MAKALAH AIR PERMUKAAN
Saturday, September 3, 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Manusia merupakan komponen
lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama
dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki
akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang
diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah (nomad), kemudian hidup
menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai
sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan
tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman
ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung
merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya
dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat
memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang
secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali
kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan
atau penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat
meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan
kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga
manusia secara sadar ataupun tidak menyebabkan ketidaksetimbangan atau
kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor,
antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada
pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara
lain letusan gunung berapi.
Bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan
tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan batu-batu besar dapat merubah bentuk
muka bumi. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang
dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada
didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang
baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat
aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus
bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun Negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri.
Akibat selanjutnya lingkungan
semakin rusak dan mengalami pencemaran.Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga
jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran
udara, air dan tanah sudah sangat kritis
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
air permukaan
Air permukaan adalah air
yang terkumpul di atas tanah atau di mata air, sungai danau, lahan basah, atau
laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau air atmosfer.
Air permukaan secara alami
terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang melalui penguapan dan
rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah. Meskipun ada
sumber lainnya untuk air bawah tanah, yakni air jebak dan air magma,
presipitasi merupakan faktor utama dan air bawah tanah yang berasal dari proses
ini disebut air meteor.
Air permukaan merupakan
sumber terbesar untuk air bersih.
Air tawar yang ada di darat
terbagi menjadi air permukaan dan air bawah permukaan. Air permukaan merupakan
air yang memiliki daerah aliran dan peredaran di permukaan daratan.
Adapun air bawah permukaan
merupakan air yang beredar di dalam tanah karena terserap oleh pori-pori tanah
dan akar tumbuhan. Seperti halnya air permukaan, air bawah permukaan juga
memiliki daerah aliran, namun berada di bawah tanah.
B.
Macam-macam
air permukaan
Pada bagian-bagian
tertentu, permukaan tanah dapat menampung air. Bentuk-bentuk tertampungnya air
berbedabeda. Namun secara umum, ada tiga bentuk penampung air tawar di
permukaan bumi, yakni sungai, danau, dan rawa.
1) Sungai
Tentu kamu pernah melihat
atau bahkan bermain di sungai. Secara umum sungai adalah kumpulan air yang
bergerak pada saluran-saluran yang terbentuk secara alami dari tempat yang
tinggi ke tempat yang lebih rendah hingga akhirnya sampai ke laut.
Hulu sungai biasanya
merupakan mata air yang memancarkan air yang makin lama menyatu dan membentuk
sungai. Daerah hulu sungai biasanya tidak terlalu dalam dan arus pada daerah
ini biasanya deras.
2) Danau
Danau adalah genangan air
yang tertampung oleh cekungan bumi dengan volume yang besar. Air danau dapat
bersumber dari aliran sungai, hujan, atau mata air yang memancar dari dalam
tanah. Selain itu, danau juga dapat dibentuk oleh manusia dengan cara
membendung aliran air atau sungai. Danau bendungan ini biasanya disebut
bendungan atau waduk.
3) Rawa
Kawasan di daratan yang
tergenang air dengan kedalaman yang lebih dangkal bila dibandingkan dengan
danau disebut rawa. Rawa biasanya ditumbuhi berbagai tanaman air. Di daerah
sekitar pantai rawa-rawa banyak ditumbuhi hutan bakau (mangrove).
1. Konservasi Air Tanah
Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang
tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Dengan definisi tersebut,
kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zona air tanah menjadi dua
zona besar:
1. Zona air berudara (zone of aeration)
Zona ini adalah suatu
lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada
zona ini terdapat tiga lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan,
lapisan intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi
air kapiler
2. Zona air jenuh (zone of saturation)
Zona ini adalah suatu
lapisan tanah yang mengandung air tanah yang relatif tak terhubung dengan udara
luar dan lapisan tanahnya atau aquifer bebas.
Asal
Air Tanah
Air tanah berasal dari air
hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, antara lain sebagai
berikut.
1.
Rongga-rongga dalam tanah akibat pencairan
berbagai kristal yang membeku pada musim dingin.
2.
Rongga-rongga dalam tanah yang dibuat
binatang (cacing dan rayap).
3.
Retakan-retakan pada lapisan tanah yang
terjadi pada musim kemarau, dan pada waktu musim hujan menjadi sangat basah dan
becek, seperti tanah liat dan lumpur.
4.
Pori-pori tanah yang gembur atau berstruktur
lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
5.
Rongga-rongga akibat robohnya
tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
Kedalaman
Air Tanah
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan kedalaman air tanah adalah sebagai berikut.
1. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah adalah
tingkat kemampuan lapisan batuan atau kemampuan tanah dalam menyerap air. Hal
ini ditentukan oleh besar kecilnya pori-pori batuan penyusun tanah. Semakin
besar pori-pori batuan, semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah
tersebut. Lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air disebut lapisan kedap
air atau impermeable dan yang dapat ditembus air disebut lapisan lolos air atau
permeable.
2. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng atau
topografi curam menyebabkan air yang lewat sangat cepat sehingga air yang
meresap sangat sedikit.
Macam-Macam Air Tanah
1. Air Bawah tanah
Air bawah tanah adalah air
yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air
tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur.
2. Geiser
Geiser adalah mata air dari
dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-waktu
tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai
daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan
yang berupa tekanan, maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur
lepas ke permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah
habis, maka geiser akan berhenti. Geiser banyak terdapat di Eslandia, Selandia
Baru dan Taman nasional Yellowstone, USA. Di Indonesia juga ada sumber-sumber
air yang memancarkan air panas ke permukaan bumi, misalnya di Cisolok dekat
Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan di Kuwu, Purwodadi (Jawa Tengah).
3. Travertin
Travertin adalah endapan
kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh mata air. Pada umumnya mata air
travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indonesia terdapat di
Pegunungan seribu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat.
4. Sungai Bawah Tanah
Air hujan yang masuk ke
dalam tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di
daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir
dan bermuara di laut.
Sifat-Sifat
Air Tanah
Air tanah secara umum
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, khususnya dari segi bakteriologis,
namun dari segi kimiawi air tanah mempunyai beberapa karakteristik tertentu
tergantung pada lapisan kesadahan, kalsium, magnesium, sodium, bikarbonat, pH
dan lain-lainnya.
Manfaat Air Tanah
Manfaat air tanah bagi
kehidupan, antara lain:
1. Merupakan bagian yang
penting dalam siklus hidrologi
2. Menyediakan kebutuhan
air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan
3. Merupakan persediaan air
bersih secara alami
4. Untuk keperluan hidup
manusia (minum, memasak dan mencuci)
5. Untuk keperluan industri
(industri tekstil dan industri farmasi)
6. Untuk irigasi pada
sektor pertanian
Kerusakan
sumber air
Kerusakan sumber daya air tidak
dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti kerusakan lahan, vegetasi
dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam mempengaruhi
ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati
secara dini, agar tidak menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya.
Beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:
1. Pertumbuhan industri yang pesat di suatu
kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan
kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.
2. Pemakaian air beragam sehingga berbeda
dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh sumber air.
3. Perlu perubahan sikap sebagian besar
masyarakat yang cenderung boros dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur
konservasi.
Pelestarian
Air tanah
Untuk menjaga agar
kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut
ini.
1. Konsep reduce (menghemat) yaitu
penggunaan air tanah yang diatur sesuai kebutuahan. Untuk menyiram tanaman
tidak mengunakan air tanah sebaiknya menggunakan air permuakan
(sungai/danau/waduk).
2. Konsep reuse (menggunakan) yaitu
menggunakan air tanah yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan serta
penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak
dan manfaatnya.
3. Konsep recovery (mefungsikan) yakni
memfungsikan kembali tampungan-tampungan air dengan cara melestarikan
keberadaan situ dan danau serta menjaga fungsi hutan agar tidak menimbulkan
ketimpangan tata air.
4. Konsep recycle (mengelolah) adalah
mengolah air limbah menjadi air bersih dengan menggunakan metode kimiawi
sehingga layak digunakan lagi dan memperketat pelaksanaan analisis mengenai
dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air tanah.
5. Konsep recharge (mengisi) adalah konsep memasukkan
air hujan ke dalam tanah dan ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumu
resapan atau lubang biopori.