Makalah Budaya Kedisiplinan di Sekolah
Saturday, October 1, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin
di sekolah merupakan hal yang penting dalam menunjang keberhasilan tata tertib
yang diterapkan di sekolah, yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat
kepada tata tertib yang telah diterapkan. Disiplin yang diterapkan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas belajar anak dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
agar lebih baik dalam perkembangan anak didik. Adapun tujuannya adalah untuk
perkembangan pengendalian diri sendiri yaitu dalam hal mana anak-anak dapat
mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Karena itu
orang tua haruslah secara aktif dan terus menerus berusaha, untuk memainkan
peranan yang makin kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu, dengan cara bertahap
mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sendiri itu pada anak-anak.
Di sekolah guru adalah orang tua kedua sebagai panutan
anak anak didiknya. Oleh sebab itu disiplin bagi seorang guru merupakan bagian
penting dari tugas-tugas kependidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Tugas
guru bukan saja melatih sikap disiplin pada anak didiknya, tetapi
mendisiplinkan diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menemui
permasalahan pokok yang diungkapkan yaitu “:
A. Apa Pengertian Disiplin ?
B. Sebutkan
Macam-Macam Disiplin !
C. Apa Fungsi Disiplin ?
D. Bagaiamana Upaya Penegakan Disiplin ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disiplin
Dalam bahasa latinnya tertulis discipline yang menunjuk kepada kegiatan belajar
dan mengajar yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan
seorang pemimpin. Dalam kegiatan bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada
peraturan-peraturan yang di buat oleh pemimpin.
Menurut MacMillan Dictionary, (dalam Tulus Tu,u, 2004:30-31) bahwa
disiplin adalah tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri,
kendali diri, latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu sebagai
kemampuan mental atau karakter moral. Hukuman yang di berikan untuk melatih atau
memperbaiki kumpulan sistem peraturan bagi tingkah laku.
Bohar Soeharto (Tulus Tu,u 2004:32) menyebutkan tiga hal mengenai
disiplin yakni disiplin sebagai latihan, disiplin sebagai hukuman dan disiplin
sebagai alat pendidikan
1.
Disiplin sebagai latihan untuk menuruti kemauan
seseorang jika dikatakan “melatih untuk menurut” berarti jika seseorang memberi
perintah, orang lain akan menuruti perintah itu.
2.
Disiplin sebagai hukuman. Bila seseorang berbuat salah,
harus di hukum. Hukuman itu sebagai upaya mengeluarkan yang jelek dari dalam
diri orang itu sehingga menjadi baik.
3.
Disiplin sebagai alat untuk mendidik.
Seorang anak memiliki potensi untuk berkembang melalui interaksi dengan
lingkungan untuk mencapai tujuan realisasi dirinya. Dalam interaksi tersebut anak
belajar tentang nilai-nilai sesuatu. Proses balajar dengan lingkungan yang di
dalamnya terdapat nilai-nilai tertentu telah membawa pengaruh dan perubahan
perilakunya. Perilaku ini berubah tertuju pada arah yang sudah ditentukan oleh
nilai-nilai yang di pelajari. Jadi fungsi belajar adalah mempengaruhi dan
mengubah perilaku seorang anak, semua perilaku merupakan hasil sebuah proses
belajar. Dalam pemahaman ketiga disiplin dikembangkan Bohar Soeharto, (dalam
Tulus Tu,u, 2004:33).
Menurut Maman Rachman (dalam Tulus Tu,u, 2004:35-36), pentingnya disiplin
bagi para siswa sebagai berikut :
1.
Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang.
2.
Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan.
3.
Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan
peserta didik terhadap lingkungannya.
4.
Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu
dengan lainnya.
5.
Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
6.
Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
7.
Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
8.
Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan
lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberi gambaran
lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh dan
kompetitif dalam kegiatan pembelajarannya. Lingkungan disiplin seperti itu ikut
memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berprestasi dengan kepribadian unggul.
B.
Macam-Macam Disiplin
a.
Disiplin Otoritarian
Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan
tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman
kerap kali dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang mematuhi dan
mentaati peraturan. Orang hanya berfikir kalau harus dan wajib mematuhi dan
mentaati peraturan yang berlaku. Kepatuhan dan ketaatan dianggap baik dan perlu
bagi diri, institusi atau keluarga. Apabila disiplin dilanggar, wibawa dan
otoritas institusi atau keluarga menjadi terganggu. Karena itu setiap
pelanggaran perlu diberi sanksi ada sesuatu yang harus di tanggung sebagai
akibat pelanggarannya.
b.
Disiplin Permisif
Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya
kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai
dengan keputusan yang diambil. Seseorang yang berbuat sesuatu dan ternyata
membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak diberi sanksi
atau hukuman. Dampak teknik permisif ini berupa kebingungan dan kebimbangan.
Penyebabnya karena tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mana yang dilarang
bahkan menjadi takut, cemas dan dapat juga menjadi agresif serta liar tanpa
kendali.
c.
Disiplin Demokratis
Teknik disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul
atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap.
Oleh karena itu bagi yang berhasil mematuhi dan mentaati disiplin, kepadanya
diberi pujian dan penghargaan.
Dalam disiplin demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karena didasari kesadaran dirinya. Mengikuti
peratuiran-peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan karena kesadaran
bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri
keunggulan. Berdasarkan pengalaman penulis, disiplin penting karena alasan
sebagai berikut:
1)
Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri,
siswa berhasil dalam belajarnya, sebaiknya siswa yang kerap kali melanggar
ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
2)
Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan kelas
menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
3)
Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak
dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian,
anak-anak dapat menjadi individu yang tertib teratur dan disiplin.
4)
Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam
belajar dan kelak ketika bekerja kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan
dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
C. Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan
berdisiplin yang akan mengantarkan seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak
ketika bekerja.
Beberapa fungsi disiplin antara lain sebagai berikut :
a.
Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar
belakang dan pola pikir yang berbeda-beda selain sebagai satu individu juga
sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain.
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok
tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu
dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b.
Membangun Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup
seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari.
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya di pengaruhi oleh faktor lingkungan
keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Jadi
lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Apabila seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya tentu lingkungan
sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun
kepribadian yang baik.
c.
Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses
yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian
tersebut dilakukan melalui latihan.
d.
Pemaksaan
Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada
seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.
Menurut Soegeng Prijodarminto (dalam Tulus Tu,u, 2004:41) mengatakan : disiplin
yang terwujud karena adanya paksaan atau tekanan dari luar akan cepat pudar
kembali bilamana faktor-faktor luar tersebut lenyap.
e.
Hukuman
Menurut Irene Marx (dalam Tulus Tu,u, 2004:42)
mengatakan hukuman memang mengandung empat fungsi yakni :
1. Sebagai pembalasan atas perbuatan salah yang telah dilakukan.
2.Sebagai pencegahan dan
adanya rasa takut orang melakukan pelanggaran.
3.Sebagai koreksi terhadap
perbuatan yang salah. 4.Sebagai pendidikan yakni menyadarkan orang untuk
meninggalkan perbuatan tidak baik lalu mulai melakukan yang baik.
D. Upaya Penegakan Disiplin
Disiplin individu menjadi prasyarat terbentuknya kepribadian yang unggul
dan sukses. Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan.
Dalam Upaya Penegakan disiplin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
a.
Adanya tata tertib dalam mendisiplinkan siswa, tata
tertib sangat bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku yang sama
akan di terima oleh individu lain di ruang lingkupnya.
b.
Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam
disiplin adalah tidak konsistennya penerapan disiplin ada perbedaan antara tata
tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam sanksi atau hukuman
ada perbedaan antara pelanggar satu dengan yang lain. Menurut Soegeng (dalam
Tulus Tu,u, 2004:56) mengatakan : dalam menegakkan disiplin bukanlah ancaman
atau kekerasan yang diutamakan, yang diperlukan adalah ketegasan dan keteguhan
di dalam melaksanakan peraturan. Hal itu merupakan modal utama dan syarat
mutlak untuk mewujudkan disiplin.
c.
Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak
baik dan tidak diinginkan. Tujuan hukuman menurut Hadi Subrata (dalam Tulus
Tu,u, 2004:56) untuk mendidik dan menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang salah
mempunyai akibat yang tidak menyenangkan. Hukuman diperlukan juga untuk
mengendalikan perilaku disiplin. Tetapi hukuman bukan satu-satunya cara untuk
mendisiplinkan anak atau siswa.
d.
Kemitraan dengan orang tua, pembentukan individu
berdisiplin dan penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi
tanggung jawab sekolah, tetapi juga tergantung orang tua atau keluarga.
Keluarga atau orang tua merupakan pendidik pertama dan utama yang sangat besar
pengaruhnya dalam pembinaan dan pengembangan perilaku siswa. Karena itu,
sekolah sangat perlu bekerjasama dengan orang tua dalam penanggulangan masalah
disiplin.
Partisipasi orang tua yang dapat di berikan dalam membantu sekolah
Menurut Maman Rachman (dalam Tulus Tu,u, 2004:57) dapat dirangkum antara lain
memotivasi siswa belajar dengan baik, rajin belajar, ikut membantu tegaknya
disiplin sekolah, ikut mendorong putra-putrinya memenuhi tata tertib sekolah,
membantu tegaknya wibawa kepala sekolah dan guru-guru, membantu memelihara nama
baik sekolah, mendorong putra-putrinya memelihara K-5 sekolah (keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kekeluargaan).
Disiplin individu yang baik menunjang peningkatan prestasi belajar dan
perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan
siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Upaya tersebut merupakan
langkah pemulihan memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan
tidak baik.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.
Preventif
Langkah preventif merupakan langkah-langkah yang
diambil untuk mencegah siswa yang berbuat hal-hal yang dikategorikan melanggar
tata tertib sekolah secara positif langkah ini untuk mendorong siswa
mengembangkan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.
a.
Menjelaskan kepada orang tua dan siswa mengenai tata
tertib sekolah berupa tuntutan dan sanksi.
b.
Meminta dukungan orang tua dan siswa untuk berkomitmen
mematuhi dan mentaati tata tertib sekolah.
c.
Memanfaatkan kesempatan upacara bendera untuk memberi
pengarahan berkenaan pengembangan dan pemantapan K-5 (keamanan, ketertiban,
kebersihan, keindahan, kekeluargaan).
d.
Meyakinkan siswa bahwa disiplin individu sangat penting
bagi keberhasilan sekolah dan pengembangan kepribadian yang baik.
e.
Membentuk kegiatan ekstrakurikuler agar banyak waktu
siswa dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif.
f.
Secara berkala mengadakan razia terhadap barang yang
dipakai, di bawa siswa ke sekolah.
g.
Mengadakan pendekatan personal terhadap siswa-siswa
yang diamati berpotensi, bermasalah dalam disiplin.
h.
Kepala sekolah dan guru-guru memberi teladan yang baik
tentang perilaku disiplin dalam ketaatan dan kepatuhan.
i.
Menerapkan disiplin sekolah secara konsisten dan
konsekuen.
j.
Memberi penghargaan kepada siswa yang berprestasi di
sekolah dan di luar sekolah.
k.
Meminta siswa menjaga nama baik sekolah terutama di
dalam dan di luar sekolah.
2.
Reprensif
Langkah reprensif merupakan langkah yang diambil untuk
menahan perilaku melanggar disiplin sesering mungkin atau untuk menghalangi
pelanggaran yang lebih berat lagi. Atau langkah menindak dan menghukum siswa
yang melanggar disiplin sekolah.
Langkah reprensif ini diberikan untuk siswa yang melanggar disiplin
sekolah.
Tindakan yang diberikan dapat berupa :
1. Nasehat dan
teguran lisan. 2.Teguran tertulis. 3.Hukuman disiplin ringan, sedang atau
berat.
Sanksi disiplin yang diberikan harus manusiawi dan
memperhatikan martabat siswa. Sanksi tidak dapat dilakukan dengan semena-mena
sesuai selera. Namun perlu dilakukan sesuai dengan standar dan aturan yang
berlaku. Sanksi perlu adil sesuai dengan kesalahan yang bertujuan untuk
mendidik. Jangan sampai siswa merasa diperlakukan secara tidal manusiawi oleh
yang memberikan hukuman.
Saat guru atau orang tua berhadapan dengan siswa atau
anak yang melanggar peraturan yang sudah dibuat dan diketahui kerap kali
terbawa dalam sikap yang sangat emosional. Apalagi bila pelanggaran itu terjadi
berulang-ulang oleh siswa yang sama. Kadang-kadang muncul kata-kata yang kurang
baik dan bijak. Bahkan kadang muncul perbuatan dan tindakan yang kurang
terpuji. Hukuman yang diberikan menjadi tidak logis terbawa oleh emosi. Sebab
itu, bila ada yang melanggar aturan sebaiknya dihadapi dengan hati dan kepala
yang dingin, tidak panas. Lalu juga memperhatikan prinsip-prinsip pemberian
hukuman yang sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan. Agar hukuman itu lebih
memberi dampak positif.
Berhubungan dengan hukuman tersebut, kita perlu
memperhatikan prinsip-prinsip dalam pemberian hukuman. Menurut Maman Rachman
(dalam Tulus Tu,u, 2004:60) prinsip-prinsipnya antara lain :
1. Berikan
alasan dan penjelasan mengapa hukuman diberikan.
2. Hindari
hukuman yang bersifat badaniah.
3. Hindari
penghukuman pada saat marah atau emosional.
4. Jangan
menghukum kelompok atau kelas apabila kesalahan dilakukan satu orang.
5. Jangan
memberi tugas tambahan sebagai hukuman.
6. Yakinilah
bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan.
7. Jangan
menggunakan standar hukuman ganda.
8 .Jangan
benci dan dendam.
9. Konsisten
dan konsekuen dengan hukuman.
10. Jangan
mengancam sesuatu yang mustahil.
11. Jangan
menghukum sesuai selera.
Penerapan peraturan sekolah dan sanksi terhadap siswa
yang melanggar peraturan sekolah harus dilakukan secara konsisten dan
konsekuen. Artinya tidak berubah-ubah sesuai keadaan dan selera. Bertindak
semena-mena dan sewenang-wenang akan tetapi tindakan yang diambil harus sesuai
dengan apa yang dikatakan dan disusun dalam peraturan yang berlaku. Menurut
Harris Clemes dan Reynold Bean (dalam Tulus Tu,u, 2004:61) pentingnya sikap
konsisten disebabkan sebagai berikut :
1. Sikap konsisten menunjukkan penerapan disiplin tidaklah main-main.
Berlaku sesuai ucapan atau aturan yang ada.
2. Penerapan
aturan dan hukuman yang konsisten sangat besar pengaruhnya pada anak dibanding
kebimbangan dan hukuman yang kejam.
3. Sikap
konsisten akan menolong dan membuat anak merasa terlindungi.
4. Penerapan
disiplin yang konsisten akan menghasilkan ketertiban yang baik.
5. Sikap
tidak konsisten akan mengkhawatirkan anak-anak sebab mereka tidak tahu tindakan
apa yang akan diberikan bagi yang melanggar.
6. Sikap
tidak konsisten dapat menimbulkan perlawanan dan kemarahan anak.
3.
Kuratif
Langkah ini merupakan upaya memulihkan, memperbaiki,
meluruskan atau menyembuhkan kesalahan-kesalahan dan perilaku-perilaku salah
yang bertentangan dengan disiplin sekolah. Siswa yang telah melanggar ketentuan
sekolah dan telah diberi sanksi. Disiplin perlu dibina dan dibimbing oleh
guru-guru.
Jadi dalam penanggulangan disiplin ini diperlukan adanya tata tertib
sekolah, konsistensi dan menerapkan disiplin sekolah dan kemitraan dengan orang
tua. Tindakan penanggulangan dapat di lakukan melalui langkah prevensif,
represif dan kuratif. Sanksi yang diberikan tidak boleh dilakukan secara
emosional dan sesuai selera, tetapi harus mengacu pada standar dan aturan yang
ada serta bertujuan mendidik. Dengan hal-hal tersebut disiplin di sekolah dapat
ditegakkan dan dipulihkan. Siswa yang bermasalah dengan perilaku yang kurang
baik dapat di tolong dan dipulihkan. Diharapkan dengan langkah dan sikap
seperti itu akan memberi dampak besar bagi kondisi kondusif sehingga tercipta hasil belajar yang
baik dan perubahan perilaku siswa yang lebih positif.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam bahasa latinnya tertulis discipline yang menunjuk kepada kegiatan
belajar dan mengajar yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah
pengawasan seorang pemimpin. Dalam kegiatan bawahan dilatih untuk patuh dan
taat pada peraturan-peraturan yang di buat oleh pemimpin.
Upaya Penegakan Disiplin
Disiplin individu menjadi prasyarat terbentuknya kepribadian yang unggul
dan sukses. Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan.
Dalam Upaya Penegakan disiplin ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a.
Adanya tata tertib dalam mendisiplinkan siswa, tata
tertib sangat bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku yang sama
akan di terima oleh individu lain di ruang lingkupnya.
b.
Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam
disiplin adalah tidak konsistennya penerapan disiplin ada perbedaan antara tata
tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam sanksi atau hukuman
ada perbedaan antara pelanggar satu dengan yang lain.
c.
Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak
baik dan tidak diinginkan.
d.
Kemitraan dengan orang tua, pembentukan individu berdisiplin
dan penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi tanggung jawab
sekolah
B. Saran-saran
Walaupun penulis dalam taraf belajar, namun bila diperkenankan ada baiknya
juga untuk memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.
Perlu adanya kedisiplinan yang tinggi pada setiap
individu untuk daya guna dan berhasil guna.
2.
Guru sebagai panutan anak didiknya oleh sebab itu
disiplin merupakan bagian terpenting dari tugas-tugas kependidikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
3.
Agar disiplin belajar dapat tercapai secara optimal
guru perlu mendisiplinkan diri sendiri.
4.
Peranan orang tua sangat berguna untuk meningkatkan
prestasi belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
·
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
·
Djamarah, Aswan Zaini. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
· Ronald.
2006. Peran Orang tua dalam Meningkatkan Kualitas Hidup, Mendidik dan
§
Mengembangkan Moral Anak. Bandung : Yrama
Widya.
·
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
§
Grafindo Persada.
·
Slameto. 2003.
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
§
Rineka Cipta.
·
Sri Esti Wuryani Djwandono. 2006. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
·
Sudjana. 2005. Strategi Pembelajaran.
Bandung : Fatah Production.
·
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung :
·
PT Remaja Rosda Karya.
·
Tulus Tu,u. 2004. Peranan Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta :
§ Grafindo.