Makalah Metode dalam Pendidikan
Wednesday, January 9, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dalam hal pengajaran, metode mengajar itu sangat
penting untuk dimiliki oleh seorang pendidik, karena dengan metode yang efektif
dan tepat maka mata pelajaran yang akan disampaikan itu akan berjalan dengan
lancar. Selain itu kelancaran materi ajar tergantung pada bagaimana seorang
pendidik menerapkan materinya kepada anak didik serta bagaimana model/ cara
memahamkan materi tersebut. Kebanyakan saat pelajaran akan dimulai dari
sebagian anak didik ada yang tidak serius, gaduh, ada yang bermain-main dan
lain sebagainya. Kadang pada waktu guru datang mengucapkan salam, maka anak
didik menjawab dengan bermacam-macam, tetapi jelas di sini menunjukkan tidak
adanya suasana belajar yang sungguh-sungguh.
Metode pengajaran dalam pendidikan agama Islam
perlu mencakup pembinaan psikomotor, kognitif, afektif dan ketrampilan. Namun
dalam bagian afektif inilah yang paling rumit dan sering dikeluhkan oleh para
pendidik khususnya materi agama, karena menyangkut pembinaan rasa aman, dan
rasa beragama.
Berlatarbelakang masalah tersebut di atas, maka
makalah ini kami beri judul “ Metode
Pengajaran Dalam Pendidikan Agama Islam”
B.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
:
1. Apa saja metode yang cocok digunakan untuk
menyampaikan materi terutama materi dalam pengajaran pendidikan agama Islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar
kita dapat mengetahui :metode-metode yang cocok digunakan untuk menyampaikan
materi terutama materi dalam pengajaran pendidikan agama Islam agar lebih luwes
dalam menyampaikan materi ajarnya. Dan untuk anak didik agar mudah memahami
materi yang diajarkan oleh pendidiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Metode Dalam Pengajaran Agama Islam.
1.
Metode Mutual Education
Adalah suatu metode mendidik secara kelompok
seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW, misalnya praktek sholat berjama’ah.
2.
Metode Pendidikan Dengan
Cara Instruksional
Adalah mengajarkan tentang ciri-ciri orang yang
beriman dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui
bagaimana seharusnya mereka bersikap dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Metode Bercerita
Adalah mengisahkan peristiwa atau sejarah hidup
manusia masa lampau yang menyangkut ketaatan dan kemungkarannya dalam hidup
terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi SAW yang hadir ditengah-tengah
mereka.
4.
Metode Bimbingan Dan
Penyuluhan
Adalah dimana manusia akan mampu mengatasi
segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan taqwanya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.
Metode Pemberian,
Contoh, Atau Teladan
Dimana Allah menunjukkan contoh keteladan dari
kehidupan Nabi Muhammad SAW yang mengandung nilai paedagogis bagi manusia.
Selain itu anak didik cenderung meneladani pendidiknya dan secara paedagogis
anak memang senang meniru baik itu yang baik maupun yang buruk.
6.
Metode Diskusi
Metode ini juga diperhatikan oleh al-qur’an
dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian
dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah.
7.
Metode Tanya Jawab
Metode ini merupakan metode paling tua dalam
pendidikan dan pengajaran disamping metode khutbah.
8.
Metode Imstal/Perumpamaan
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi
tentang kekuasaan Tuhan dalam menciptakan hal-hal yang haq dan yang bathil.
Contoh perumpamaan: “orang-orang yang berlindung kepada selain Allah SWT
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah”. Padahal rumah yang paling
lemah adalah rumah laba-laba.
9.
Metode Targhib Dan
Tarhib
Targhib adalah janji terhadap kesenangan dan kenikmatan
akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib adalah ancaman karena
dosa yang dilakukan. Hal ini tidak sama dengan metode ganjaran dan hukuman,
adapun perbedaannya adalah:
No
|
Targhib dan Tarhib
|
Ganjaran dan hukuman
|
1
|
Lebih teguh
|
Bersandar pada dunia
|
2
|
Mengandung aspek iman
|
Tidak mengandung aspek iman
|
3
|
Secara operasional mudah dilaksanakan
|
Harus ditemukan sendiri oleh guru
|
4
|
Lebih universal, karena bagi siapa dan kapan saja
|
Disesuaikan orang dan tempat tertentu
|
5
|
Lebih lemah kedudukannya.
|
Lebih nyata
|
10. Metode Taubat Dan Ampunan
Cara membangkitkan jiwa dari rasa frustasi kepada kesegaran hidup
dan optimisme dalam belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan bertaubat
dari kesalahan/kekeliruan yang telah lampau yang diikuti dengan pengampunan
atas dosa dan kesalahan. Dengan cara ini orang akan mengalami katarisasi (pembersihan batin) sehingga memungkinkan timbulnya sikap
dan perasaan mampu untuk berbuat yang lebih baik dan diiringi dengan sikap
optimisme dan harapan hidup dimasa depan.[1]
Selain itu menurut Al-Nahlawi ada beberapa metode dalam pendidikan agama Islam yaitu:
1.
Metode Hiwar
(Percakapan) Qur’ani Dan Nabawi
Adalah percakapan yang dilakukan secara silih
berganti antara dua aspek atau lebih mengenai suatu topik dan sengaja diarahkan
pada satu tujuan yang dikehendaki oleh seorang pendidik.
Dampak bagi pembicara dan pendengar adalah:
a.
Dialog itu berlangsung
secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan sehingga
keduanya tidak bosan.
b.
Pendengar tertarik untuk
mengikuti terus pembicaraan itu karena ingin tahu kesimpulannya.
c.
Dapat membangkitkan
perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa yang membantu mengarahkan seseorang
menemukan sendiri kesimpulannya.
d.
Jika dilakukan dengan
baik, maka akan mempengaruhi akhlak orang lain.
Macam-macam hiwar:
a.
Hiwar kitabi adalah dialog antara
Tuhan dengan hambanya.
b.
Hiwar washfi
c.
Hiwar qishashi adalah dialog tentang
sesuatu melalui kisah
d. Hiwar nabawi adalah dialog yang
digunakan Nabi SAW dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
e.
Hiwar jadali bertujuan mendidik
orang menegakkan kebenaran dengan menggunakan hujjah yang kuat, dengan alasan
yang kuat mendidik orang menolak kebathilan karena pikiran itu rendah dan
mendidik orang menggunakan pikiran yang sehat.
2.
Metode kisah Qur’ani dan
Nabawi
Kisah Qur’ani bertujuan:
a.
Mengungkapkan kemantapan
wahyu dan risalah.
b.
Menjelaskan bahwa
keseluruhan agama itu datangnya dari Allah SWT.
c. Menjelaskan bahwa Allah
menolong dan mencintai Rasul-Nya, dan kaum mukmin adalah umat yang satu dan
Alllah adalah Tuhan bagi mereka.
d.
Menguatkan keimanan kaum
muslimin dan menghibur mereka dari musibah yang menimpa.
e.
Mengingatkan bahwa musuh
orang mukmin adalah setan.
Kisah Nabawi menjelaskan tentang pentingnya keikhlasan dalam
beramal, menganjurkan bersedekah, dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Kedua kisah
ini dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam
konteksnya yang menyeluruh, sehingga pebdengar dan pembaca ikut menghayati dan
merasakan isi kisah tersebut.
3.
Metode Pembiasaan/
Pengalaman
Inti pembiasaan adalah pengulangan.
Sesuatu jika dilakukan dengan berulang ulang maka akan menjadi kebiasaan baik
itu hal yang buruk maupun yang baik. Hal ini bisa dimulai sejak dini untuk
pembentukan manusia dewasa. Orang yang terbiasa dapat mengalahkan orang yang
lebih mengetahui tetapi kurang terbiasa, hal ini sering digunakan dalam materi
hafalan.
4.
Metode ‘Ibrah Dan
Mau’izah
‘Ibrah adalah suatu kondisi
psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang
dihadapi dengan menggunakan nalar dan menyebabkan hati itu mengakui. Dengan
metode ini diharapkan anak didik mau membaca kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan mengambil
pelajaran dari-Nya.
Mau’izah adalah nasihat dengan cara menyentuh kalbu. Hal
ini memiliki dua makna yang pertama
nasihat dan yang kedua
peringatan. Nasihat itu harus ikhlas dan disampaikan secara berulang-ulang
karena akan timbul kesan dari pendengar bahwa orang yang menasehati itu memang
mempunyai keprihatinan yang dalam terhadap nasib pendengarnya.
5.
Metode Pemberian
Telada/Contoh
6.
Metode
Amtsal/Perumpamaan
7.
Metode Targhib (Senang)
Dan Tarhib (Takut).[2]
Sedangkan menurut Al-Syaibani adalah:
1.
Metode Induksi
2.
Metode Perbandingan
3.
Metode Kuliah
4.
Metode Halaqoh
5.
Metode Riwayat
6.
Metode Mendengar
7.
Metode Membaca
8.
Metode Imla’
9.
Metode Hafalan
10. Metode Pemahaman
11. Metode Pariwisata.[3]
Menurut bukunya Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya
ada beberapa metode diantaranya adalah:
1.
Metode Ceramah
2.
Metode Diskusi
3.
Metode Tanya Jawab
4.
Metode Demonstrasi Dan
Eksperimen
5.
Metode Resitasi/Tugas
6.
Metode Kerja Kelompok
7.
Metode Karya Wisata
8.
Metode Drill
9.
Metode Sistem Beregu,[4] selain itu ada juga
1. Metode proyek
Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan
menggabungkan bahan pelajaran dengan aspek-aspek kehidupan masyarakat
sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan yang dapat memenuhi
prinsip-prinsip didaktik. [5]
2. Metode problem solving
Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan jalan
melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau
bersama-sama.[6] Adapun model pemecahan masalah yang ditawarkan oleh John Dewey
adalah:
1.
Merumuskan masalah
2.
Menelaah masalah
3.
Merumuskan hipotesis
4.
Mengumpulkan dan
mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
5.
Pembuktian hipotesis
6.
Menetukan pilihan
penyelesaian
Sedangkan menurut David Johnson dan Johnson
adalah:
1.
Mendefinisikan masalah
2.
Mendiagnosis masalah
3.
Merumuskan alternatif
strategi
4.
Menentukan dan
menerapkan strategi
5.
Mengevaluasi
keberhasilan strategi. [7]
3. Metode Pepujian
4. Metode Wirid[8]
5. Metode Sorogan yaitu belajar membaca
Al-Qur’an yang diawasi oleh guru.
6. Metode Bandongan yaitu belajar mengaji
yang bersifat kolektif yaitu satu guru dengan murid lebih dari satu/jumlahnya
banyak.
7. Mudzakaroh yaitu seorang guru yang
menyampaikan suatu problem kepada santri dan didiskusikan bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Macam-macam metode
dalam pengajaran pendidikan agama Islam antara lain : Metode Mutual Education, Metode Pendidikan Dengan Cara Instruksional,
Metode Bercerita ,Metode Bimbingan
Dan Penyuluhan ,Metode Pemberian,
Contoh, Atau Teladan, Metode Diskusi, Metode Tanya Jawab, Metode Imstal/ ,
Pemberian Perumpamaan, Metode Targhib Dan Tarhib, Metode Taubat Dan Ampunan.
Adapun macam-macam metode menurut
Al-Nahlawi adalah: 1. Metode
Hiwar (Percakapan) Qur’ani Dan Nabawi.
Macam-macam hiwar:
a.
Hiwar Kitabi
b.
Hiwar Washfi
c.
Hiwar Qishashi Hiwar
Nabawi
d.
Hiwar Jadali
2.
Metode Kisah Qur’ani Dan
Nabawi
3.
Metode
Pembiasaan/Pengalaman
4.
Metode ‘Ibrah Dan
Mau’izah
5.
Metode Pemberian
Teladan/Contoh
6.
Metode
Amtsal/Perumpamaan
7.
Metode Targhib (Senang)
Dan Tarhib (Takut)
Adapun metode menurut
Al-Syaibani adalah:
1.
Metode Induksi
2.
Metode Perbandingan
3.
Metode Kuliah
4.
Metode Halaqoh
5.
Metode Riwayat
6.
Metode Mendengar
7.
Metode Membaca
8.
Metode Imla’
9.
Metode Hafalan
10.
Metode Pemahaman
11.
Metode Pariwisata
Menurut bukunya Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya
ada beberapa metode diantaranya adalah:
Metode pembelajaran konvensional yang meliputi:
1.
Metode Ceramah
2.
Metode Diskusi
3.
Metode Tanya Jawab
4.
Metode Demonstrasi Dan
Eksperimen
5.
Metode Resitasi/Tugas
6.
Metode Kerja Kelompok
7.
Metode
Sosiodrama/Bermain Peran
8.
Metode Karya Wisata
9.
Metode Drill
10.
Metode Sistem Beregu
Selain itu ada metode yang lain yaitu:
1.
Metode Problem Solving
2.
Metode Pepujian
3.
Metode Wirid
4.
Metode Sorogan
5.
Metode Bandongan
6.
Metode Mudzakaroh
B. Saran
Dengan bermacam-macam metode pengajaran pendidikan agama Islam diharapkan lebih
memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi ajar, sehingga tujuan pendidikan
akan mudah tercapai.
REFERENSI
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005.
Alimpandie, Imansyah. Didaktik Metodik. Surabaya: Usaha
Nasional, tt.
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo,
2004.
Nizar, Syamsul. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,
Teoritis, Dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press,
2002.
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1997.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
[1] Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997),
110.
[2] Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), 135-147.
[3] Syamsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), 74.
[4] Abu Ahnadi
Dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2005), 53.
[5] Imansyah
Alipandie, Didaktik Metodik, (Surabaya: Usaha Nasional, tt), 105.
[6] Ibid, 109
[7] W. Gulo, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), 115.
[8] Tafsir, Ilmu
Pendidikan ........, 148.