MAKALAH Penting Nya Akhlak,Moral,Etika Dalam Kehidupan Sehari-hari
Wednesday, November 11, 2015
KATA PENGANTAR
Puji
beserta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya saya
masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“ Penting Nya Akhlak,Moral,Etika Dalam
Kehidupan Sehari-hari ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Akademi
Komunitas Aceh Utara.
Dalam
Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Blang
Jruen, Januari 2014
Penulis
HARZUKIL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.
2.
3.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Baca Juga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah
Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya
akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang
keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka,
muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja,
semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan
tersebut.
Timbulnya
kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan
yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila
adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup
susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap
kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap
pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran
akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan
tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang
khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk
atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya
sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia
berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan
itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia
bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian, pembagian dan peranan dari Etika ?
2. Pengertian dari Moral ?
3. Pengertian dan macam-macam dari Akhlak ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan peranan dari Etika
2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral
3. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
BAB
II
PEMBAHASAN
AKHLAK
A.Pengertian Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan
suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak
dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuluqun berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat,adat atau khalqun kejadian
buatan,ciptaan.
Karenanya
akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung pada tata nilai yang
dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata
akhlak sudah mengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti orang
yang berakhlak baik.
Untuk
menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya
dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara
singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Sementara
itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M)
yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn
Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
Ciri-Ciri
Perbuatan Akhlak:
1). Dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran.
2)
Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya
3)
Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan
dari luar.
4)
Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5)
Dilakukan dengan ikhlas.
B.Dalil Tentang Akhlak
Firman
Allah subhanahu wa ta’ala :
عَظِيمٍ
خُلُقٍ لَعَلى وَإِنَّكَ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak yang agung. ( QS. Al-Qalam : 4 )
لدَّارِرَ
ا ىذِكْبِخَالِصَةٍ أَخْلَصْنَاهُم إِنَّا
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.(QS.Shaad : 46 )
Hadits dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :
سنن الترمذي ١٩٤١: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ خِرَاشٍ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا حَبَّانُ بْنُ هِلَالٍ حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنِي عَبْدُ رَبِّهِ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ
قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ وَهَذَا أَصَحُّ وَالثَّرْثَارُ هُوَ الْكَثِيرُ الْكَلَامِ وَالْمُتَشَدِّقُ الَّذِي يَتَطَاوَلُ عَلَى النَّاسِ فِي الْكَلَامِ وَيَبْذُو عَلَيْهِمْ
Sunan
Tirmidzi 1941: dari Jabir bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara
orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada
hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang
yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat
ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok
manusia)." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang
yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang
yang sombong."
C.Macam-Macam Akhlak
1.
Akhlak Kepada Allah
Ø Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu
tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang
lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
Ø Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah
membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.
Ø Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap
segala sesuatu
Ø Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
Ø Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
2.
Akhlak kepada diri sendiri
Ø Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah
yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan
perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan
alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan
dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
Ø Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai
hasil daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah.
Ø Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan
ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri
sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3.
Akhlak kepada keluarga
Akhlak
terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga
yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada
ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
·
Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima
kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut
·
Mentaati perintah
·
Meringankan beban, serta
·
Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi
berusaha.
4.
Akhlak Kepada Sesama Manusia
a)
Akhlak Terpuji (Mahmudah)
Ø Husnuzan,berasal dari lafal husnun (baik)
dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan
baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap
seseorang .
Ø Tawaduk,Tawaduk berarti rendah hati. Orang
yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata
tawaduk adalah takabur.
Ø Tasamu,Artinya sikap tenggang rasa, saling
menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Ø Ta’awun,Ta’awun berarti tolong menolong,
gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
b)
Akhlak Tercela (Mazmumah)
Ø Hasad,artinya iri hati, dengki. Iri
berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung..
Ø Dendam,dendam yaitu keinginan keras yang
terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
Ø Gibah
dan Fitnah,membicarakan
kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkannama baiknya. Apabila
kejelekan yang dibicarakan tersebut memangdilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti
pembicaraan itu disebut fitnah.
Ø Namimah,adu domba atau namimah, yakni
menceritakan sikap atau perbuatan
seseorang
yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud
terjadi
perselisihan antara keduanya.
Moral
moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan
dan kelakuan, Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin,
mores (jamak dari kata mos) yang berarti adat kebiasaan.
Secara istilah moral merupakan istilah yang
digunakan uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atauperbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik,
atauburuk
Etika
etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan
oleh akal manusia, Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat,dalam KBBI etika diartikan
ilmupengetahuan tentang asas-asas akhlaq (moral).
Menurut para ahli etika sebagai ilmu yang
menjelaskanarti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
olehmanusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat (Ahmad Amin).
Perbedaan Akhlak,Moral Dan Etika
Akhlak merupakan perangai,
tingkah laku, tabiat,adat atau khalqun
kejadian buatan,ciptaan.
Moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan (adat
kebiasaan). Etika adalah watak kesusilaan atau adat.
Dalam
etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral menggunakan tolok
ukur norma-norma yang tumbuh danberkembang dan berlangsung dalam masyarakat
(adat istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis
untuk menentukan baik-buruknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak adalah hal
yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun
yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Moral adalah penetuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan
untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai
dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak
patut.
Etika menurut
filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana
yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.
Ketiga hal tersebut
(akhlak, moral dan etika) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan
akhlakul karimah seorang manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan manusia yang
paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan
Muslim).
Saran
Dengan
selesai nya makalah “ Penting Nya Akhlak,Moral,Etika
Dalam Kehidupan Sehari-hari ” saya selaku penyusun
berharap bagi siapapun yang membaca agar dapat mengambil hikmah serta menerapkannya baik dalam keluarga
maupun dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Nata,
Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Etika
Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada
mata kuliah akhlak tasawuf)
Al-Jazairi,
Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Bakry,
Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Al-Jazairi,
Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera. Jakarta.
Masyhur,
Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam.
Kalam Mulia. Jakarta.
Fakhry,
Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Sinaga,
Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo
Persada, 2004
Yaqub,
Hamzah