Makalah Sistem Struktur Organisasi
Thursday, September 29, 2016
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Sistem
struktur organisasi banyak sekali macamnya, mulai dari yang bersifat
tradisional sampai profesional. Penerapannya sendiri dapat berbeda-beda
dan banyak faktor yang menentukan, antara lain: besar kecilnya
perusahaan, luas sempitnya jaringan usaha, jumlah karyawan, tujuan
perusahaan dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi
tersebut dimungkinkan bahwa suatu perusahaan A cocok menggunakan sistem
struktur organisasi B, tetapi perusahaan C atau yang lain belum tentu
cocok menggunakan sistem struktur organisasi B.
Suatu
perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur
organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan
sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi setiap perusahaan
dalam menerapkan struktur organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu
setiap perusahaan membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang
khusus dalam memilih sistem struktur organisasi yang tepat dan sesuai.
Tujuan
- Menambah wawasan tentang struktur organisasi
- Mengerti macam – macam struktur organisasi
- Memenuhi tugas Dosen Perilaku dan Pengembangan Organisasi
BAB II
Pembahasan
Pengertian
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengertian organisasi
Organisasi
adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti
telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah
merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Macam Struktur Organisasi
Struktur Organisasi ada 5 kelompok yaitu struktur
organisasi fungsional, struktur organisasi proyek, struktur organisasi
matriks, struktur organisasi usaha (ventura) dan struktur organisasi tim
kerja (task force ). Soekanto (1983)
Struktur Organisasi Fungsional
Struktur
organisasi fungsional terdiri dari Bagian Pemasaran, Bagian Produksi,
Bagian Personalia dan Bagian Pembelanjaan serta Bagian Umum. Pada
struktur organisasi fungsional apabila ada seseorang yang diserahi tugas
untuk mengelola suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur
setia pada bagian mana dia dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya
offering tersebut tidak memanfaatkan menarik seluruh orang-orang dari
bagiannya dahulu, tetapi sebaiknya juga menarik orang-orang pada bagian
lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan dapat dinikmati
bersama.
Contoh sturktur organisasi fungsional
Dasar
pengelompokan kegiatan adalah sumber ( resources ) yang berarti setiap
fungsi merupakan bagian yang menyediakan sumber ( misalnya bagian
produksi, personalia, pembelanjaan, pemasaran, Umum ).
Kelemahan Struktur Fungsional
- Respon Organisasi terhadap perubahan lingkungan agag lambat
- Pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi sehingga beban pimpinan menjadi terlalu berat
- Koordinasi antar bagian/fungsi tidak terlau baik
- Inovasi terbatas
- Pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, cenderung hanya memperhatikan bagian sendiri
Kelebihan Struktur Fungsional
- Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil
- Dapat mencapai efisiensi pada masing – masing bagian
- Merangsang berkembangnya ketrampilan fungsional
- Mampu mencapai sasaran bagian ( fungsi )
- Ssuai untuk organisasi berukuran kecil sampai dengan sedang
- Baik jika ada satu atau sejumlah kecil jenis produk
Struktur Organisasi Proyek
Pada
hakekatnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi
fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orang–orang
fungsional yang bekerja pada proyek benar–benar pindah untuk bekerja
sepenuhnya dibawah kekuasaannya.
Gambar Struktur proyek
Kelebihan Struktur Organisasi Proyek
- Paling sesuai untuk lingkungan tidak stabil dengan perubahan yang cepat
- Penaggung jawab proyek jelas
- Koordinasi antar fungsi baik
- Bagian – bagian dapat beradaptasi dengan baik
- Sesuai untuk organisasi besar
- Baik jika ada banyak jenis proyek
Kekurangan Sruktur organisasi Proyek
- Tidak mampu mencapai efisiensi ekonomis
- Koordinasi antar proyek sulit
- Kahlian tekhnik hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional
- Integrasi ataupun standarisasi antar produk sulit tercapai
Semakin
banyak proyek maka semakin banyak pula duplikasi fungsi. Selain itu
para karyawan akan ragu di mana dia akan ditempatkan bila pelaksanaan
proyek sudah selesai. Sebaliknya manajer bagian mungkin akan khawatir
bila personilnya ditarik ke proyek-proyek. Pemanfaatan personil-personil
yang fungsional akan menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu
diciptakanlah apa yang disebut struktur organisasi matriks.
Struktur Organisasi Matriks
Organisasi
matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan-kebaikan organisasi
fungsional dan organisasi proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan
fungsinya untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk
bagian manajemen proyek secara tersendiri.
Masing-masing
bagian secara struktural tidak boleh mempunyai proyek. Walaupun
demikian berbagai proyek masih dapat dilakukan oleh perusahaan akan
tetapi berada di bawah pengawasan manajemen proyek.
Kesulitannya
disini ialah bahwa organisasi matriks biasanya hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan besar dan bila sistemnya tak lancar dapat menimbulkan
pertentangan dan kesenjangan antara bagian fungsional dan bagian
manajemen proyek.
Organisasi Usaha
Jenis
organisasi ini biasanya dipakai pada perusahan-perusahan besar dimana
sering muncul proyek penelitian dan pengembangan produk. Pada
kelanjutannya akan dibentuk organisasi fungsional di dalam perusahaan
tersebut dengan maksud agar kegiatan dapat mandiri dan luwes dengan
sumber daya manusia serta dana tersendiri. Dalam hal ini, kerjasama
antara teknisi, peneliti dan para ahli pemasaran perlu dibina terutama
pada saat permulaan pengembangan produk.
Organisasi Tim Kerja
Bentuk
organisasi ini biasanya dimanfaatkan untuk menanggulangi proyek-proyek
yang muncul secara tiba-tiba atau belum direncanakan dan sifatnya ad hoc
(sementara). Para anggota organisasi ini biasanya merupakan
personil-personil senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya.
Namun dengan bekal pengalaman yang ada, biasanya mereka lebih mampu dan
tenang dalam menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.
Barrie
dan Paulson (1984) membagi struktur organisasi atas empat kelompok,
yang mencakup struktur organisasi dengan pendekatan tradisional,
struktur organisasi pemilik- pembangun, struktur organisasi putar kunci,
dan struktur organisasi manajemen konstruksi profesional.
Struktur Organisasi Pendekatan Tradisional
Dalam
struktur organisasi ini pihak pemilik (owner) mempekerjakan seorang
pendesain (arsitekturl designer) yang bertugas dalam mempersiapkan
rencana dan spesifikasi proyek, kemudian melakukan inspeksi sampai
tingkat tertentu yaitu memonitor informasi dan mengawasi perkembangan
pelaksanaan konstruksi. Pembangunan konstruksi merupakan
tanggungjawab
kontraktor utama tunggal kepada pemilik melalui suatu perjanjian.
Banyak pekerjaan pada kenyataannya boleh dikerjakan oleh kontraktor
khusus individu di bawah perjanjian subkontrak dengan kontraktor utama.
Biasanya perusahaan tersebut dinamakan Subkontraktor.
subkontraktor
pada umumnya mengajukan penawaran pekerjaan untuk sebagian saja dari
rencana pemilik, namun hubungan kontak formalnya adalah
secara
langsung dengan kontraktor utama dan selanjutnya kontraktor utama
bertanggung jawab kepada pemilik mengenai semua pekerjaan, termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan yang disubkontrakkan.
Struktur Organisasi Pemilik-Pembangun (The Owner-Builder)
Secara
historis banyak sekali kota-kota atau negara-negara terutama pada
bagian/dinas pekerjaan umum, badan pemerintah pusat, dan
perusahaan-perusahaan swasta telah melaksanakan pekerjaan dengan
kemampuan sendiri, baik mengenai pembuatan desain maupun mengenai
pelaksanaan konstruksinya.
Pendekatan ini sering disebut sebagai 'force account' (Perhitungan berdasarkan kemampuan sendiri).
Para
pemilik yang lain atau perwakilannya seperti biro reklamasi, dinas
bangunan publik dan badan pelayanan umum (general services
administration) walaupun banyak mempertahankan pertanggungjawaban
manajemen dan desain konseptualnya, tetapi mereka telah memanfaatkan
jasa-jasa konsultan untuk semua atau sebagian dari desain detailnya
serta menyerahkan kepada kontraktor untuk mempekerjakan dan mengawasi
tenaga kerjanya.
Struktur Organisasi Perancang-Pembangun atau Perancang-Pengelola (Putar Kunci)
Beberapa
ahli membedakan pengertian antara perancang-pembangun
(perancang-pengelola) dan putar kunci. Namun pada prakteknya kedua hal
tersebut sering saling tertukar. Dalam metode ini keseluruhan manajemen
proyek yang meliputi konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan
konstruksi serta penyelesaian proyek biasanya ditangani oleh satu
perusahaan.
Berdasarkan
pengertian perancang-pembangun, pihak pembangun tidak bertindak sebagai
kontraktor utama. Pihak pembangun tidak mengendalikan pekerjaan dalam
satu tangan terhadap semua kontraktor. Ada suatu bentuk kontrak khusus
yang dinegosiasikan antara perancang-pembangun bersama dengan pemilik
dalam mengelola proyek. Sedangkan menurut pengertian
perancang-pengelola, pelaksanaan konstruksi dikerjakan oleh sejumlah
kontraktor bebas menurut rata cara yang sesuai dengan konsep manajemen
konstruksi profesional.
Perancangan Pembangunan
Perancangan Pengelola
Dengan
menggunakan sistem perancang-pembangun atau perancang- pengelola,
pelaksanaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan segera melalui program
konstruksi bertahap yang bertujuan untuk mempersingkat waktu pelaksanaan
proyek. Cara untuk menyelesaikan proyek seperti ini telah dipakai pada
sebagian besar dari proyek-proyek industri berat yang berorientasi pada
proses,
sebagaimana yang telah dibangun di negara Amerika Serikat pada beberapa dasawarsa terakhir ini.
Manajemen Konstruksi Profesional
Manajemen
konstruksi profesional membentuk satu tim atas tiga kelompok utama
yaitu pemilik, perancang, dan manajer konstruksi dalam suatu hubungan
yang tidak saling bertentangan dan hal ini membuka kesempatan bagi
pemilik untuk berperan secara penuh dalam proses pelaksanaan konstruksi.
Struktur
organisasi manajemen konstruksi profesional dibagi atas dua jenis
pendekatan. Pendekatan yang pertama yaitu melalui penggunaan suatu
perusahaan konsultan sebagai pengawas pekerjaan para kontraktor,
sedangkan pendekatan yang ke dua yaitu menggunakan jasa kontraktor utama
sebagai pengawas dari seluruh pekerjaan yang disubkontrakkan.
Dari
segi waktu penyelesaian proyek, kualitas pekerjaan dan dari segi
pengawasan keuangan proyek maka penggunaan struktur organisasi manajemen
konstruksi profesional melalui pendekatan pertama akan lebih kompetitif
bila dibandingkan terhadap penggunaan struktur organisasi pendekatan ke
dua. Hal ini disebabkan karena adanya pembedaan yang jelas antara tugas
dan wewenang pada masing-masing unsur.
Manajemen Konstruksi Profesional – Manajer Konstruksi
Manajemen Konstruksi Profesional – Kontraktor Utama
BAB III
Penutup
Kesimpulan
1.
Penerapan sistem struktur organisasi suatu perusahan tertentu tidak
harus menganut satu pola/ tipe struktur organisasi teoritis yang ada.
2.
Sistem struktur organisasi yang digunakan oleh suatu perusahaan
tertentu bisa merupakan gabungan dan beberapa pola/ tipe struktur
organisasi teoritis yang ada.
3.
Antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya bisa memiliki sistem
struktur organisasi yang berbeda. Hal ini tergantug dari kondisi dan
tujuan perusahaan tersebut.
Saran
Sebaiknya
masing-masing perusahaan menerapkan sistem struktur organisasinya
sesuai dengan kebutuhan serta berdasarkan kondisi dan tujuan peusahaan
tersebut. Istilah-istilah yang digunakan masih menggunakan istilah
asing. Jadi diharapkan pada para pemakai untuk menyesuaikannya dengan
kondisi pada perusahaan yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
- Soekanto Reksohadiprodjo, 1983, Manajemen Proyek, BPFE, Yogyakarta
- Tulisan Ilmiah Muhammad Aswin, aswin.blogspot.com
- Judi Mukzam, Muhammad. Print out Power Point Teori Organisasi Administrasi.