MAKALAH IDEOLOGI
Tuesday, October 23, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada
masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Ideologi
Ideologi
berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat,atau idea atau yang berarti
raut muka,perawakan,gagasan,buah pikiran,dan kata logia yang berarti
ajaran.Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan
buah pikiran atau science des ideas(Al.Marsudi,2001:57).
Puspowardoyo(1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya bumi seisinya serta menentukan asikap dasar untuk mengolahnya.Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya,seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan,ide,keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang kehidupan,
Puspowardoyo(1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya bumi seisinya serta menentukan asikap dasar untuk mengolahnya.Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya,seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan,ide,keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang kehidupan,
1. Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang pengertian ideologi itu, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
§ Traccy, “Ideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai teori politik, sosial budaya dan ekonomi”.
§ Karl Mark, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
Untuk lebih memahami tentang pengertian ideologi itu, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
§ Traccy, “Ideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai teori politik, sosial budaya dan ekonomi”.
§ Karl Mark, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
§ Ensiklopedia Polpuler Politik pembangunan Pancasila, ideologi
merupakan cabang filksafat yang mendasari ilmu-ilmu seperti sosiologi dan
politik.
§ Menurut Frans Magnis Suseno (1989. hal: 50-51). Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Ideologi tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu berhasil merebut kekuasaan politik, ideologinya itu akan dipaksakan pada masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma kelakuan dan nilai-nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang kehidupannya. “Dengan ideologi disini dimaksud segala macam ajaran tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar dan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
§ Menurut Frans Magnis Suseno (1989. hal: 50-51). Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Ideologi tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu berhasil merebut kekuasaan politik, ideologinya itu akan dipaksakan pada masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma kelakuan dan nilai-nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang kehidupannya. “Dengan ideologi disini dimaksud segala macam ajaran tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar dan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
§ Kenet R Hoover menyatakan bahwa ideologi merupakan bagian yang sangat
mendasar dari kehidupan politik. Menurut beliau :
Generally, an ideology consist of idea about how power in society ought to be organized. These ideas are derived from a view of the problems and possibilities inhernt in human nature in its individual and social aspects….ideology is a crucial part of political life. (2004. hal:4-5)
Generally, an ideology consist of idea about how power in society ought to be organized. These ideas are derived from a view of the problems and possibilities inhernt in human nature in its individual and social aspects….ideology is a crucial part of political life. (2004. hal:4-5)
Dalam pandangan
Apter, sebuah ideologi biasanya terdiri dari pemikiran-pemikiran tentang
bagaimana untuk mengatur kekuasaan yang ada didalam masyarakat. Beliau lebih
memandang identitas dan karakteristik dari kondisi manusia, sekalipun hal ini
merupakan suatu penyangkalan bahwa semua orang berbagi sifat yang biasa. Karakterisasi
kehidupan tersebut menggunakan gambaran tentang hubungan kekuasaan antara
individu dan masyarakat. Namun Frans Magnis Suseno lebih memandang secara
filsafat, dalam pandangannya meskipun ideologi tidak lepas dari masyarakat,
namun harus dibedakan daripadanya karena juga bekerja dalam bentuk abstrak,
sebagai keyakinan atau kepercayaan seseorang yang dipegangnya dengan teguh,
kekuatan ideologi terletak dalam pegangannya terhadap hati dan akal kita.
Merangkul ideologi berarti meyakini apa saja yang termuat di dalamnya dan
kesediaan untuk melaksanakannya.ideologi memuat agar orang mengesampingkan
penilainnya sendiri dan bertindak sesuai dengan ajarannya. Di sini dimaksudkan
bukan hanya ideologi dalam arti keras dan tertutup, melainkan setiap ajaran dan
kepercayaan yang memenuhi definisi di atas. Agama pun dapat dikelompkkan di
sini.”
Kenneth R. Hoover
(1994) lebih melihat bahwa tentang spektrum ideologis itu, sisi yang terletak
disebelah kiri dihubungkan dengan keyakinan bahwa persamaan antara orang-orang
lebih penting daripada perbedaannya. Dan sisi yang terletak disebelah kanan
dihubungkan dengan keyakinan bahwa perbedaan lebih penting daripada persamaan.
Kemudian mengenai kajiannya secara sistemik, elemen-elemen dari setiap ideologi
digambarkan diantara warga negara dan masyarakat. Ideologi merupakan bagian
yang sangat penting dalam kehidupan politis. Masyarakat modern membangun
struktur otoritas yang sangat besar pada konsep kekuasaan yang berasal dari
ideologi. Dalam cakupan sistem, ideologi mencakup pemikiran-pemikiran dari ilmu
ekonomi, sosiologi, politik dan filosofi yang menyediakan tema-tema intelektual
yang bergabung dari suatu kultur. Kita tidak bisa menentukan secara meyakinkan
mengenai apakah pemikiran-pemikiran ini memang benar-benar menentukan tindakan
kita, tetapi tidak ada keraguan bahwa setiap tindakan itu selalu terhubung
dengan pemikiran.
Dari beberapa
pengertian yang dikemukakan di atas, pokok persoalan ideologi-ideologi dapat
ditemukan dalam koridor pertanyaan simpel menyangkut kebebasan dan otoritas
(freedom and authority). Karena pada dasarnya manusia memiliki hak kebebasan
yang menyatu dengan kewajibannya, apa yang menapikan kebebasannya itulah
batasan kebebasan apa yang dilakukannya. Beberapa ideologi diorientasikan untuk
kekuasaan negara. Namun, berkaitan dengan perilaku politik, ideologi berjalan
secara bebas pada pertimbangan atas golongan, kepentingan pribadi dan dinamika
politik-birokrasi. Kemudian dalam kaitannya dengan suatu keputusan, ideologi
dapat memaksa pandangan dan kehendak banyak orang kepada pokok persoalan
tertentu, dan ideologi juga mampu mempengaruhi keputusan-keputusan dalam
pemungutan suara. Dengan demikian secara lebih luas ideologi tidak hanya mampu
merasuk dalam pemikiran orang banyak, tetapi meresap terhadap aspek jiwanya
yang akan tampak dalam tidakan dalam kesehariannya.
2. Cirri – Ciri Ideologi
Ideologi berasal dari kata ideas dan logos.
Ideas berarti gagasan,konsep, sedangkan logos berarti
ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan,
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya dan keagamaan.
Ciri-ciri
ideologi adalah sebagai berikut:
- Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
- Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
3. Fungsi
Ideologi
Setelah mengetahui pengertian
ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari ideologi tersebut. Soerjanto
Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:
1.Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang
dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2.Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan
makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3.Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi
seseorang.
4.Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan
identitasnya.
5.Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang
untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6.Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan
norma-norma yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian
ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti
kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan
tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus
mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga
mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu kelompok,
masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Peranan Ideologi
Peran ideologi
tentunya memiliki signifikansi dengan ideolog yang mencipta ideologi itu. Dalam
kaitan ini paling tidak ideolog sebagai orang berjasa dalam menyalurkan gagasan
untuk masyarakat, bangsa dan negara tertentu. Ideolog adalah orang yang mampu
untuk melihat keadaan kemarin, sekarang dan masa depan dengan jangkauan
pemikirannya. Sebagaimana dikatakan David E. Apter bahwa ideolog “merupakan
orang yang membuat intelektual dan moral melompat ke depan, melalui
pengetahuannya yang superior, pandangannya harus berlaku”. (1987.
hal:327-328).
Ideologi mempunyai peranan urgen untuk kemajuan bangsa, karena melalui eksistensi ideologi, maka suatu bangsa akan memiliki motivasi tinggi dalam hidup dan kehidupannya, sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak mempunyai ideologi, maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya. Secara ideal maka ideologi itu harus dinamis, terbuka dan tidak kaku (rigid) atau membelenggu hidup dan kehidupan masyarakat apalagi hanya dijadikan sebagai alat kekuasaan para penguasa.
Secara historis masyarakat dan bangsa tentunya tidak lepas dari dinamika sosial dan politik yang terjadi. Keinginan dan tujuan manusia yang selalu menuju yang ideal tentu sangat memerlukan perekat ideologi. Sehingga Parker dan Jrlinmek (R.E Gross dan Thomas L. Dynneson: 191: 1999) ‘Think globally while acting locally’ . Pendapat tersebut mengisyaratkan agar di zaman globalisasi yang merupakan buah dari akal budi manusia ini kita harus mampu untuk berpikir global dan bertindak secara lokal atau spesifik. Urgensi ideologi dalam hal ini tentunya akan senantiasa diuji dalam dirinya serta realisasinya. Secara umum peran ideologi dalam politik dapat dijelasakan dalam batasan-batasan berikut:
§ Sebagai visi yang hendak dicapai oleh bangsa
Nilai fundamental yang dapat mengatur dan mengarahkan masyarakat dalam mencapai tujuan ideal bangsa.§
§ Mampu menjadikan perekat yang memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat bangsa.
Pada masa modernisasi memang persoalan kegoncangan ideologi merupakan masalah umum. Secara khusus hancurnya tradisi kewajiban sudah terjadi sangat general di berbagai komunitas. Kondisi demikian sebagaimana peralihan atau tahapan yang dikemuakakan Alvin Topler mulai dari masyarakat tradisional, industri dan era teknologi informasi. Pengelompokkan korporasi di masyarakat yang sedang menjadi industri menjadi unit kontinuitas, dengan peran individu yang diturunkan dari padanya. Peran-peran bersifat birokratik, diatur oleh perusahaan tertentu dan memperoleh kewajian-kewajiban dari sekelompok aturan perusahaan tersebut.
Ideologi mempunyai peranan urgen untuk kemajuan bangsa, karena melalui eksistensi ideologi, maka suatu bangsa akan memiliki motivasi tinggi dalam hidup dan kehidupannya, sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak mempunyai ideologi, maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya. Secara ideal maka ideologi itu harus dinamis, terbuka dan tidak kaku (rigid) atau membelenggu hidup dan kehidupan masyarakat apalagi hanya dijadikan sebagai alat kekuasaan para penguasa.
Secara historis masyarakat dan bangsa tentunya tidak lepas dari dinamika sosial dan politik yang terjadi. Keinginan dan tujuan manusia yang selalu menuju yang ideal tentu sangat memerlukan perekat ideologi. Sehingga Parker dan Jrlinmek (R.E Gross dan Thomas L. Dynneson: 191: 1999) ‘Think globally while acting locally’ . Pendapat tersebut mengisyaratkan agar di zaman globalisasi yang merupakan buah dari akal budi manusia ini kita harus mampu untuk berpikir global dan bertindak secara lokal atau spesifik. Urgensi ideologi dalam hal ini tentunya akan senantiasa diuji dalam dirinya serta realisasinya. Secara umum peran ideologi dalam politik dapat dijelasakan dalam batasan-batasan berikut:
§ Sebagai visi yang hendak dicapai oleh bangsa
Nilai fundamental yang dapat mengatur dan mengarahkan masyarakat dalam mencapai tujuan ideal bangsa.§
§ Mampu menjadikan perekat yang memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat bangsa.
Pada masa modernisasi memang persoalan kegoncangan ideologi merupakan masalah umum. Secara khusus hancurnya tradisi kewajiban sudah terjadi sangat general di berbagai komunitas. Kondisi demikian sebagaimana peralihan atau tahapan yang dikemuakakan Alvin Topler mulai dari masyarakat tradisional, industri dan era teknologi informasi. Pengelompokkan korporasi di masyarakat yang sedang menjadi industri menjadi unit kontinuitas, dengan peran individu yang diturunkan dari padanya. Peran-peran bersifat birokratik, diatur oleh perusahaan tertentu dan memperoleh kewajian-kewajiban dari sekelompok aturan perusahaan tersebut.
Apabila ikatan-ikatan pribadi diperlemah dan
kewajibannya itu sendiri tidak, maka akan menjadi semakin kontraaktual, teratur
dan kuat. Peran-peran tersebut dikatakan sebagai karir atau profesionalisasi.
Dalam pandangan Kenneth R. Hoover (1994. Hal 336), :
“Para pemegang peran inilah yang menjadi anggota kemampanan dalam periode modern, dengan seluruh pernik-pernik profesionalismen: kode etik; sekelompok klub atau asosiasi yang mewujudkan kode dan standar tingkah laku; dan kekuasaan untuk mempengaruhi kondisi-kondisi penerapan. Peran karir mempunyai kekuasaan, tetapi jarang peran kekuasaan perse. Pada sisi positifnya, profesionalisme menghasilkan kerendahan hati dan disiplin pada rakyat yang menyebabkanya dicap”manusia organisasi” dengan semua implikasi negatif dan positif dari ungkapan tersebut. “Peran-peran karir birokratik dan peran-peran profesional tipikal masyarakat industri”.
“Para pemegang peran inilah yang menjadi anggota kemampanan dalam periode modern, dengan seluruh pernik-pernik profesionalismen: kode etik; sekelompok klub atau asosiasi yang mewujudkan kode dan standar tingkah laku; dan kekuasaan untuk mempengaruhi kondisi-kondisi penerapan. Peran karir mempunyai kekuasaan, tetapi jarang peran kekuasaan perse. Pada sisi positifnya, profesionalisme menghasilkan kerendahan hati dan disiplin pada rakyat yang menyebabkanya dicap”manusia organisasi” dengan semua implikasi negatif dan positif dari ungkapan tersebut. “Peran-peran karir birokratik dan peran-peran profesional tipikal masyarakat industri”.
Apabila jaringan kewajiban pembentuk
masyarakat terpecah di dalam satu periode perubahan, aspek pemeliharaan dari
eksistensi manusia perasaan atau keyakinan (trust) menerima warisan dari masa
lampau harus secara hati-hati diantisipasi dan dijaga. Karena apabila warisan
tersebut hilang, akan berakibat pada suatu keasyikkan yang mendalam dengan diri
dan penonjolan diri dan sama sekali membunuh proyeksi manusia dalam menciptakan
dan mencapai tatanan peradabannya.
5.
Unsur-Unsur
Ideologi
Terlepas
dari berbagai ragam definisi ideologi, menurut Koento Wibisono (1989) apabila
diteliti dengan cermat ada kesamaan unsur ideologi yaitu : keyakinan, mitos dan
loyalitas. Keyakinan, dalam arti bahwa dalam setiap ideologi selalu memuat
gagasan-gagasan vital, konsep-konsep dasariah yang menggambarkan seperangkat
keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku atau perbuatan manusia
sebagai subyek pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang di cita-citakan.
Mitos, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu memitoskan sesuatu ajaran, dan
secara optimistik-deterministik mengajarkan, bagaimana suatu ideologi pasti
akan dapat dicapai. Loyalitas, dalam arti bahwa dalam setiap ideologi selalu
menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan optimal kepada para pendukungnya.
6.
Ideologi
Sebagai Sistem
Ideologi
dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan oleh suatu
masyarakat untuk menginterpresikan (mengartikan) hidup dan kehidupannya.
Dapat juga dikatakn sebagai identitas
suatu masyarakat atau bangsa, yang
sering disebut dengan istilah “kepribadian bangsa”. mengingat ideologi
merupakan suatu sistem berpikir dalam semua aspek kehidupan, maka ia dapat
diterapkan kedalam sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya. Mula-mula digali
dari kenyataan-kenyataan yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu
sistem, dan akhirnya diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif)
Ideologi
biasanya adalah sistem yang tertutup (eleduktif-induktif). Apabila suatu
masyarakat menganut sistem ideologi tertentu, itu berarti masyarakat tersebut
menggunakan sistem deduktif; yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik politik,
ekonomi, maupun kehidupan sosial budaya sehari-sehari bersumber dari
nilai-nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya. Contohnya ialah sosialisme-
marxisme, liberalisme, dan agama tertentu.
Ideologi
dapat juga mengandung pengertian bahwa dia harus menegara, yaitu nilai-nilai
yang dikandungnya diatur melalui Negara. Jadi, sesungguhnya negaralah yang
mempunyai peran penting didalam sistem ideologi guna mengatur warga Negaranya
dan mencapai cita-cita dan tujuannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ideologi
merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk
orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi
merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi
merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan
semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.
Komitmen itu
tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan
yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu
masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai
itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau
normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk
memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai
dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk
masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.