Radiologi digunakan untuk mengetahui ukuran ginjal, melihat adanya obstruksi di renal pelvis, ureter dan ginjal.
CT (Computed tomographic (CT) scans tanpa zat kontras dapat dilakukan untuk mengetahui adanya obstruksi atau tumor. Kontras media dapat digunakan untuk mengetahui adanya trauma ginjal.
Arterialangiography mungkin diperlukan untuk mengetahui pembuluh darah ginjal dan aliran darah.
Radiologi digunakan untuk mengetahui ukuran ginjal, melihat adanya obstruksi di renal pelvis, ureter dan ginjal.
CT (Computed tomographic (CT) scans tanpa zat kontras dapat dilakukan untuk mengetahui adanya obstruksi atau tumor. Kontras media dapat digunakan untuk mengetahui adanya trauma ginjal.
Arterialangiography mungkin diperlukan untuk mengetahui pembuluh darah ginjal dan aliran darah.
3.Pemeriksaan
lain
Biopsi ginjal mungkin diperlukan bila penyebab utama belum bisa ditegakkan.
Biopsi ginjal mungkin diperlukan bila penyebab utama belum bisa ditegakkan.
F .Penatalaksanaan .
A . Terapi Umum
Ø Istirahat
Ø Diit :
· Jumlah
cairan : 500ml + urine + insensibel loss
· Keseimbangan
elektrolit : Na sampai 500mg/hari , K sebaiknya dihindari.
· Makanan yang
mengandung fosfat dibatasi
· Kalori cukup
: 2000-3000 kalori ( karbohidrat minimal 200gram/hari)
· Protein
dibatasi : 0.3 – 0.5 gram/kg BB/hari
· Lemak bebas
diberikan.
· Vitamin B
kompleks
Ø Medikamentosa :
- obat pertama : bila ada infeksi
diberi antibiotik
- obat alternatif : --
Ø Dilakukan dialisis bila ada indikasi
Ø Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka.
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka.
Ø Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.
Ø Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantia cairan.
Penatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantia cairan.
G .
Komplikasi
· Infeksi
· Hiperkalemi
· Hiponatremi
· Asidosis
metabolik
· Hipertensi
· Payah
jantung
ASUHAN
KEPERAWATAN TEORITIS
Proses keperawatan adalah metode
kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan / keperawatan untuk menganalisa
masalah pasoen secara sistematis , menentukan cara pemecahannya , menentukan
tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan .
A . Pengkajian
Merupakan pendekatan sistematis
untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan
kebutuhan perawatan bagi klien .
Ada hal –hal yang perlu dikaji :
1)
Biodata
Identitas klien : nama , umur , alamat , agama
,pekerjaan , status perkawinan .
2)
Riwayat kesehatan
·
R.K.S Ã riwayat kesehatan sekarang .
·
R.K.KÃ riwayat kesehatan keluarga .
·
R.K.DÃ riwayat kesehatan dahulu .
3) Pemeriksaan fisik.
Head
to too, meliputi:
· Inspeksi à melihat
· Palpasi à sentuhan , tekanan permukaan luar tubuh dengan jari.
· Perkusi à ketukan langsung / tidak langsung pada permukaan
tubuh tertentu .
· Auskultasi à mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan menggunakan
stetoskop .
4)
Kemungkinan Diagnosa
1. Kelebihan volume cairan b.d.
penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan
fungsi ginjal
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme protein, pembatasan diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah
3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan (fase diuretik)
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit
5. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisa
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d gangguan status metabolic, edema, kulit kering, pruritus
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif, kurang terpajan, misintepretasi informas
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme protein, pembatasan diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah
3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan (fase diuretik)
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit
5. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisa
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d gangguan status metabolic, edema, kulit kering, pruritus
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif, kurang terpajan, misintepretasi informas
TINJAUAN
KASUS
A . Pengkajian
a . biodata klien
Nama : Ny. R
Umur : 49 tahun
Alamat : pesisir
Agama : islam
Suku
bangsa : minang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status
perkawinan : kawin
b. Keluhan Utama
RKS :Klien
masuk RS Tgl 20 April 2011 -dengan keluhan tidak bisa buang air kecil dan sakit
pinggang sebelah kanan.. Keluhan ini berlangsung 3 hari dirumah. Awalnya klien tidak bisa buang air besar dulcolax suppositoria selama 2 hari
berturut-turut dan klien bisa BAB. Sehari kemudian klien susah kencing, walau
mengejan air kencing tidak bisa keluar, lalu keluarga membawanya ke Rumah
Sakit. Sesampai di Rumah Sakit dipasang Kateter dan air kencing lancer keluar
keluar berwarna agak merah kemudian yang keluar berwarna agak coklat seperti
air teh.
RKK :
Keluarga klien mengatakan bahwa dari anggota keluarga tidak pernah mengalami
penyakit seperti ini .
RKD : Klien belum
pernah menderita penyakit ini sebelumnya .
c.
Pemeriksaan fisik : head to too
1 . Kepala
· Rambut :
lepek,
Saat
pengkajian klien telah dirawat selama 3 hari data focus yang diperoleh:
Keadaan umum klien agak lemah, tungkai bawah lemas,tidak bertenaga, kulit keriput tidak elastis. odema pretibial. Tonus otot kurang. selalu berbaring ditempat tidur, ativitas sehari, hari dibantu oleh anaknya, terpasang kateter urine warna coklat seperti air teh, kain pengalas basah dan berbau.
Keadaan umum klien agak lemah, tungkai bawah lemas,tidak bertenaga, kulit keriput tidak elastis. odema pretibial. Tonus otot kurang. selalu berbaring ditempat tidur, ativitas sehari, hari dibantu oleh anaknya, terpasang kateter urine warna coklat seperti air teh, kain pengalas basah dan berbau.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh , menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh
seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine .
Penyakit
gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita pentakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada
kaum lanjut usia .
Secara umum,
penyakit gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang
menyerang traktus urinarius.
Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh
yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
- Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
- Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
- Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
- Menderita penyakit kanker (cancer)
- Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
- Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun
penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang
mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti
penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan
Amiloidosis.
B . Saran