MAKALAH SHOLAT LENGKAP
Wednesday, November 11, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sholat
merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti
sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan
mungkin untuk ditinggalkan.
Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya
shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang
sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi
bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati
menjadi bersih dan suci. Shalat
merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam
baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang
membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,
persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat
makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah.
Karena
itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus shalih sangat
memperhatikan masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat itu
sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar
kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika mereka
ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka mereka
bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara shalatnya,
bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah
SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam
kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu
Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini :
” Sholat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk
hambanya”. Begitupun dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
mas’ud dan Anas r.a.
Begitulah orang-orang
yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan ritual dan
gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat
mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai salah satu
penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar
melaksanakannya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian sholat?
2. Bagaimanakah sejarah sholat?
3. Sebutkan macam-macam sholat!
4. Apakah manfaat sholat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SHOLAT
Sholat
menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan
dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.
Permulaan
shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu
musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia. Sementara
musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan
pikirannya untuk menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia
putus hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di
atas hamparan bumi.
Sesungguhnya
shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya,
dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian,
dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat,
ketentuan waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan,
tilawah, bacaan-bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunyai
nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat (mengucap
salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan yang
diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal
dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
‘Assalamu’alaikum’.
B. SEJARAH SHOLAT
Perintah
mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana
proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara
keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan
Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu
yang secara terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah –
tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya
yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu
mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan
mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.
C. MACAM-MACAM SHOLAT
Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Sholat Fardhu
Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT
kepada hamba-hamba-Nya sesuai batasan-batasan yang telah
dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun larangan. Dalam hal ini
adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung merah dilangit.
d. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit sampai munculnya fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.
2. Sholat Tathowwu'
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.
a. Sholat Tathowwu' Muthlaq
Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara'.
b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam.
2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah
maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat
sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729)
Sholat
lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-sholat
sunah seperti sholat tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat
istihoroh, sholat dhuha, sholat taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan
sholat tasbih.
D. SHOLATNYA ORANG BERIMAN DAN ORANG FASIQ
1. Sholatnya orang beriman
a. Orang
beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan
oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw. Sebagaimana sabdanya:
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan agar kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim)
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari-Muslim)
b. Orang
yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan ucapan
yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada esensi
shalat yaitu terdapatnya kekhusuan.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).
2. Sholatnya orang fasiq
a. Golongan
pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu tentang
shalat, yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang
membatalkannya, tentang bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah
betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini tidak mampu melawan
nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah memalingkan mereka
daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti perintah shalat
ini. Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi
bila ada urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan
mendahulukan apa saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun mereka tahu
perbuatan itu berdosa. Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di
dalam mengerjakan perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai
orang fasiq. Seperti firman Allah di dalam Al Quran: “Barangsiapa yang
tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasiq”.
b. Golongan
kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan sudah tahu
ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni, jiwa
dan fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan
menghayati bacaan-bacaan dalam shalat. Fikirannya melayang-layang
memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti perniagaannya,
kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak
menjiwai shalatnya, malah pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai
sehingga mengganggu ibadah shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT
dengan firmanNya:
“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-5)
Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu sendiri:
“Sesungguhnya
orang munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka dan
apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya(dengan sholat) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka
menyebut Allah melainkan dengan sedikit sekali“ (Qs. Annisa ayat 142).
E. MANFAAT SHOLAT
1. Sholat dapat menghapuskan dosa
Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu
sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka
jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya,
kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat ‘asar maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika
kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian
kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat
itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat
dosa bagi kamu hingga kamu bangun.” (HR. Thabrani)
2. Manfaat sholat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan:
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
Takbir
merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan,
Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga
yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung, dengan begitu kita
tidak mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan lurus.
Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher.
Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia
tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan
otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa
Rasulullah sering lama dalam bersujud.
Duduk di antara dua sujud
dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha
dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Gerakan ini
menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.
Gerakan salam
yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan wajah ke kanan dan
ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini
juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…” (Qs.
Al-Ankabut ayat 45). Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan
yang diambil dari konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim
yang memiliki
iltizam terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya
terhadap keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah
kemaksiatan dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan
dalam ayat tadi.
4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa dan melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan. Shalat
dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL
Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah
memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu
pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya,
lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.
F. BAHAYA MENINGGALKAN SHOLAT
Dalam
peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan
tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan
balasan orang yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang
meninggalkan Sholat fardhu.
Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor.
Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor.
Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah
melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang
menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang
bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang
tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat.
Saad
bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang
melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu
Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah
menyia-nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam dengan Neraka Wail”. Ibn
Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu
orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada
waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat
Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.
Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.
Berdasarkan
hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa:
Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang
yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan
sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram mensholatkanya.
Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:
1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra”
Ia akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku
disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh
hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan
dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga
naik matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke
perut bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi
karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke
Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi.
Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu:
Subuh , Allah
Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun
hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000 tahun).
Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.
Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.
Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.
Isya’, Allah
Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan sholat
Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan
menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah
berdosa kepada Allah Ta’ala”.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :
Didunia
1. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
2. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah) nya.
3. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Ketika Sakaratul Maut
1. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
2. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
3. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
4. ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya
Ketika di Alam Barzakh
1. Ia
akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima
hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan.
2. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).
4. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.
G. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat
1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.
2. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam
Tidak boleh dilaksanakannya shalat sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan hadits-hadits berikut:
o Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya
diajari oleh banyak orang yang kejujuran dan keagamaannya tidak
diragukan lagi -termasuk didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya Nabi
melarang melaksanakan shalat setelah Subuh hingga terbit matahari dan
setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“. (HR Bukhari 581 dan Muslim 826)
o Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak
ada pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari meninggi,
dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.” (HR Bukhari 586 dan Muslim 727)
3. Ketika tengah hari
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga tengelam“. (HR Muslim 831)
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga tengelam“. (HR Muslim 831)
H. Syarat Wajib Sholat
1. Islam
Syarat
ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam tidak
wajib mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di
Akhirat.
2. Berakal
Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan ALLAH maka manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan menjalankan Shalat, orang-orang yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru mabuk ( walaupun orang itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang tidak sadar.
Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan ALLAH maka manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan menjalankan Shalat, orang-orang yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru mabuk ( walaupun orang itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang tidak sadar.
3. Baligh (Dewasa)
Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut adalah beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :
a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun
b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki
c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak perempuan
Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi terbiasa untuk melaksanakan Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun orang tua harus sudah menyuruh untuk melaksanakan Shalat , apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk menyuruh dengan lebih keras (maksudnya lebih disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya, semua itu dilakukan agar tertanam dalam diri anak itu agar tidak meninggal kan shalat.
Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut adalah beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :
a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun
b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki
c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak perempuan
Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi terbiasa untuk melaksanakan Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun orang tua harus sudah menyuruh untuk melaksanakan Shalat , apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk menyuruh dengan lebih keras (maksudnya lebih disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya, semua itu dilakukan agar tertanam dalam diri anak itu agar tidak meninggal kan shalat.
4. Telah sampainya dakwah kepadanya
Orang yang belum pernah mendapatkan dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu agama itu wajib.
Orang yang belum pernah mendapatkan dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu agama itu wajib.
5. Suci dari haid dan nifas
Seorang
wanita yang sedang datang bulan atau habis melahirkan tidak diwajibkan
melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang tidak Suci
6. Jaga
Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk melaksanakan Shalat. ( tanpa disengaja ).
Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk melaksanakan Shalat. ( tanpa disengaja ).
I. Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara
hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang
beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan
oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw.
Selain itu sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan
pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab
adalah sholat.
B. SARAN
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu
luar biasa yang mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan,
sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda antara
orang yang beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari
Allah dalam kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita. Kebenaran
datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari
kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan.
Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya
dan melaksanakan segala perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad
SAW.
DAFTAR PUSTAKA