Makalah Hakikat Kehidupan Manusia Peradaban dan Perubahan Sosial
Tuesday, November 22, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
merupakan makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Antara manusia dan
peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling
mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu
peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu
peradaban mempunyai wujud, tahapan dan
dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban
pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini
dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di
masyarakat.Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman,
dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain
adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum.
Perkembangan
dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang
luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya
formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser
posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
B. Rumusan Masalah
Berpijak
dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah :
1. Bagaimana Hakikat Peradaban?
2. Bagaimana Hakikat Hidup Manusia?
3. Bagaimana Peradaban dan Perubahan
Sosial?
4. Seperti Apa Teori Mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, dan
Ketergantungan?
5. Apakah Yang Dimaksud Modernisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Peradaban
Peradaban
memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah
hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa
manusia melalui alatalat indranya menghasilkan beragam barang seni dan
bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup,
kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990) berusaha
memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah
peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization
yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang
harus maju dan indah.
Kebudayaan
berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan
pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Peradaban berasal
dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington
(2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social
grouping of people and the broadest level of cultural identity people have
short of that which distinguish humans from other species.
Peradaban
merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang telah maju. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju
dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di lembah sungai Nil masa itu
kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah
Sungai Nil sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan, dan cara
berkehidupan yang sudah maju bila disbanding dengan bangsa lain.
Keajaiban
dunia yang dikenal saat ini antara lain :
· Piramida di Mesir merupakan makam
raja-raja Mesir kuno.
· Taman gantung di Babylonia.
· Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km
di RRC.
· Menara Pisa di Italia.
· Menara Eiffel di Paris.
· Candi Borobudur di Indonesia.
· Taj Mahal di India.
· Patung Zeus yang tingginya 14 m da
seluruhnya terbuat dari emas.
· Kuil Artemis merupakan kuil yang
terbesar di Yunani.
· Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang
dibangun oleh Ratu Artemisia untu mengenang suaminya Raja Maulosus dari Carla.
· Colossus, yaitu patung perungu dewa
matahari dari rhodes.
· Pharos, yaitu patung yang tingginya
hingga 130 m dari alexsandria.
· Gedung parlemen di inggris di london.
· Kabah di saudi arabia.
· Colossum di Roma italia.
Selah
satu ciri yang penting dalam devenisi peradaban adalab berbudaya. Yang dalam
bahasa ingris disebut Cultured. Orang yang cultured adalah yang juga lettered
dalam hal ini tidak sekedar hanya bisa membaca dan menulis hal yang sederhana.
B.
Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban
tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik,
seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan
dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan.
Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi
untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada
prilaku pada manui. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan
antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab
adalah manusi yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris
secara optimal). Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat,
martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal
dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah masyarakat
adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau
masyarakat madani.
Pada
mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer
ibrahim(mantan wakil perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan
istilah masyarakat madani sebagaia istilah lain dari civil society. Nurcholish
madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Oleh
banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa
indonesia dengan berbagai istilh antara lain :
· Civil society diterjemah dengan
istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan society artinya
masyarakat.
· Civil society diterjemahkan dengan
masyarkat beradap atau keberadaban, ini merupakan terjemahan dari civilizet(beradab)
dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak
beradab(uncivilzet society)
· Civil society diterjemahkan sebagai
masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata madinah, kota tempat kelahiran
nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban
Berkaitan
dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini dikarnakan
madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita kepada
polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat beradab.
Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan.
Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari
negaa. Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang
berkadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai
prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme,
serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme,
serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil
society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang
terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari),
keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang
tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum
yang diikuti oleh warganya.
C. Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam
kehidupan sosial budaya
Evolusi
kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal
pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses
evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda,
bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya
untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya
kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi,
merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai
kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan
alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya
mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Masa
dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa
sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa
sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa
prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan
diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk
dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan
revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek,
seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan
indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama,
dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian,
hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan
konsep.
Ada
dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:
· Penemuan roda untuk transportasi, pada
mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah
pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil
seperti saat ini.
· Bahasa adalah suara yang diterima
sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika
tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang
mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.
Mengenai
masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi,
terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah/madya
(Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum)
2. Pendekatan berdasarkan model social
ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
Ø Masa berburu dan mengumpulkan makanan,
meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat
lanjut (tradisi Epipaleolitik).
Ø Masa bercocok tanam, meliputi tradisi
Neolitik dan Megalitik.
Ø Masa kemahiran teknik atau perundagian,
melliputi tradisi semituang besi.
Manusia
berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang
diciptakannya. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono
(1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
Ø Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan
adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
Ø Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh
India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun
1500 Masehi.
Ø Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh
Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.
Ø Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya
anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai.
Peradaban
tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu
yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab
atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai
sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban
merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi
tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi
dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu
bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh
lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya
setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang
bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban
bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian.
Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan
tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum
mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu
pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam
kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah
mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari
logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan
lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat
peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan
logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh
alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini
ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban
bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu
dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak
besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal
bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti.
Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M adalah
Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia
lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak
kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam
masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh
Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa,
termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global
semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
D. Pengertian Adab dan Peradaban
Istilah
peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering
dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud
unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan
sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi. Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka
istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti:
kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan.
Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota
yang maju dan kompleks.
Huntington
mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish
humans from other species. Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau
kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan
peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan
indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Ibnu
Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia,
kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group
feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia
yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang
lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban
bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara
berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Tinggi
rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
Ø Pendidikan
Ø Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.
Wujud
Peradaban Moral :
Ø Nilai-nilai dalam masyarakat dalam
hubungannya dengan kesusilaan.
Ø Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang
dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
Ø Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang
apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku
manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
Ø Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan
(balance), dan kebalikan (contrast).
Ø Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le
Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41) menyatakan Civilization is the cultural
development, the distinctly human attributes and attainments of a particular
society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture
evolutionary scale. Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized
usage would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer
to more highly and less highly civilized peoples, the determinative
characteristic being intellectual, aesthetic technological, and spiritual
attainments.
The
Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama sebagai tahap
peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke
bercocok tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban
industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat
terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban
informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi
digital.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peradaban berasal dari kata adab, yang
dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya
menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban merupakan tahap tertentu
dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu
yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah
maju
2. Manusia sebagai makhluk beradab artinya
pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi
pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui. Konsep masyarakat adab
berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga,
atau masyarakat madani.
3. Evolusi kebudayaan adalah proses yang
berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya dan akal pikiran manusia dalam
menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu.
Wujud
peradaban moral:
-
Nilai-nilai
-
Norma
-
Etika
4. Berdasarkan pada pendapat-pendapat di
atas dapat diketahui bahwa peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan
perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa
ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.
5. Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di
atas, sekarang manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat
di bidang teknologi informasi menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan
dalam sarana transportasi. Di era global, hubungan antarmanusia tidak terbatas
dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan
demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta
berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Murtadha
Muntahhari. 2002. Manusia, Dan Alam Semesta. Lentera Basritama : Jakarta.
Budhy
munawar ranchman. 2011. Membaca Nurcholish Madjid Islam Dan Pluralisme.
Democracy project : Jakarta.
Arimbi,
Mas Achmad, 1993, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan, Jakarta:
Walhi.
Baharsjah,
Justika S, 1999, Menuju Masyarakat Yang Berketahanan Sosial – Pelajaran Dari
Krisis, Jakarta : Departemen Sosial RI.
Basuki,
Johanes, 1997, Budaya Organisasi (Konsep dan Terapan), Jakarta: Yayasan Pembina
Manajemen
Zain,
Badudu. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.Soepomo.
1974. Bab-bab tentang Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.