Makalah Pembahasan Berdoa
Wednesday, November 2, 2016
Berdoa merupakan suatu
ibadah, bahkan menjadi otaknya ibadah. Kenapa doa menjadi otaknya ibadah?
Karena, dengan berdoa jelas sekali memperlihatkan penghambaan manusia kepada
Allah. Dengan berdoa kepada Allah, maka terwujudlah: Allah, tempat meminta,
tempat memohon, sedang si hamba adalah makhluk yang hina dan selalu dalam
kekurangan.
Karena suatu ibadah, maka berdoa
sangatlah dianjurkan (diperintahkan) oleh agama, walaupun doa tidak memerlukan
suatu syarat dan rukun yang ketat, seperti halnya ibadah shalat, zakat, dan
puasa.
Banyak firman Allah SWT. dan hadits
Rasulullah SAW. yang menerengkan tentang doa dan merintahkan orang-orang
beriman agar berdoa diantaranya adalah sebagai berikut:
Al-Quran
Surat Al-A'râf ayat 55-56

Artinya: "Mohonlah
(berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus,
bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas; dan
janganlah kamu berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan
mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat
mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang
ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan)."
Surah Al-Baqarah ayat 186

Artinya: "Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, maka sesungguhnya
Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa
apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi
(seruan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka
mendapat petunjuk."
Surah Al-Mu'min, ayat 60

Artinya: "Dan berfirman Tuhanmu
"Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa)
mu itu."
Surah Al-A'râf, ayat 180:

Artinya: "Dan Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah (Al-Asmâ'u al-Husnâ), maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu."
Surah Al-Isrâ', ayat 110

Artinya: "Katakanlah
olehmu hai Muhammad: berdoalah (pujilah) akan Allah atau berdoalah (pujilah),
akan Ar-Rahmân (Maha penyayang)."
Surah Yûnûs, ayat 10

Artinya: "Doa
(percakapan) mereka di dalamnya (surga), adalah Allâhumma (Mahasuci Engkau
wahai Tuhan)."
Al-Hadits
Diriwayatkan dari Abû Dâud dan
Al-Turmudzî

Diriwayatkan dari
Al-Turmudzî yang artinya sebagai berikut:
"Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan 'afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian." (HR. Al-Turmudzî).
"Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan 'afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian." (HR. Al-Turmudzî).
Diriwayatkan dari Al-Turmudzî

Baca Juga
A. PENGERTIAN DOA
DOA (DU’A) adalah memohon atau
meminta pertolongan kepada Allah SWT. Akan tetapi bukan berarti hanya
orang-orang yang sedang ditimpa musibah saja yang layak memanjatkan doa. Dalam
keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusia,
kiranya kita layak berdoa. Setidaknya berdoalah memohon perkenan Allah SWT
untuk mengampuni segala dosa-dosa, baik yang kita segaja maupun tidak. Juga
meminta tetap diberi kekuatan iman dan kesehatan agar dapat melaksanakan segala
perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya dari gangguan setan dan hawa nafsu
kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam jurang maksiat.
Apalagi jika kita sadari bahwa situasi
dan kondisi yang kita hadapi sehari-hari berputar bagai roda pedati. Mungkin
saja hari ini kita bisa beribadah dengan baik dan ikhlas, namun siapa tahu
hari- hari berikutnya kita didera rasa malas? Boleh jadi hari ini kita begitu
bahagia, tetapi siapa tahu nasib kita pada esok atau lusa menjadi sebaliknya?
Karena itulah dalam keadaan sebaik apa pun kita tetap perlu berdoa. Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, "Tiada sesuatu yang paling mulia dalam
-pandangan Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan
lapang." (HR. Al-Hakim).
Tentu saja dalam berdoa jangan memohon sesuatu yang menurut kita baik,
padahal sesungguhnya buruk. Suatu misal karena sudah lama menderita sakit
parah, karena merasa selalu tersiksa lalu kita memohon kematian. Bukankah
seharusnya kita memohon kesemÂbuhan. Nabi saw. juga melarang kita memohon mati. Abu
Huroiroh ra. mengutarakan, Muhammad Rosulullah saw. bersabda, ’’Sekali-kali
janganlah kalian meminta mati. Jangan pula mendoakannya sebelum mati itu
datang sendiri. Sebab jika kamu telah mati, maka berhentilah kalian beramal.
Sesungguhnya bertambah panjang umur seorang mukmin, bertambah pula kebaikan
yang dapat diperbuatnya". (HR. Muslim)
Allah SWT juga berjanji untuk
mengabulkan doa para hamba- Nya. Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu." (QS. 40/Al- Mukmin: 60) "Dan
Dia memÂperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan
serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. (QS. 42/Asy-
Syuro: 26)
Dalam hadits juga diungkapkan bahwa Allah SWT tidak
akan menolak doa hamba-Nya. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
Allah, Tuhan Yang Maha Hidup lagi Maha Mulia, merasa malu jika seseorang
mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, lalu orÂang itu ditolak dengan kosong
dan kecewa". (HR. Empat Ahli Hadits, kecuali Nasai dari Salman
ra.)
Dengan demikian setiap doa pasti
dikabulkan oleh-Nya. Bahkan ada tiga orang yang mendapat prioritas doanya
segera dikabulkan.
Muhammad Rosulullah saw. menerangkan,
"Ada tiga orang yang sekali- kali tidak akan ditolak doanya oleh Allah
SWT, ialah orang yang sedang berpuasa sampai waktu menjelang berbuka, kepala
negara yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR. Tirmidzi dari
Abu Huroiroh ra.)
Jika doa-doa yang telah kita panjatklan belum
terkabulkan, bukan berarti bahwa doa kita tersebut ditolak. Muhammad
Rosulullah saw. bersabda: "Apabila seorang muslim menyungkurkan
wajahnya (sujud) kepada Allah dalam memohon sesuatu, pasti Allah memberinya.
Dan pemberian itu disegerakan atau menjadi simpanan di akhirat". (HR.
Ahmad dari Abu Huroiroh ra.).
Doa merupakan unsur yang paling esensial
dalam ibadah. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Tidak ada
sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan doa". (HR.
Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasai) Sebab sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi
dari Anas ra., menurut Nabi saw. doa adalah ibadah karena:
a. mematuhi perintah Allah SWT,
yakni firman-Nya: "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan
doamu;
b. doa merupakan cermin
menghambakan diri kepada Allah SWT; dan
c. pengakuan,
bahwa hanya Allah SWT Yang Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak, sehingga hanya
Dia-lah yang dapat mengabulkan dan
mewujudkan segala keinginan kita.
Ada beberapa keutamaan yang akan kita
peroleh dalam berdoa.
1.
Allah menyertai hamba-nya yang berdoa. Muhammad
Rosulullah saw.
bersabda,"Sesungguhnya
Allah berfirman: ’Aku selalu dalam
persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku’." (HR. Bukhori
Muslim dari Abu Huroiroh ra)
2.
Doa senjata orang mukmin. Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, "Doa adalah senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan
bumi". (HR. Hakim dari Ali bin Abi Tholib ra.)
3.
Doa datangkan keselamatan. Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, "Janganlah engkau merasa lemah untuk berdoa,
sebab sesungguhnya tidak seorang pun yang binasa selama ia tetap berdoa". (HR.
Ibnu Hiban dan Hakim dari
Anas ra.)
4.
Doa menolak bencana, dan menolak tipu
daya musuh. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Doa berguna terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang,
dan hal-hal yang belum turun
kepadanya. Sesungguhnya bencana
pasti akan turun, dan akan ditemui oleh, doa. Lalu keduanya selalu bersaingan
sampai hari kiamat". (HR.
Bazaar dan Thobroni dari Aisyah ra.) Maksudnya, bencana senantiasa mengintai manusia,
dan semua itu dapat ditolak hanya
dengan doa.
Memanjatkan doa kepada Allah SWT,
pertanda beriman kepada- Nya. Itulah sebabnya doa dikatakan sebagai tiang
agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman tersebut, jika diawali
atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan dibawa naik oleh para malaikat. Maka
tidak salah jika doa itu diibaratkan cahaya langit dan bumi.
C.
WAKTU
WAKTU YANG DIUTAMAKAN UNTUK BERDOA
Ada waktu-waktu tertentu yang mendapat prioritas doa
diterima oleh allah SWT:
1.
Waktu antara adzan dan iqomat.Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, "Tidak akan ditolak, suatu doa yang dipanjatkan
antara waktu adzan dan icjomah." (HR. Tirmidzi).
2.
Waktu sepertiga malam yang terakhir dan
sesudah sholat wajib. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tuhan turun ke langit dunia pada sepertiga
malam yang terakhir. Dan berfirmanlah Dia: "Siapa yang berdoa kepada- Ku, maka Aku perkenankan doanya. Siapa yang
meminta ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dia." (HR. Bukhori dan Muslim). Abi Umamah ra.
mengutarakan, seseorang bertanya kepada Nabi, ’’YaRosulullah, kapankah doa itu paling didengar
oleh Allah?’’ Muhammad Rosulullah saw bersabda: ’’Pada akhir malam, dan sesudah sholat wajib". (HR.
Tirmidzi)
3.
Sepanjang hari Jum’at.
4.
Ketika khotam (tamat) membaca
Al-Qur’an 30 juz.
5.
Ketika sujud. Muhammad Rosulullah
saw. bersabda, "Saat paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sedang bersujud,
karena itu perbanyaklah doa pada saat itu". (HR. Muslim, Abu
Dawud, dan Nasai dari Abu Huroiroh
r a)
6.
Kala melakukan thowaf (mengelilingi
ka’bah).
7.
Saat turun hujan atau menghadapi musuh
di medan perang. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Berdoalah pada waktu doa- doa itu diperkenankan Tuhan,
yakni pada saat berjumpa dengan pasukan musuh, ketika akan melaksanakan sholat, dan ketika turun hujan." (HR..
Asy-Syafi’I).
D.
TEMPAT TEMPAT YANG DIANJURKAN BERDOA
Tempat-tempat tertentu yang mendapat
priorotas dari Allah SWT, diterimanya doa adalah:
1.
di depan dan di dalam Ka’bah.
2.
di Masjid Muhammad Rosulullah saw.
3.
di belakang makam Nabi Ibrohim as.
4.
di atas bukit Shofa dan Marwah.
5.
di Arofah, di Mudzalifah, di Mina, dan di
sisi jamarot yang tiga.
6.
Di tempat-tempat yang mulia lainnya
seperti Masjid dan Musholla.
E. ETIKA BERDOA
Mengingat doa adalah ibadah sebagaimana sabda Muhammad Rosulullah saw. di
atas, maka ada beberapa etika yang harus kita terapkan dalam berdoa. Berikut
penulis ramukan etika dalam berdoa dari beberapa ayat dalam Al-Qur’an, serta
petuah Imam Ghozali yang tertuang dalam Ihya Ulumuddin, petuah Al-Qusyairi, dan
petuah Imam Nawawi.
1.
Bertobat sebelum berdoa, lalu menghadapkan
diri kepada Al¬lah dengan sungguh-sungguh dan khusyu’.
2.
Disunnatkan menghadap kiblat.
3.
Seyogyanya doa-doa itu diawali dan
diakhiri dengan puji-pujian kepada Allah SWT.
4.
Mengakui keagungan Allah SWT dengan segala
kerendahan diri dan hati (QS. 6/Al-An’am: 42).
5.
Mengucapkan doa dengan suara yang sedang
(tidak keras dan juga tidak berbisik) dan lembut. "Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh Dia tidak menyukai
or¬ang-orang yang melampaui batas." (QS. 7/Al-’Arofi 55)
6.
Memanjatkannya dengan perasaan takut
(tidak akan diterima) dan berharap (untuk dikabulkan). "Berdo’alah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang yang berbuat kebaikan." (QS. 7/Al-A’rof: 56).
7.
Tidak perlu berpantun, dan/atau dengan
pengucapan berirama. Cukuplah dengan kata-kata yang baik yang mencerminkan
kerendahan kedudukan kita sebagai hamba di hadapan Allah SWT, serta sederhana
dan tepat mengenai sesuatu yang kita inginkan. Alangkah lebih baik jika kita
memanjatkan bacaan- bacaan doa yang telah dicontohkan Muhammad Rosulullah saw.
yang kandungan maknanya sesuai dengan kehendak kita juga,
8.
Mengulang doa sampai dua atau tiga kali,
yakni doa tentang sesuatu yang kita prioritaskan memohonkannya kepada Allah
SWT.
9.
Ditutup dengan bacaan sholawat, kemudian
dilanjutkan dengan bacaan
Subchaana robbika robbil
’izzati ’aammaa yashifuun. Wa salamun ’alal-mursaliina wal chamdulillaahi
robbil ’alaamiin.
(Maha Suci Tuhan, Tw/ian
yang memiliki kebesaran/kesucian dari sifat rendah yang mereka sifatkan. Dan
kesejahteraan itu atas segala rosul yang telah diutus Tuhan. Dan puji-pujian
hanyalah bagi Allah, Tuhan sekalian alam).
Kesimpulan
Dengan berdoa kita dapat bermunajat kepada Allah Swt atas segala hal yang
kita kehendaki kedepannya. Dengan menyerahkan diri dan menyerahkan segala
urusan kepada kehendak Allah maka dengan mengetahui Apa sebenarnya doa itu,
Fungsi doa, kapan waktu yang dianjurkan berdoa, tempat tempat yang doanya akan
makbul dan yang paling penting etika dalam memanjatkan doa kepada Allah. Semoga
dengan memanjatkan doa kita tak lupa memanjatkan doa kepada kedua orang tua
yang selalu setia mendampingi kita dengan doanya yang kuat.
Daftar Pustaka :
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/doa//933/etika-berdoa.html