makalah hari kiamat
Sunday, December 16, 2012
1. Definisi Dari
Kiamat
Kiamat didefinisikan menjadi dua
yaitu:
a. Kiamat
sugra
Kiamat
sugra atau bisa kita sebut kiamat kecil, adalah kerusakan yang dialami oleh
sebgian alam disetiap waktu. Kiamat sugra meliputi bencana alam, gunung
meletus, banjir, kebakaran hutan, meninggalnya manusia.
Dalil
tentang kiamat sugra adalah:
Q.S.
Al-‘Ankabut, 29: 57
Artinya:
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami Kamu
dikembalikan.
b. Kiamat kubra
Kiamat
kubra atau bisa kita sebut kiamat besar atau kiamat dalam arti yang
sesungguhnya, yaitu hancurnya seluruh alam semesta dengan segala isinya yang
ditandai atau dimulai dari tiupan sangkakala Malaikat Israfil.
Dalil
tentang kiamat kubra:
Q.S. Al-Haqqah, 63: 13-16
Artinya:
Maka
apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung,
lalu dibenturkan keduanya sekali bentur, Maka pada hari itu terjadilah hari
kiamat, Dan terbelahlah langit, Karena pada hari itu langit menjadi lemah.
Pentingnya Beriman pada Hari Akhir
Pada suatu hari setelah memimpin
sholat subuh, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam langsung naik
ke atas mimbar dan menyampaikan ceramah panjang hingga datangnya waktu zuhur.
Sesudah beliau selesai memimpin sholat zuhur,
beliau lalu naik kembali ke atas mimbar untuk menyampaikan ceramah hingga
datangnya waktu asar. Lalu sesudah memimpin sholat asar beliau langsung kembali
ke atas mimbar menyampaikan ceramah hingga magrib. Sesudah mengimami sholat
magrib beliau tidak naik lagi ke atas mimbar.
Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada
hari di mana Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendadak
menyampaikan semacam daurah seharian penuh itu beliau panjang lebar
menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal berlaku atau terjadi hingga datangnya
hari Akhir atau hari Kiamat.
Begitu pentingnya urusan hari akhir ini, sehingga
beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman
menjelang datangya hari kiamat kepada para sahabatnya. Lalu mereka yang hadir
berkata: ”Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam setiap
aku bertemu dengan suatu peristiwa yang merupakan tanda akhir zaman maka aku
pun teringat ceramah panjang Nabi hari itu. Persis seperti orang yang bertemu
dengan orang yang sudah lama berpisah. Sehingga saat bertemu, segera teringat
kembali wajahnya.”
Memang, sudah semestinyalah kita umat Islam
menghayati betapa pentingnya urusan mengimani dan mempersiapkan diri menghadapi
hari akhir. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala sendiri di dalam
Al-Qur’an mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
agar tidak menganggap bahwa hari akhir atau hari kiamat atau hari berbangkit
itu masih jauh.
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari
berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit
itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari
berbangkit itu sudah dekat waktunya." (QS Al-Ahzab ayat 63)
Melalui ayat di atas Allah subhaanahu wa
ta’aala mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
untuk menghayati bahwa hari akhir atau hari kiamat sudah dekat. Oleh sebab itu,
Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga mengkondisikan para
sahabatnya dan kita semua selaku umatnya untuk menghayati bahwa hari akhir
sudah dekat dan tidak lama lagi akan segera datang.
(MUSLIM - 5247): Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Salam bersabda: "Aku diutus dan kiamat seperti dua (jari)
ini." Anas berkata: Beliau menghimpun jari telunjuk dan jari tengahnya.
Sehingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari
seorang sahabat melihat di kejauhan ufuk ada asap yang mengepul. Maka sahabat
tersebut langsung keliling ke rumah para sahabat lainnya menggedor pintu rumah
mereka seraya berteriak:
“Asap…! Asap…!”
Artinya, pada saat sahabat ini melihat asap
tersebut, maka ia teringat penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa
sallam mengenai salah satu tanda besar menjelang datangnya hari kiamat
adalah bila sudah terlihat asap mengepul. Jika lima belas abad yang lalu saja
sahabat telah sedemikian seriusnya mensikapi tanda-tanda akhir zaman, bagaimana
lagi sepatutnya kita yang hidup di zaman ini?
Bahkan sedemikian pentingnya urusan hari akhir ini
sehingga dari enam rukun iman yang kita pelajari sejak masih SD, maka beriman
kepada hari Akhir adalah yang paling sering disebut berpasangan dengan beriman
kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Di dalam Al-Qur’an maupun Hadits
sangat sering kita dapati hal ini.
“Demikianlah diberi pengajaran dengannya orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS 65:2)
Bahkan dalam satu hadits di bawah ini sampai tiga
kali Nabi menyebutkan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala
bersamaan dengan iman kepada hari akhir.
Bersabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa beriman kpd
Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam. Dan barangsiapa
beriman kpd Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan
barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya.”
(HR Bukhari-Muslim)
Ayat dan hadits seperti di atas banyak kita temui
di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga kita bisa sampai pada suatu
kesimpulan bahwa tingkat pentingnya mengimani hari Akhir setara atau sederajat
dengan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari
berbangkit. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit
itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari
berbangkit itu sudah dekat waktunya.”(QS Al-Ahzab 63)
2. Tanda-tanda
Kiamat
Sebelum terjadinya kiamat akan ada
beberapa tanda-tanda kedatangan kiamat. Tanda-tanda itu antara lain:
a.
Tanda-tanda kecil
·
Hamba
sahaya dikawini tuanya
·
Ilmu
agama sudah dianggap tidak penting
·
Tersebarnya
perzinaan
·
Minuman
keras merajalela
·
Lahirnya
Dajal al-masih
·
Banyak
terjadi gempa bumi
·
Fitnah
terjadi dimana-mana
·
Wanita
ingin seperti lelaki dan sebaliknya, dan lain-lain
b.
Tanda-tanda besar
·
Matahari
terbit dari barat
·
Bermunculanya
binatang yang bisa berbicara
·
Rusaknya
ka’bah
·
Lenyapnya
Al-Quran
·
Manusia
menjadi kafir
·
Keluarnya
bagsa Yakjuj Makjuj
·
Telah
terjadinya perang ahir zaman (armagedon)
Peristiwa Setelah Hari Kiamat
1. Yaumul Barzah, adalah hari penantian seluruh umat manusia yang telah meninggal. Yaitu nanti masa dibangkitkan manusia dari alam kubur untuk menhadap kepada Allah guna mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan ketika di dunia.
2. Yaumul Ba'as, adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur.
3. Yaumul Mahsyar, adalah hari dikumpulkannya manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur, untuk menunggu pengadilan dari Allah SWT.
4.Yaumul Hisab, adalah hari perhitungan amal perbuatan manusia selama selama hidup di dunia.
5.Yaumul Mizan, adalah penimbangan amal perbuatan manusia setelah diperhitungkan baik buruknya selama hidup di dunia.
6. Sirat, adalah jalur atau jalan penentu dari masing-masing manusia stelah dihisab dan ditimbang amal baik buruknya. Pada tahap ini manuisa akan ditentukan msuk neraka atau masuk surga . Hal ini tergantung amal baik dan amal buruk.
7. Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang baik ketika di dunia. Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8.Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan manusia. Bagi yang beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya orang yang beramal buruk akan masuk neraka.
1. Yaumul Barzah, adalah hari penantian seluruh umat manusia yang telah meninggal. Yaitu nanti masa dibangkitkan manusia dari alam kubur untuk menhadap kepada Allah guna mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan ketika di dunia.
2. Yaumul Ba'as, adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur.
3. Yaumul Mahsyar, adalah hari dikumpulkannya manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur, untuk menunggu pengadilan dari Allah SWT.
4.Yaumul Hisab, adalah hari perhitungan amal perbuatan manusia selama selama hidup di dunia.
5.Yaumul Mizan, adalah penimbangan amal perbuatan manusia setelah diperhitungkan baik buruknya selama hidup di dunia.
6. Sirat, adalah jalur atau jalan penentu dari masing-masing manusia stelah dihisab dan ditimbang amal baik buruknya. Pada tahap ini manuisa akan ditentukan msuk neraka atau masuk surga . Hal ini tergantung amal baik dan amal buruk.
7. Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang baik ketika di dunia. Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8.Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan manusia. Bagi yang beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya orang yang beramal buruk akan masuk neraka.
HIKMAH
BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT
Tidak tersembunyi lagi bagi seorang muslim tentang
pentingnya iman dan kedudukannya yang tinggi, serta nilainya yang demikian
berharga di dunia maupun di akhirat. Bahkan seluruh kebaikan di dunia dan di
akhirat tergantung pengaplikasian iman yang benar. Iman merupakan perkara yang
selalu dicari. Meraihnya adalah keinginan yang besar dan tujuan terbaik.
Dengannya seorang hamba mendapatkan kehidupan yang baik dan membebaskan diri
dari segala macam marabahaya dan kejelekan. Dengannya pula dia akan mendapatkan
pahala di akhirat dan kenikmatan yang abadi lagi berkesinambungan, yang tidak
akan berpindah maupun hilang. Allah berfirman:
“Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (An-Nahl: 97)
“Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat
dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedankang ia adalah mukmin,
maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Al-Isra’:
19)
“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam
keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shalih, maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia).” (Thaha:
75)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, Mereka
kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah darinya.” (Al-Kahfi:
107-108) [Lihat Ushulul Iman fi Dhau'i Al-Kitab was Sunnah,
1/11]
Dunia Akan Berakhir
Apakah ada orang yang tidak percaya bahwa dunia ini
akan berakhir?
Memang manis dan hijaunya dunia telah membutakan
mata hati lalu mengaburkan penglihatan lahiriah manusia. Orang mungkin akan
sulit percaya jika kelak Allah akan melipat langit dan bumi ini dengan
tangan kanan-Nya, lantas mengatakan “Aku adalah penguasa. Mana para penguasa di
dunia?” Sesungguhnya imanlah yang menjadi intinya.
“Hari Kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah
kamu apa hari kiamat itu?Hari di mana manusia bagaikan kupu yang bertebaran,
gunung-gunung bagaikan bulu-bulu yang dihamburkan.” (Al-Qari’ah:
1-5)
“Apabila Allah goncangkan dunia ini dengan
goncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan apa yang dikandungnya. Manusia
bertanya-tanya: Ada apa ini? Dunia bercerita pada hari itu bahwa Allah telah
mewahyukan kepadanya.” (Al-Zalzalah: 1-5)
“Apabila bumi digoncangkan dengan
sedahsyat-dahsyatnya dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,
maka jadilah dia debu yang beterbangan dan kamu menjadi tiga golongan.” (Al-Waqi’ah:
4-7)
“Apabila matahari digulung, dan apabila
bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila
unta-unta bunting ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila ruh-ruh dipertemukan.” (At-Takwir:
1-7)
“Apabila langit dibelah, dan apabila
bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan
apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang
telah dikerjakan dan yang dilalaikan.” (Al-Infithar: 1-5)
“Dan apabila langit terbelah, dan patuh kepada
Rabbnya, dan sudah semestinya langit itu patuh. Dan apabila bumi diratakan dan
memuntahkan apa yang ada di dalamnya, dan menjadi kosong dan patuh kepada
Rabbnya, dan sudah semestinya bumi itu patuh. Pada waktu itu manusia mengetahui
akibat perbuatannya.” (Al-Insyiqaq: 1-5)
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian,
sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat
besar. Ingatlah ketika kamu melihat kegoncangan itu lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita
yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya
mereka tidak mabuk akan tetapi azab Allah l itu sangat keras.” (Al-Hajj:
1-2)
Itulah beberapa pemberitahuan Allah tentang
hari penutup kehidupan dunia ini dan kengerian yang tidak akan bisa dicerna.
Tsunami yang telah meluluhlantakkan Aceh merindingkan bulu kuduk karena ngeri
dan dahsyatnya. Gempa bumi yang menggoncang Yogyakarta, dianggap telah menelan
korban dan kerugian materi demikian besar. Pun musibah besar lainnya di seluruh
dunia. Coba renungi berita Allah tentang hari kiamat! Lalu bandingkan
dengan seluruh peristiwa besar di dunia ini, sebandingkah?
Hari akhir dan keimanan kepadanya
Dinamakan hari akhir karena tidak ada hari
setelahnya, yaitu tatkala Allah lmembangkitkan manusia untuk sebuah kehidupan
yang abadi, kemudian mereka mendapatkan ganjaran atas usaha dalam hidup mereka,
apakah kenikmatan atau kecelakaan. Mengimani hari akhir sesungguhnya terkait
dengan banyak hal yang harus diilmui yaitu beriman tentang tanda-tanda hari
kiamat –permasalahan ini telah dibahas pada edisi-edisi sebelumnya–, mengimani
adanya nikmat dan siksa kubur, mengimani hari kebangkitan, mengimani adanya al-haudh
(telaga yang dimiliki oleh Rasulullah ), mengimani timbangan amal, mengimani
adanya syafaat, shirath (jembatan), pemberian lembaran catatan amal,
dan mengimani keberadaan surga serta neraka. Semuanya ini merupakan rangkaian
dalam beriman kepada hari akhir.
Manusia pada hari akhir
Sebagaimana terjadinya perbedaan yang tajam dalam
kehidupan manusia di dunia ini, begitu juga di akhirat. Di dunia ada yang taat
dan ada yang jahat, ada yang bertakwa dan tidak, ada yang mukmin dan kafir, ada
yang shalih dan thalih, ada yang kaya disertai syukur dan ada yang tidak, ada
yang miskin disertai sabar dan ada yang tidak. Semuanya ini sebagai gambaran
akan terjadinya perbedaan yang besar kelak di akhirat. Di dunia Allah
telah mengangkat kedudukan orang yang beriman dan orang yang taat kepada-Nya.
Demikian pula kelak di akhirat, Allah akan membalasnya lebih dari apa
yang telah diperbuatnya di dunia. Sebaliknya Allah telah menghinakan
orang-orang yang bermaksiat, ingkar dan kufur di dunia. Begitu juga Allah
akan membalasnya dengan yang setimpal kelak.
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala
yang terbaik (surga) dan tambahannya, dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam
dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang
setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. tidak ada bagi mereka seorang pelindung
pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan
kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. (Ingatlah) suatu hari (ketika itu), kami mengumpulkan
mereka semuanya, kemudian kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan
(Allah): “Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu.” Lalu kami
pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka: “Kamu sekali-kali tidak
pernah menyembah kami.” (Yunus: 26-28)
“Dan kami akan menghalau orang-orang yang
durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (Maryam: 86)
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang
yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling
darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang
berdosa.” (As-Sajadah: 22)
Allah tidak menyamakan mereka di dunia
terlebih kelak di akhirat:
“Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang
Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?” (Al-Qalam:
35)
“Patutkah kami menganggap orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat
kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) kami menganggap orang-orang yang
bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 28)
Buah beriman kepada hari akhir
1. Cinta dan semangat dalam melaksanakan
ketaatan, mengharapkan ganjaran pada hari itu.
Mencintai sebuah ketaatan merupakan sebuah anugerah
dari Allah bagi siapa yang dikehendaki-Nya, begitu juga bersemangat
tinggi terhadapnya. Orang yang cinta, dia tidak memiliki beban dalam
melaksanakan ketaatan tersebut.
Kita telah mengetahui bahwa bentuk ketaatan yang
paling besar di dalam agama adalah mewujudkan ketauhidan kepada Allah .
Allah berfirman:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
melainkann agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)
Jika seorang hamba mencintai bentuk ketaatan yang
paling besar dan dia bersemangat untuk merealisasikannya di dalam hidup,
niscaya dia akan menjadi orang yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya
di sisi Allah dan otomatis paling tinggi derajatnya di dunia. Semua risiko
dalam mewujudkan ketaatan akan dia hadapi dengan lapang dada dan penuh
kesabaran. Dia mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang ingin melaksanakan
ketaatan melainkan telah mendapatkan ujian dan cobaan dari sisi Allah . Sejarah
perjalanan hidup para nabi dan rasul menjadi contoh pertama sekaligus sebagai
suri teladan yang baik dalam hidup. Duri-duri dan kerikil-kerikil tajam siap
menusuk, gelombang dahsyat siap mengempaskan ke jurang yang tajam dan menganga.
Apakah Anda termasuk orang yang berhasil dan selamat, atau tidak? Pertolongan
Allah sajalah yang harus Anda minta.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Nabi memerintahkan setiap orang yang beriman untuk bersemangat
melaksanakan segala yang bermanfaat dan meminta bantuan kepada Allah , dan ini
sangat sesuai dengan firman Allah l ‘Kepada-Mulah kami menyembah dan
kepada-Mulah kami meminta‘. Juga seruan Nabi Hud : ‘Sembahlah Dia dan
bertawakkallah kepada-Nya.’ Maka semangat untuk meraih yang bermanfaat
bagi seorang hamba adalah semangat dalam ketaatan kepada Allah dan
menyembah-Nya, karena yang paling bermanfaat baginya adalah ketaatan kepada
Allah . Tidak ada yang paling bermanfaat bagi seorang hamba kecuali itu. Segala
sesuatu yang membantu dalam ketaatan kepada Allah , merupakan suatu ketaatan
pula, kendatipun perkara itu adalah mubah.” (Lihat Amradhul Qulub
hal. 50)
Beliau juga berkata: “Sesungguhnya semua
kebaikan itu ada dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan
semua kejahatan itu terletak dalam bermaksiat kepada Allah dan
Rasul-Nya.” (Iqamatu Ad-Dalil ‘ala Ibthalu At-Tahlil 3/54)
Beliau juga berkata: “Tidaklah ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya sebagai sebab musibah dan tidaklah taat kepada
Allah melainkan pelakunya akan mendapatkan dua kebaikan dunia dan
akhirat.” (Al-Hasanah was Sayyiah hal. 36 )
Ibnu Qayyim berkata: “Al-Hasan berkata:
‘Sungguh telah beruntung orang yang mensucikan dirinya dan memperbaikinya serta
memandunya menuju ketaatan kepada Allah . Dan merugilah orang yang telah
membinasakan dirinya dan memandunya menuju kemaksiatan kepada Allah .” (Ighatsatu
Al-Lahafan 1/51)
2. Lari dari perbuatan maksiat dan tidak
meridhainya karena takut akan azab pada hari itu.
Menyelamatkan diri dari perbuatan maksiat dan
melindungi diri darinya merupakan sebuah anugerah yang besar dari Allah , bagi
siapa saja yang dikehendaki-Nya. Karena tidak ada satu pun bentuk kemasiatan
melainkan sangat digandrungi oleh jiwa, bersamaan dengan itu amat sangat
sejalan dengan keinginan Iblis dan bala tentaranya. Siapa yang tidak menyukai
kemaksiatan akan menjadi ejekan dan olokan Iblis sekaligus menjadi sasaran
bisikan jahatnya. Orang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha untuk
menyabarkan diri dari segala perbuatan maksiat yang disenangi oleh nafsu dan
setan. Semuanya ini dia lakukan semata-mata mengharapkan balasan dan ganjaran
pada hari kekekalan.
Allah berfirman
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:
10)
3. Hiburan bagi orang yang beriman.
Adanya hari akhir bagi orang yang beriman
sesungguhnya merupakan penghibur. Mengapa? Karena Allah telah
mempersiapkan segala kesenangan yang tidak pernah didapatkan di dunia sebagai
balasan dan ganjaran dari sisi-Nya. Surga sebagai tempat kenikmatan yang akan
diberikan kepada orang-orang yang menutup kehidupan di atas ketaatan, dan
melihat Allah sebagai kenikmatan yang paling besar buat mereka.
Kalau kita mau melihat dengan kacamata yang bersih,
niscaya kita akan mengetahui bahwa tidaklah berarti kekurangan dan kesengsaraan
hidup di dunia bila diganti dan dibandingkan dengan kesenangan yang
dipersiapkan oleh Allah di sisinya kelak. Ironisnya, hal ini seringnya
luput dari benak. Di mana orang merasa hina jika dia menjadi pekerja rendahan,
pencari kayu bakar, tukang becak, pemulung, dan sebagainya. Padahal jika dia
bersabar, itu hanyalah sesaat untuk kemudian mendapatkan kenikmatan yang abadi
dan tidak berakhir. Mungkin orang akan selalu bersedih terhadap segala ujian
yang menimpanya. Bahkan karena besarnya ujian yang disertai tertutupnya jalan
keluar, seringkali seseorang putus asa dengan mengakhiri hidupnya dengan cara
yang sadis dan tidak masuk akal. Hal ini terjadi karena tidak adanya iman, atau
lemahnya iman pada dirinya akan adanya hari akhir sebagai hari pembalasan.
Mari kita merenungi untaian firman-firman
Allah dan sabda-sabda Rasulullah .
Allah berfirman:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah:
214)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan
belum nyata orang-orang yang sabar.”(Ali ‘Imran: 142)
Jihad dapat berarti:
1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi
orang-orang Islam;
2. memerangi hawa nafsu;
3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan
umat Islam;
4. memberantas yang batil dan menegakkan yang haq.
Dari Abu Hurairah : Aku mendengar Rasulullah
bersabda:
يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ
عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ
احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Allah berfirman: ‘Tidak ada balasan bagi orang
yang beriman di sisiku bila Aku mengambil kekasihnya di dunia lalu dia bersabar
melainkan surga’.” (HR. Al-Bukhari no. 5944)
Mana yang lebih berharga di dalam hidupmu, orang
yang sangat kamu cintai atau surga? Orang yang beriman tentu akan mengatakan
surga.
Dari Anas bin Malik berkata: Aku telah mendengar
Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللهَ قَالَ :إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي
بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ (يُرِيدُ عَيْنَيْهِ)
“Sesungguhnya Allah telah berfirman: ‘Apabila
aku menguji hamba-Ku dengan Aku mengambil kedua penglihatannya dan dia
bersabar, niscaya aku akan menggantikan keduanya dengan surga’.” (HR.
Al-Bukhari no. 5221)
Saudaraku, mana yang lebih berharga dalam hidupmu,
surga atau kedua penglihatanmu? Tentunya orang beriman akan menjawab surga.
Oleh karena itu, bersabarlah sesaat dalam menghadapi segala ujian hidup untuk
mendapatkan gantinya kelak di akhirat.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Nama-Nama Lain Hari Kiamat
- Yaumul Akhir atau hari akhir, maksudnya adalah hari yang paling akhir dalam kehidupan manusia. Setelah peristiwa kiamat ini tidak akan dijumpai hari-hari lain kecuali hari akhir. Segala peristiwa dan kejadiannya sudah tidak sama dengan alam di dunia.
- Yaumul kiamat atau hari kiamat, maksudnya hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya pada waktu hidup di dunia.
- Yaumul hisab atau hari perhitungan, maksudnya segala amal perbuatan manusia akan dihitung, sebesar apapun perbuatan tersebut baik perbuatan yang buruk maupun perbuatan yang baik. Perhitungan ini tidak akan mengalami kesalahan. Amal perbuatan manusia akan diperhatikan dan dimintai pertanggungjawabannya.
- Yaumul jaza’ atau hari pembalasan amal, maksudnya manusia yang melakukan amal kebaikan akan mendapat balasan surga, sedang manuisa yang melakukan amal perbuatan yang buruk atau dosa akan mendapat balasan neraka.
- Yaumul fasli atau hari keputusan, maksudnya setiap manuisa di hari akhir nanti akan mendapatkan keputusan terakhir tentang nasibnya. Hal ini sesuai dengan amal perbuatannya pada waktu di dunia.
- Yaumul taqabun atau hari kerugian, maksudnya pada hari kiamat nanti, dengan segala keputusan dan kepastian yang diperoleh dari Allah, semuanya akan mengalami kerugian, terutama bagi mereka yang tidak memperbanyak amal kebaikan dan saleh pada waktu di dunia.
- Yaumul hasyr atau hari penyesalan, maksudnya setiap manusia akan menyesal dengan segala amal perbuatannya. Bagi mereka yang tidak berbuat baik akan menyesal mengapa ketika hidup di dunia tidak patuh kepada Allah. Sedang mereka yang berbuat baik akan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal saleh.
- Yaumul waid atau hari ancaman, maksudnya pada hari kiamat nanti manusia yang berbuat buruk di dunia akan mendapat siksaan dari Allah SWT.
- Yaumud hid atau hari pertanggungjawaban agama, maksudnya pada hari kiamat nanti setiap manusia akan mempertanggungjawabkankebenaran agama yang dianutnya.