MAKALAH KONSEP ELSTISITAS
Wednesday, October 26, 2016
BAB 3
KONSEP ELSTISITAS
Angka
elastisitas ( Koefisien Elastisitas ) adalah bilangnan yang menunjukkan berapa
persen satu variabel tak bebas yang akan berubah,sebagai reaksi karena satu
variable lain (Variabel bebas) berubah satu persen
1.
Elastisitas Permintaan
|
Elastisitas yang dikaitkan dengan
harga barang itu sendiri disebut Elastisitas Harga (Price elasticity of demand)
sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut
elastisitas silang (cross elasticity),dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut
elastisitas pendatan (income elasticity).
a. Elastisitas
Harga ( Price Elasticity of Demand )
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa
persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar
satu persen.
Persentase
perubahan jumlah barang yang di minta

Persentase perubahan harga
Angka
elastisitas harga bernilai negative.Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang
naik 1 %,permintaan terhadap barang itu turun 2 %, ceteris paribus.Begitu juga sebaliknya.semakin besar nilai
negatifnya,semakin elastic permintaannya,sebab perubahan permintaan jauh lebih
besar di banding perubahan harga.Angka Ep dapat disebut dalam nilai tersebut.Ep
= 2 artinya sama dengan Ep = -2.
1.
Angka Elastisitas Harga ( Ep )
a. Inealistis ( Ep ‹ 1 )
Perubahan
permintaan lebih kecil dari pada perubahan harga.Misalnya perubahan harga beras
di Indonesia,tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap
besar.
b. Elastis ( Ep › 1 )
Dikatakan
elastic bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang
besar.Misalnya bila harga naik 10% menyebabkan permintaan barang naik 20% karna
itu nilai Ep lebih besar dari satu.
c. Elastis Unitari ( Ep = 1 )
Permintaan
naik 10%,permintaan barang turun 10% juga.
d. Inealistis sempurna ( Ep = 0 )
Berapapun
harga suatu barang,orang akan tetap membelinya.Contonya Garam,
e. Elastis tak terhingga ( Ep = ∞ )
Perubahan
harga sedikit saja meneyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
Diagram 3.1
Bentuk – bentuk kurva permintaan
(berkaitan dengan elastisitas harga)


![]() |



Makin leastis

2.
Elastisitas titk dan Elastisitas Busur
Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik
tertentu.ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya
sehingga mendekati nol.Tapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang
terjadi relative besar dan lebih tepatnya diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity).Dengan demikian,dalam
suatu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus,koefisien elastisitasnya
berbeda – beda pada tingkat harga.
Diagram
3.2
Elastisitas
titik dan Elastisitas Busur

![]() |

A






P₁ B

0 Q₂ Q₁ Kuantitas
3.
Fator – faktor yang Menentukan Elastisitas
Harga
a. Tingkat substitusi.makin sulit mencari
substitusi suatu barang,permintaan makin inelastic.Contonya beras,sulit dicari
substitusinya karena itu permintaan besar inelastic.tidak seperti garam yang
tidak mempunyai subsititusi sehingga inelastisnya sempurna.dalam artian jika
harganya naik orang tetap membeli dan jika harganya turun orang tidak serta
merta memborongnya.
b. Jumlah pemakaian.elastisitas harga dipengaruhi
oleh pokok tidaknya suatu barang untuk kita.semakin pokok suatu barang,semakin
inelastic permintaannya.Namun pokok tidaknya suatu barang adalah
relative.Misalnya TV,mungkin orang dikota menganggap itu kebutuhan pokok tetapi
masyarakat pedesaan menganggap itu barang mewah sehingga pembeliannya dapat
ditunda jika hrganya naik.
c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan
konsumen.Contohnya garam dan Tv.jika harga garam naik 50% kenaikannya mungkin
hanya Rp.1000,00 yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian
keluarga.Sebaliknya jika harga Tv naik 5% atau sekitar Rp.125.000,00 ini
mungkin ditunda pembeliannya sampai satu tahun kedepan.
d. Jangka waktu.mempunyai pengaruh terhadap
elastisitas harga namun itu tergantung pada apakah barangnya derabel atau
nondurable.
b.
Elastisitas Silang ( Cross Elasticity )
Elastisitas silang (Ec) mengukur
persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga
barang lain sebesar satu persen.
Persentase perubahan jumlah barang X
yang diminta

Persentase perubahan harga barang Y
Nilai
Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y.Bila Ec › 0,X merupakan
subsitusi Y.Kenaikan harga Y menyebabkan harga relative X lebih murah,sehingga
permintaan terhadap X meningkat.Misalnya,bila harga BBM naik ( ceteris paribus
),maka dapat diduga permintaan terhadap mobil akan berkurang.
c.
Elastisitas pendapatan ( Income Elasticity )
Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur
berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah
sebesar satu persen.
Persentase
perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase
perubahan pendapatan
Umumnya nilai Ei positif,karena kenaikan
pendapatan ( nyata ) akan meningkatkan permintaan.Barang dengan Ei › 0
merupakan barang normal ( Normal goods ).Bila
nilai Ei antara 0 sampai 1,barang tersebut merupakan kebutuhan pokok ( essential goods ).barang dengan nilai
Ei › 1 merupakan barang mewah ( luxurius
goods ).
Ada
barang dengan Ei ‹ 0.permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada
saat pendapatan nyata meningkat.barang ini disebut barang Inferior (inferior
goods)

Klasifikasi
Barang Berdasarkan
Angka
Elastisitas Pendapatan
Barang Inferior Barang Kebutuhan Pokok Barang Mewah
![]() |
Ei = 0 1

a. Dari elastisitas harga ( Ep ),apakah suatu
barang elastic atau inelastic
b. Dari elastisitas silang ( Ec ), apakah
korelasi barang tersebut bersifat subsitusi atau komplemen
c. Dari elastisitas pendapatan ( Ei ),apakah
barang tersebut merupakan barang mewah,kebutuhan pokok, atau barang inferior.
2.
Elastisitas Penawaran
|
Elastisitas
penawaran ( Es ) dapat didefenisikan dengan analog logika yang sama dengan
elastisitas permintaan.Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan
berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah,Bila harga barang berubah
satu persen.Es juga dapat di kaitkan dengan faktor – faktor atau Variabel –
variable lain yang dianggap mempengaruhinya,seperti tingkat bunga,taingkat
upah,harga bahan baku dan harga bahan antara lainnya.
Persentase
perubahan jumlah barang yang ditawarkan

Persentase perubahan harga
Secara
grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran: makin
datar,makin elastic penawaran suatu barang.
Diagram 3.4
Bentuk –bentuk
kurva penawaran
( berkaitan
dengan Elastisitas Penawaran )
harga




Makin elastis



0 Kuantitas
Faktor
– faktor yang menentukan Elastisitas Penawaran
a. Jenis
produk.Contohnya jika
harga beras naik 10% petani harus menanam dahulu dan baru 3 – 4 bulan kemudian
dapat memanen hasil.Sementara kurva penawaran produk industry umumnya
elastic,sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan harga.Bila harga tekstil
meningkat,pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin,menambah pekerja
harian atau memberikan kesempatan lembur.
b. Sifat
perubahan biaya produksi.Penawaran
akan bersifat inelastic bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan
mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.Bila penawaran ditambah dengan
pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar,penawaran akan bersifat
elastic.Biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat bila produksi di
tambah,tergantung pada beberapa faktor yaitu :
1. Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan
2. Kemudahan memperoleh faktor – faktor produksi.
c. Jangka waktu.Dapat mempengaruhi besarnya
elastisitas penawaran,yang akan diuraikan dalam subbab mengenai elastisitas
jangka pendek dan jangka panjang.
3.
Elastisitas Jangka Panjang dan Jangka Pendek
|
a.
Elastisitas permintaan
1. Elastisitas Harga
Untuk
barang – barang yang habis dipakai dalam jangka waktu kurang dari setahun (
tidak tahan lama ),Elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding
dalam jangka pendek karena 2 sebab yaitu
Pertama, Konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah
kebiasaan mereka.Bila harga kopi naik,konsumen yang biasa minum kopi banyak
,sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek.akibatnya permintaan kopi
dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relative sedikit di banding jangka
panjang.
Kedua,terkadang permintaan suatu barang berkaitan
dengan barang lain yang berubahnya baru terlihat dalam jangka panjang.Misalnya
bila harga BBM naik,maka konsumen segera melakukan penyesuaian dengan
mengurangi jam pemakaian kendaraan sehingga dalam jangka pendek elastisitas
harga lebih besar.Sebaliknya,unutk barang yang masa konsumsinya lebih dari
setahun,permintaannya lebih elastic dalam jangka pendek disbanding jangka
panjang.Jika harga mobil naik 10%,dalam jangka pendek permintaan terhadap mobil
dapat saja turun sekitar 15%.tetapi dalam jangka panjang,karena mobil harus
diganti ( replaced ),pembelian akan naik lagi sehingga penurunan permintaan
dalam jangka panjang kurang dari 15%.
Diagram 3.5
Kurva permintaan
dalam jangkapendek
dan jangka
panjang BBM dan Mobil
harga
![]() |
|||
![]() |
|||
Kurva permintaan jangka pendek
Kurva permintaan jangka panjang
Ds Dl

Kuantitas
BBM
( a ) pemintaan BBM






kurva
permintaan jangka panjang
kurva permintaan jangka pendek
Ds
Dl
Kuantitas
mobil
(
b ) permintaan Mobil
2.
Elastisitas
pendapatan
Jika
pendapatan meningkat 20% masyarakat yang tadinya hanya mampu makan
gaplek,sekarang sebenarnya mampu membeli beras.Namun karena sudah terbiasa
makan gaplek maka mereka tidak segera mengganti mengkonsumsi ke beras.(Gaplek
adalah bahan makanan yang yang berasal dari singkong dikeringkan,dapat dibuat
makanan yang dinamakan tiwul sebagai
pengganti nasi).Sebaliknya barang durable,elastisitas pendapatan dalam jangka
pendek lebih besar dari pada jangka panjang.
b.
Elastisitas Penawaran
Hampir
semua barang memiliki penawaran yang lebih elastic dalam jangka
panjang,disbanding dalam jangka pendek.Sebab dalam jangka panjang perusahaan
mampu mengatasi kendala – kendala yang muncul dalam jangka pendek. Untuk
beberapa barang,penawaran dalam jangka pendeknya inelastic sempurna (Es=0).Output
sector property adalah salah satu contohnya bila di Jakarta ada 5.000 unit
apartemen siap sewa,maka jumlah permintaan yang terpenuhi maksimal 5.000
unit.Dalam 3 bulan kedepan ada lonjakan permintaan sebesar 10.000 unit,maka kelebihan
permintaan itu tidak terespon oleh sisi penawaran.Sebab tidak mungkinmembangun
apartemen baru sebanyak 5.000 unit dalam tempo kurang dari 3 bulan.
Tapi
ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastic dalam jangka
pendek,disbanding dalam jangka panjang.barang itu umumnya yang dapat diadaur
ulang ( recycling ).Misalnya logam
besi untuk kebutuhan industry dapat diperoleh dari hasil primer pertambangan ( primary mental ) dan atau hasil daur
ulang. primary mental mempunyai
elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih besar dibanding dalam
jangka pendek,baik karena kemajuan teknologi maupun cukupnya waktu untuk
meningkatkan kapasitas produksi.
Diagram 3.6
Kurva Penawaran dalam jangka Pendek
Dan jangka panjang Besi Primer dan besi Daur Ulang

Ss 

Kurva
penawaran
Jangka
pendek


![]() |
Kurva penawaran jangka panjang

0 Kuantitas besi Primer
4
. Aplikasi Konsep Elastisitas
|
a. Hubungan
Elastisitas Harga,penerimaan Total, dan pendapatan Marginal
Dua kemungkinan ekstrem reaksi para
manajer,kemungkinan pertama mereka panic karena mengira kenaikan harga
menurunkan permintaan sehingga penerimaan menurun.Kemungkinan yang kedua mereka gembira karena mengira kenaikan harga
akan menyebabkan penerimaan meningkat.
Untuk barang yang permintaannya
inelastic,kenaikan harga 10% akan menyebabkan penurunan permintaan lebih kecil
dari pada 10%,sehingga penerimaan total atau total revenue ( TR ) meningkat atau dapat dikatakan untuk barang yang
permintaannya inelastic,pendapatan marginal atau Marginal revenue ( MR ) negative.
Table 3.2
Hubungan Antara Elastisitas Harga ( Ep
),
Penerimaan Total ( TR ), dan
Penerimaan Marginal ( MR )
Elastisitas
harga
|
Jika Harga
turun
Maka TR
|
Jika Harga Naik
Maka TR
|
Pendapatan
Marginal
|
Inealistis
Unitari
Elastis
|
Turun
Tetap
Naik
|
Naik
Tetap
Turun
|
Negatif
Nol
Positif
|
Dari table diatas dapat disipulkan bahwa
apabila permintaannya inelastic,jika harga turun maka penerimaan total turun
dan pendapatan marginalnya negative.Sedangkan apa bila permintaannya
elastic,Jika harga turun maka permintaan total yang diterima perusahaan akan
naik dan MR nya positif.
b. Pergeseran
Beban pajak ( Tax Incedence )
Jika pemerintah memutuskan mengenakan
pajak untuk barang mie instan,pengenaan pajak dibebankan kepada
produsen.Siapakah yang diuntungkan? Sepintas tampaknya yang diuntungkan adalah konsumen,Karena
beban pajak ditanggung oleh produsen.Apa benar demikian?
Untuk menjawab pertanyaan diatas kita
perlu memperhatikan sisi permintaan dan penawaran.Disisi penawaran,sebagai
produk industry,elastisitasnya relative besar.Sementara disisi permintaan,sebagai
alternative utama dari nasi,permintaannya relative inelastic.Maka distribusi
beban pajak antara konsumen dan produsen adalah :
Kondisi keseimbangan awal sebelum pajak
adalah Pₒ dan Qₒ.Pajak sebesar T / unit meneyebabkan kurva penawaran bergeser
dari Sₒ ke S₁. Koordinat keseimbangan berubah ke ( P₁ , Q₁ )
Diagram 3.7
Pergeseran Beban Pajak










S₁
E₁

A Eₒ Sₒ
Pₒ
P₂ C
D
0
Q₁
Qₒ Kuantitas
Mie Instant
Besarnya
penerimaan pajak adalah jumlah unit yang terjual dikaitkan T per unit sama
dengan 0Q₁ ( P₁ - P₂ ) atau sama dengan luas segi empat A dan C.Kondisinya akan
terbalik bila yang inelastic adalah kurva penawaran,sementara kurva
permintaannya elastic.
C.
Teori Cobweb ( sarang laba – laba )
Teori
Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang menunjukkan fluktuasi
tertentu dari musim ke musim.Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang
terlambat ( time Lag ) dari produsen
( petani ) terhadap harga.
Misalnya
,pada musim pertama jumlah produk pertanian yang dihasilkan sebanyak Q₁. Kita
telah mengetahui bahwa barang – baranghasil pertanian merupakan barang non
durable (tidak tahan lama). Itulah sebabnya jumlah Q₁ tadi harus terjual habis
pada musim itu juga dengan harga P₁.
Untuk selanjutnya para petani mungkin sekali mendasarkan keputusannya untuk
berproduksi pada harga yang berlaku dipasar (P₁) sehingga jumlah yang
ditawarkan pada musim berikutnya adalah
sebanyak Q₂ dengan anggapan bahwa tetap pada P₁.
Namun
dengan jumlah sebanyak Q₂ dipasar,maka harga yang terjadi pada musim 2 adalah
P₂. Kemudian petani merencanakan berproduksi selanjutnya sebanyak Q₃
berdasarkan harga yang berlaku (P₂). hasil panen sebanyak Q₃ ini akan
menyebabkan harga naik menjadi P₃. Dengan
harga P₃ ini pula petani membuat rencana produksi sebanyak Q₄ pada musim
4 dan begitu seterusnya.Apa bila proses ini terus berlansung Fluktuasinya akan
semakin mengecil dan akhirnya terjadi keseimbangan ( equilibrium) dimana harga keseimbangannya Pe dan jumlah yang di
produksikan sebanyak Qe. Pada ini terjadi tingkat kestabilan.dan dalam proses
tersebut tingkat harga menunjukkan fluktuasi ( naik turun ) dari satu musim ke
musim berikutnya.
Diagram 3.9
Cobweb
![]() |
harga















P₄
P₂
0 1 2 3 4 5 musim