Makalah Iman Kepada Kitab Allah SWT
Sunday, November 20, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama islam dikenal empat buah
kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya
tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang
dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada
Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT
yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT
hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh
dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab
suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya
untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang
mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta
Rasul penerima wahyunya
1.
Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2.
Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3.
Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4.
Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab
Kitab suci injil yang saat ini
dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan sangat
berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk
kaumnya. Oleh sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab
suci yang ada.[1]
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT
2.
Sikap prilaku beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT
3.
Hikma beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Agama Islam , tetapi juga untuk memberikan
pengetahuan mengenai iman kepada kitab-kitab Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kitab-Kitab Allah
Secara etimologi kata kitab adalah
bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar
berarti tulisan. Bentuk jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa
Indonesia, kitab berarti buku.
Secara terminologis yang dimaksud
dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah, Al-kutub kitab-kitab Allah)adlah kitan
suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi dan Rasul-Nya.[2]
Jadi, Beriman kepada kitab-kitab Allah
yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya allah Swt, memiliki kitab-kitab yang
diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan bahwa
kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik
di dunia maupun di akhirat.
Kata Al-kitab di dalam Al-Quran dipakai untuk beberapa
pengertian:
1.
Menunjukkan semua kitab suci yang telah diturunkan kepada
para Nabi dan Rasul:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur
dan barat itu suatu kebijakan, akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah
beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, Al-kitab, dab Nabi-Nabi.”(Al-baqarah
2:177).
2.
Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum
Al-Quran:
”Berkatalah
orang –orang kafir:”Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul.”Katakanlah:”Cukuplah Allah menjadi saksi
antara aku dan kamu dan antara orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-kitab.”(Ar-Ra’d
13:43).
3.
Menunjukkan kitab suci tertentu sebelim Al-Quran; misalnya
Taurat:
”Dan sesungguhnya kami telah
mendatangkanAl-kitab (taurat)”kepada Nabi adam.”(Al-baqarah 2:87)
4. Menunjukkan kitab suci
Al-Quran secara khusus:
”Al-kitab
ini tidak aa keraguan padanya;”pentunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2:2)
Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang
diturunkan Allah swt kepaa para Nabi dan Rasul .Al-quran juga memakaikan
istilah lain yaitu
1. Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang
berarti lembaran. Dipakai untuk menunujukkan kitab –kita suci sebelum Al-Quran,
khususnya yang dirurunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS,
sebagaimana yang dinyatakan dalam surah Al-A’la ayat 18:19:
”Sesungguhnya
ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan
Musa.”(Al-A’la 87:18:-19)
2. Zubur, bentuk jama’ dari Zabur
yang berarti buku. Dipakai untuk menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan
Allah sebelum Al-Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat
184:
”Jika
mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab
yang member penjelasan yang sempurna.”(Ali Imran 3:184)
3. Zabur, bentuk mufrad dari
Zubur, dipakai khusus untuk menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada
Nabi Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163:
”Dan
kami berikan Zabur kepada Daud.”(An-Nisa 4:163)
Beriman
kepada kitab-kitab Allah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana
firman Allah Swt . dalam surah An-Nisaa’ ayat 136:
“Wahai
orang-orang yang beriman , tetaplah beriman kepada kitab-kitab Allah dan
Rasulnya sallallahu ‘alaihi wa sallam , kepada kitabNya yang diturunkan kepada
RasulNya yakni Al-Quran, sebagaimana Allah juga memerintahkan agar kita beriman
kepada kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”[3]
Baca Juga
B. Sikap Prilaku Beriman Kepada Kitab Allah SWT
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
kitab yaitu buku : bacaan : wahyu Tuhan yang dibukukan. Sedangkan iman
yaitu keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab dst : ketetapan hati;
keteguhan batin; keseimbangan batin. Yang dimaksud iman kepada kitab-kitab
Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya
sebagai pedoman hidup (petunjuk) bagi umat manusia supaya dapat meraih
kebahagian di dunia dan di akhirat.
Kita wajib beriman bahwa setiap hukum
yang telah disampaikan para rasul kepada umat manusia itu atas perintah yang
mereka terima langsung atau dengan perantaraan malaikat. Beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat
285:
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al
Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya .” (Q.S. Al Baqarah (2) : 285)
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah
diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab
Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari
kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan
kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada
kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab itu, kita wajib beriman kepada
kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi musa berupa
suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37), Taurat yang diwahyukan
kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan kepada Nabi
Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra maryam
(Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4)[4]
Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu
berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT
menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang tidak
mengharuskan kita untuk mengikuti dan patuh terhadap perundang-undangannya.
Sebab perundang-undangan kitab-kitab suci yang dahulu telah terhapus, telah
digantikan dengan perundang-undangan Al Qur’an. Maka Al Qur’anlah satu-satunya
kitab yang sekarang kita ikuti dan kita imani.
Perilaku Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam menampilkan perilaku yang
mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat dengan sikap mental,
pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang beriman atau tidak yang
tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai muslim, tentunya dapat
membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.[5]
Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT dapat dicerminkan dengan sinyalemen sebagai berikut:
a. Meyakini bahwa sebelum Al Qur’an, Allah
SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya. Sebagaimana firman-Nya: Artinya: “ Dia menurunkan Al Kitab
(Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali Imran (3) : 3).
b. Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab
yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
c. Menyembah dan beribadah hanya kepada
Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
d. Meyakini bahwa Al Qur’an adalah
mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.
Kitab-kitab dahulu tidak universal
ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan
tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan
kitab-kitab suci itu. Artinya: “ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5) :3).
e. Meyakini bahwa teks asli dari kitab
yang telah lalu telah hilang sama sekali danbahasanya telah mati sejak beberapa abad yang
silam. Hanya Al Qur’an yang sampai sekarang tidak pernah berubah hatta satu huruf
sekalipun.
C Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam menerapkan hikmah beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT, imlementasinya sebagai berikut:
a. Beriman kepada Allah SWT hukumnya
adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah
akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
b. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman
hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada
kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran
Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (pelajari Q.S.
Al Baqarah (2) : 25).[6]
c. Memberikan kemantapan dalam
menjalani keislaman. Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat
terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai
akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Iman kepada kitab
kitab allah adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa allah telah menurunkan
kitab kitabnya kepada rasul rasul tertentu, dimana kitab kitab itu menjadi
pedoman untuk seluruh umat manusia di bumi ini. Umat manusia yang beriman tidak
hanya wajib percaya akan adanya kitab allah, tetapi juga harus bisa bersikap
dan berprilaku seperti yang dicantumkan pada setiap firman allah. Masalah besar
yang banyak dihadapi oleh seluruh umat islam khususnya umat islam di Indonesia
salah satunya ialah tidak adanya sikap dan perilaku yang mencerminkan keimanan
kepada kitab kitab allah itu, khusunya kitab Al- Quran.[7]
Sebenarnya, untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab kitab
allah tidaklah terlalu sulit, cukup dengan menumbuhkan rasa kesadaran diri
sendiri bahwa kita sebagai umat islam harus tahu dan mengerti untuk apa kitab
kitab itu dirunkan ke bumi ini. Allah menurunkan kitab kitabnya khususnya
Al-Quran bukan semata mata untuk dijadikan pajangan dan penanda keislaman
seseorang.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini , para pembaca dapat memahami bagaimana iman
kepada Al-qur’an. Sebaiknya kita sebagai umat islam yang baik , harus lah
memahami bagaimana menggunakan dan memahami iman kepada Al-qur’an itu dengan
baik dan benar sesuai dengan fungsinya dan haruslah kita turut serta mewujudkan
umat islam . dengan masalah-masalah yang ada , haruslah hal tersebut menjadi
tolak ukur kita sebagai umat islam untuk membenahi diri menjadi lebih baik lagi
dari sebelumnya , sehingga cita-cita dan
harapan seluruh umat islam didunia dapat terwujud. Kami mengaharapkan kritik
dan saran dari para pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini untuk
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri.2003. Pendidikan Agama Islam. Erlangga. Jakarta
Isma’il, Sa’id, DR, Perbandingan
‘Aqidah Islam & Kristen Menurut Al-Quran & Bibel, terjemahan H. Suhairi
Ilyas, MA, Yayasan al-Anshar Bukitinggi, cet.I.th.1990.
Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran
Islam, PUSTAKA Bandung cet. 3 th. 1982.
Miftah Fardih dan Agus Syihabuddin,
Al-Quran Sumber Hukum Islam Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989.