MAKALAH TEKNIK KONSEP SAMPLING
Tuesday, September 6, 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas yang berjudul SAMPLING
” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah
yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “
tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal, sehingga
dapat diketahui kelebihan dan kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru
yang lebih efektif. Secara kompleks penelitian merupakan aktivitas pengumpulan
fakta, bukti atau hasil secara sistematis dalam rangka untuk menemukan,
mengembangkan atau menguji pengetahuan tentang fenomena alam maupun sosial.
Penelitian memiliki fungsi yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, hasil-hasil penelitian sebaiknya dapat diketahui oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Proses
penelitian berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi penelitian
experimental dan penelitian survai. Pada kesempatan ini, akan coba dibahas
mengenai penelitian survai. Penelitian survai biasanya digunakan untuk mengkaji
populasi dengan cara mengkaji atau menentukan sampel untuk menemukan insidensi,
distribusi maupun korelasi variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian
survai ada yang menggunakan sensus dan ada yang menggunakan sampel.
Jumlah
populasi yang terbatas memungkinkan peneliti dapat menggunakan sensus, akan
tetapi pada populasi yang sangat banyak, maka dapat dilakukan sampling untuk
efisiensi tenaga, waktu dan biaya. Metode sampling dapat dibedakan menjadi probability
sampling dan non probability sampling. Probability sampling
memberikan kesempatan pada setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non
probability sampling tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih.
Probability sampling terdiri dari:
1. Simple
Random Sampling
Merupakan
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama pada setiap unsur
populasi untuk dipilih. Cara ini dapat menggunakan bantuan tabel random maupun
menggunakan cara seperti yang biasa dilakukan ibu-ibu arisan dengan cara
membuat gelas kocokan. Data yang digunakan harus homogeny.
2. Stratified
Random Sampling
Merupakan
cara pengambilan sampel dengan cara melakukan stratifikasi pada populasi yang
tidak homogen, sehingga sampel yang diperoleh dapat homogen. Acak dapat
dilakukan pada setiap subgrup.
3. Cluster
Sampling
Merupakan
cara pengambilan sampel dengan cara diklasterkan menjadi grup untuk diambil
secara acak. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan tinggi
dijadikan klaster primer (pengambilan acak) dan jumlah mahasiswa dari masing-masing
perguruan tinggi sebagai klaster sekunder (pengambilan acak).
4.
Stratified Cluster Sampling
Merupakan
cara pengambilan sampel dengan cara distratifikasi kemudian dikelompokkan
berdasarkan klaster. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan
tinggi distratifikasi menjadi besar, sedang (Strata primer), kecil kemudian
diacak untuk diambil perguruan tinggi dari masing-masing stratifikasi (klaster
primer). Kemudian distratifikasi menjadi mahasiswa tingkat I sampai IV (strata
sekunder) dan kemudian diacak 25 mahasiswa tiap angkatan (klaster sekunder).
Non probability sampling terdiri dari: (1) Purposive Sampling, Merupakan
pengambilan sampel populasi dengan menggunakan kriteria-kriteria khusus; (2) Quota
Sampling, Merupakan pengambilan sampel berdasarkan jumlah yang ditentukan;
dan (3) Accidental Sampling, Merupakan pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan.
Pengambilan
sampel harus tepat dan benar, karena hal ini memiliki pengaruh yang besar dalam
keberhasilan proses penelitian. Semoga informasi dan ulasan ini dapat memberi
tambah untuk ilmu pengetahuan dan dapat diambil manfaatnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
SAMPLING
Sampling
adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk menduga keadaan suatu
populasi. Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai
karakteristik populasinya seperti kepadatan populasi, sebarannya dalam
habitat, jumlah relatif masing-masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga
menurut waktu. Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin
pengamatan terhadap keseluruhan populasi dilakukan.
Sampling
serangga di penyimpanan diperlukan bagi praktisi pengendalian hama pascapanen
untuk memonitor keberadaan serangga hama pascapanen dalam hal
· Spesies
apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar
informasi sebelumnya tentang status hama.
· Berapa
jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi
pengendalian
Monitoring serangga adalah
elemen kunci dalam PHT hama pascapanen. Umumnya, sampling hama pascapanen
tidak dilakukan tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan
simpan secara umum.
B.
KONSEP SAMPLING
Sampling
dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan pengendalian hama
pascapanen. Tujuan sampling hama pascapanen sebenarnya adalah untuk
menentukan kapan waktu yang tepat untuk intervensi tindakan dan untuk
menentukan apakah intervensi pengendalian telah efektif menekan populasi
serangga. Tujuan ini menentukan area sampling, peralatan sampling, cara
mengumpulkan data dan bagaimana data dianalisis. Hal pertama yang harus
diketahui adalah konsep sampling.
Unit contoh/sampel
Unit contoh adalah fraksi dari area yang dihuni suatu populasi serangga
sasaran, yang disebut universe. Contohnya, bila sampling terhadap
permukaan stapel beras di gudang menggunakan colokan (spear), maka unit contoh
adalah kuantitas beras dalam colokan sedangkan permukaan stapel beras adalah
universe. Bila menggunakan perangkap, unit contoh sebenarnya adalah area
efektif perangkap dan durasi pemerangkapannya. Namun area efektif suatu
perangkap sulit diukur, sehingga untuk praktisnya, unit contoh adalah
perangkap.
Ukuran unit
contoh
Ukuran unit contoh ditentukan oleh peralatan yang digunakan, misalnya volume
setiap unit contoh beras tergantung ukuran spear yang digunakan.
Ukuran unit contoh harus tepat. Meskipun ukuran unit contoh yang besar
dapat mengurangi jumlah titik sampel yang diperlukan, hal ini biasanya butuh
waktu dan biaya penanganan lebih besar. Unit contoh yang kecil dengan
jumlah titik sampel yang banyak lebih efisien dan lebih representatif, namun
perlu dijaga supaya ukuran unit contoh cukup besar sehingga masih dapat
menangkap serangga dalam kepadatan populasi yang rendah.
Saat ini telah dikembangkan standar ukuran unit contoh untuk tiap bahan simpan.
Biasanya disyaratkan 500-1000 biji untuk diamati per unit contoh. Jumlah
tersebut setara dengan berat biji tertentu seperti tersaji di bawah ini
Biji
jagung (ukuran kecil)
|
200 g
|
Biji
jagung (ukuran besar)
|
250 g
|
Biji
sorghum
|
25 g
|
Kacang
polong (cowpea)
|
150 g
|
Butir
gandum
|
25 g
|
Butir
millet
|
10 g
|
Butir
padi
|
15 g
|
C. TEKNIK
SAMPLING
Teknik
sampling adalah metode yang meliputi pemilihan unit contoh yang tepat a serta proses
penarikan contoh. Unit contoh apa yang akan dipakai disesuaikan dengan
sifat bioekologi serangga. Misalnya, unit contoh berupa perangkap
berumpan hanya tepat untuk sampling serangga yang tertarik umpan
tersebut. Proses penarikan contoh bisa bisa dilakukan secara random atau
sistematik (non ramdom). Pada proses random, pemilihan titik contoh berdasarkan
tabel angka acak. Sebaliknya, titik contoh pada sampling sistematik
mengikuti aturan tertentu, misalnya jarak yang sama antar titik contoh, posisi
pengambilan sampel yang sama untuk bahan simpan yang sedang bergerak dan
lain-lain.
Statistik
Dasar
Hampir
semua hipotesis statistik berdasar pada asumsi bahwa sampel data terdistribusi
normal. Sebaran data jumlah serangga per unit contoh, lama perkembangan
hidup serangga, jumlah serangga yang mati setelah fumigasi dan sebagainya
apabila diplotkan akan menghasilkan kurva yang berbentuk seperti genta,
terutama bila unit contoh cukup besar (>30).
Apabila
data pengamatan dalam suatu unit contoh dihitung/diukur dan dilambangkan dengan
x, maka rata-rata atau mean data per unit contoh adalah:
Varian (s2)
adalah jumlah kuadrat dari selisih data unit contoh (xi) dan
mean , sehingga rumus sederhananya adalah dengan n-1 derajat bebas.
Akar kuadrat dari varian (Ös2=s) disebut deviasi standar
sampel dan menunjukkan seberapa dekat mean hasil perhitungan sampling terhadap
mean populasi sebenarnya.
Program
sampling
Semua
pengetahuan terdahulu tentang sampling biasanya menghasilkan program
sampling. Program sampling menunjukkan unit contoh apa yang digunakan,
berapa banyaknya titik contoh, kapan dilakukan sampling, bagaimana distribusi
spasial (dispersi serangga), analisis statistik apa yang digunakan dan
sebagainya. Program sampling sangat berguna untuk menentukan apakah pada
saat tertentu perlu atau tidak dilakukan intervensi pengendalian. Program
sampling yang dilaksanakan dengan baik akan menjadi salah satu kunci
pengendalian hama pascapanen di penyimpanan.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.