Dasar Filsafat dan penjelasan Lengkap
Monday, November 28, 2016
A. Dasar dan Tujuan
Filsafat Pendidikan
Dasar filsafat pendidikan :
1. Metafisika
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Tujuan filsafat pendidikan
:
1. Dengan berfikir filsafat
seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri
2. Seseorang dapat menjadi
orang yang dapat berfikir sendiri
3. Memberikan dasar-dasar
pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis pula sehingga seluruh
pengetahuan merupakan satu kesatuan
4. Hidup seseorang tersebut
dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebab itu
mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar
hidup diri sendiri
5. Bagi seorang pendidik
filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan
dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti
misalnya ilmu mendidik
Tujuan filsafat pendidikan
juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat
mengembangkan pendidikan itu sendiri yaitu :
1. Idealisme
2. Realisme
3. Pragmatisme
4. Humanisme
5. Behaviorisme
6. konstruktivisme.
B. Peranan dan Fungsi
Filsafat Pendidikan
Filsafat, termasuk juga
filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu
filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk
dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data
kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat
berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan
tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori
pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan
(paedagogik). Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan
yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut
pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan
nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan
yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan
sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam
masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat
hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat
pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu
juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan
kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar dan Tujuan
Filsafat
Dasar filsafat pendidikan :
1. Metafisika F bagian
filsafat yang mempelajari masalah hakekat. Mulai hakekat dunia, hakekat
manusia, hakekat tuhan, termasuk di dalamnya hakekat anak. Metafisika secara
praktis akan menjadi persoalan utama dalam pendidkan. Karena anak bergaul
dengan dunia sekitarnya. Maka ia akan memiliki dorongna yang kuat untuk
memahami tentang segala sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini diperlukan cara
implisit untuk mengetahui ke arah tujuan pendidikan
2. Epistemologi F ini
diperlukan dalam pendidikan antara lain dalam hubungannya dengan penyusunan
dasar kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan pada anak didik,
diajarkan di sekolah dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan cara
menyampaikannya seperti apa. Tepri pengetahuan ini berhubungan dengan hakikat
dari ilmu pengetahuan, pengadaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh
setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca
indera dengan berbagai metode induktif, metode positivisme, metode kontemplatis
3. Aksiologi F dasar ini
membahas nilai baik atau nilai buruk. Nilai indah atau tidak indah. Dan tidak
mengakui nilai absolut tetapi menolak pula nilai yang bersifat subjektif
seperti yang berlaku dalam nilai estetis. Nilai yang ada adalah nilai yang bersifat
io-psikologis ekonomik historis. Dasar tingkah laku moral adalah pengetahuan
ilmiah serta cinta dan simpati manusia. Pertimbangan-pertimbangan moral yang
tertanam dalam diri pribadi melalui proses pendidikan dan sosialisasi menjadi
dasar kemauan bebas dalam menentukan pilihan norma-norma yang tertanam dalam
kebiasaan-kebiasaan berfungsi motivatif bersifat mewajibkan.
Tujuan pendidikan beberapa
aliran filsafat bisa membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan
bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan
pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat
dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan
kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan
positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan
untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman
sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat.
Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak
(child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan
pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah
seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh
sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau
memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai
dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses
aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog,
dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah
dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. Tujuan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran
yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna
mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan
tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di
lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu
menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni
mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau
miskonsepsi pada diri peserta didik.
C. Peranan dan Fungsi
Filsafat Pendidikan
Tidak semua masalah
kependidikan dapat dipecahkan dengan mengunakan metode ilmiah semata-mata.
Banyak diantara masalah- masalah kependidikan tersebut yang merupakan
pertanyaan- pertanyaan filosofis, yang memerlukan Pendekatan filosofis pula
dalam memecahkannya. Analisa filsafat terhadap masalah- masalah kependidikan
tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori- teori
pendidikan.disamping itu jawaban- jawaban yang telah dikemukakan oleh jenis dan
aliran fisafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang
dihadapinya, menunjukan pandangan- pandangan tertentu, yang tentunya juga akan
memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian, terdapat hubungan
fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan. Hubungan fungsional antara
filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara legih rinci dapapt diuraukan
sebagai berikut :
a. Filsafat, dalam arti
analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara Pendekatan yang digunakan
oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun
teori- teori pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode ilmiah lainnya.
Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu
obyek, misalnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan
mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan
yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan
yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain,
teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan
oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan
airan filsafat yang dianutnya.
b. Filsafat, juga berpungsi
memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para
ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu,
mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori
dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa
diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan
hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan
kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya
sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan
sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak
fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan
teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut,
yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.
e. Filsafat, termasuk juga
filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu
filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk
dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data
kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat
berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan
tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori
pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan
(paedagogik). Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan
teori pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana
dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya “Antara Filsafat dan Pendidikan”,
sebagai berikut :
a. Kegiatan merumuskan
dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat
manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral
pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan
sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi politik
pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi
pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan
dalam pembangunan masyarakat dan Negara.
Definisi di atas merangkum
dua cabang ilmu pendidikan yaitu, filsafat pendidikan dan system atau teori pendidikan,
dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang satu “supplemen” terhadap yang
lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya
sebagai pengajar di bidang studi tertentu”. Beberapa pandangan tokoh
perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang
ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2. Perkemhangan budi
merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk
mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah
menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata.
(Thomas Aquinas)
BAB III
KESIMPULAN
Dasar filsafat pendidikan :
1. Metafisika
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Tujuan filsafat pendidikan
juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat
mengembangkan pendidikan itu sendiri yaitu :
1. Idealisme 4. Humanisme
2. Realisme 5. Behaviorisme
3. Pragmatisme 6.
konstruktivisme.
Filsafat, termasuk juga
filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu
filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk
dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data
kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu filsafat pendidikan, juga
mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan
teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek
kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan
tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan
yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu
masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan
arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya
menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan
selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).