Makalah Menganalisis Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli
Sunday, October 14, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyusunan makalah
dengan judul "Menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli" ini
lebih didasari oleh pembahasan mengenai teori-teori pemasaran terlebih lagi
pengumpulan informasi dan pengukuran permintaan merupakan bagian dari strategi
pemasaran yang sedang dipelajari. Karena ruang lingkup marketing/pemasaran
tidak hanya tentang produk dan penjualannya maka kita perlu melakukan pembahsan
tentang bagiang – bagian yang disentuh dalam marketing itu sendiri terutama
tentang informasi dan permintaan pasar.
Pada era
globalisasi ini pemasaran tidak lebih merupakan perang informasi dari pihak
satu ke pihak lainnya dengan tujuan penjualan. Lingkungan pemasaran cepat
sekali berubah dengan adanya perubahan-perubahan ini maka kebutuhan akan
informasi pemasaran yang tepat akan sangat dibutuhkan.
B. Tujuan
1) Rumusan masalah
Memenuhi tugas mata kuliah marketing.
2) Membrikan
penjelasan mengenai bagaimana Mengumpulkan Informasi dan Mengukur Permintaan
pasar.
C. Rumusan masalah
1) Bagaimana
menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli?
2) Apa saja factor
yang memepengaruhi perilaku pembelian?
3) Bagaimana
proses keputusan pembelian?
4) Apa saja tahap
– tahap pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menganalisis
pasar konsumen dan perilaku pembeli
Pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah individual
yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan. Rangsangan pemasaran dan
lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Tujuan pemasaran adalah memenuhi
dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perilaku
konsumen memepelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan
pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan
produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Memahami prilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah
sesederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun
bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang
lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka
pada menit – menit terakhir perusahaan kecil seperti sky is the ltd yang
merupakan perusahaan yang pertama di Israel dan perusahaan raksasa seperti
whirpool corporation, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan mengapa
pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi kebutuhan dan
kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias merusak pada tahap selanjutnya.
Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru,
keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru
pemasaran lainnya.
Model perilaku konsumen
Titik untuk memahami perilaku adalah model rangsangan dan tanggapan.
Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli.
Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan
pembeli tertentu. Tugas pemasaran adalah memahami apa yang terjadi dalam
kesadaran pembeli dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan
pembelian pembeli.
B. Factor yang
memepengaruhi perilaku pembelian
Prilaku pemebelian
konsumen dipengaruhi oleh factor budaya, social, pribadi, dan pisikologis.
Faktor budaya
a) Budaya
Budaya merupakan
penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
b) Sub Budaya
Membentuk segmen
pasar penting. sub-budaya yg lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi
khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok
ras, dan wilayah geografis.
c) Kelas social
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Jadi kelas social
adalah pembagian masyarakat yang relative homogeny dan permanen, yang tersusun
secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku
yang serupa.
Kelas social tidak hanya tercermin dari penghasilan,tetapi juga ada
indicator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kelas social
berbeda dalam busana, cara berbicara, prefensi kerja dan memliki banyak ciri
lainnya.
Ada 7 kelas social yang diidentifikasi oleh ilmuan sosial.
Ø Atas atas (kurang dari 1%) Elit social yang hidup dari kekayaan
warisan.
Ø Atas bawah (2%) orang yang memilki kekayaan yang besar karena
kemampuan yang luar biasa dalam profesi atau bisnisnya.
Ø Menengah atas (12 %) tidak memliki status keluraga ataupun kekayaan
yang luar biasa.
Ø Kelas Menengah (32 %) pekerja kerahputih dan kerah biru bergaji
menegah yang tinggal di bagian kota yang lebih baik.
Ø Kelas Pekerja (38 %)pekaerja kerah biru berpenghasilan menengah dan
mereka yang mempelopori gaya hidup kelas pekerja tanpa memperhatikan
penghasilan,latar belakang pendidikan,atau jabatan mereka sekalipun.
Ø Atas bawah (9 %) anggota kelas bawah kerja,meskipun standar hidup
mereka hanya sedikit di atas garis kemiskinan,merek mengerjakan pekerjaan yang
tidak membutuhkan keterampilan dan di gaji sangat rendah.
Ø Bawah Bawah ( 7 %) anggota kelas bawah yang mendapatkan tunjanagan
pemerintah,melarat berkepanjangan dan biasanya tidak memiliki pekerjaan.
Kelas sosial
menunjukan prefensi produk dan merk yang berbeda dalam banyak hal, termasuk
pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang, dan mobil.
Faktor Sosial
a) Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau prilaku
seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang
dinamakan kelompok keanggotaan.
Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer seperti keluarga,
teman, tetangga dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara
terus menerus dan informal, orang juga menjadi anggota kelompok sekunder,
seperti kelompok keagamaan, frofesional dan asosiasi perdagangan yang cenderung
lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya
melalui tiga jalur, kelompok acuan menghadapkan seseorang pada prilaku dan gaya
hidup baru, mempengaruhi prilaku dan konsep pribadi seseorang, dan menciptakan
tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan
produk dan merek actual seseorang.
b) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota
keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh, kita dapat
membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, keluarga orientasi
terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orangtua seseorang
mendapat orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga
diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam
dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap prilaku pembeli dapat tetap
signifikan. Di Negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak meraka
yang sudah dewasa, pengaruh mereka menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih
langsung terhadap prilaku pembelian sehari-hari dalam keluarga prokreasi yaitu
pasangan dan anak-anak seseorang
c) Peran Dan Status
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Sedangkan status adalah kedudukan seseorang di masyarakat. Masing-masing peran
menghasilkan status. Pemasar menyadari potensi simbol status dari produk dan
merek.
Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,
karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, serta kepribadian
dan konsep diri permbeli.
a) Usia dan tahap siklus hidup
Konsumsi dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Orang dewasa mengalami
perjalanan dan perubahan. Orang membeli barang dan jasa selama hidupnya. Mereka
makan makanan bayi selama bertahun-tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan
selama bertahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama
bertahun-tahun. Berikutnya selera orang terhadap pakaian, perabot, rekreasi
juga berhubungan dengan usia.
b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya, pekerja kerah
biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja dan kotak makan siang.
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memilki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memilki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
c) Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan "keseluruhan diri
seseorang" yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari
hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Contohnya, perusahaan
penghasil komputer mungkin mendapatkan bahwa sebagian besar pembeli computer
berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, para pemasar dapat
dengan lebih jelas mengarakan merknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.
Kecenderungan
utama keempat kelompok yang sumber dayanya besar adalah :
Ø Yang
suka mewujudnyatakan hal-hal yang oleh orang lain dianggap sebagai impian
(actualizers)
: sukses, canggih, aktif, "merasa tanggung jawab". Pembelian yang
dilakukan sering mencerminkan selera yang dianggap berbudaya terhadap
produk-produk kelas atas yang berorientasi relung pasar khusus.
Ø Yang
suka merealisasikan seluruh ambisi dan potensi diri (fulfilleds)
: matang, puas, nyaman, reflektif. Menyukai daya tahan atau keawetan, fungsi,
dan nilai suatu produk.
Ø Yang
suka mencapai sasarna diri melalui keterampilan dan kerja (achievers)
: sukses, berorientasi pada kerja dan karir. Menyukai produk-produk mapan,
bergengsi yang menunjukkan keberhasilan kepada rekan-rekan mereka.
Ø Yang
suka mencoba (experiencers) : muda, energik, bersemangat, impulsive
(meledak-ledak), dan suka memberontak. Membelanjakan penghasilan mereka dalam
proporsi yang besar untuk pakaian, makanan cepat saji, musik, film, dan video.
Kecenderungan
utama keempat kelompok yang sumber daya yang lebih sedikit adalah :
Ø Yang
menganggap segalanya sudah baik/benar (believers)
: konservatif, konvensional dan tradisional. Menyukai produk-produk mum dan
merek yang telah mapan.
Ø Yang
merasa bersaing (strivers) : tidak pasti, tidak aman, mencari persetujuan,
terbatas sumber dayanya. Menyukai produk bergaya yang meniru pembelian
orang-orang yan lebih makmur.
Ø Pembuat
(makers)
: praktis, swasembada, tradisional, berorientasi pada keluarga. Hanya menyukai
produk untuk bekerja dan yang mempunyai fungsi tertentu seperti alat-alat
pertukangan, kendaraan niaga, peralatan memancing.
Ø Yang
harus berjuang (strugglers) : manula, pensiun, pasif, penuh perhatian,
terbatas sumber dayanya. Konsumen yang cermat dan setia pada pada merek
favorit.
d) Kepribadian dan konsep diri
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang di maksud kepribadian adalah
ciri bawaan psikologi manusia (human psychological traits) yang terbedakan yang
menghasilkan tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan
ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan
bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat
menjadi variable yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen.
Gagasannya adalah bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen
mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya.
Kita mendefinisikan kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri
bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.
Faktor psikologis
a) Motivasi (dorongan yang berasal dari dalam).
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis;
kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar,
haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari
tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong
hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup
mendorong seseorang untuk bertindak.
b) Persepsi (pandangan yang lahir dari pengetahuan kita tentang
sesuatu).
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh
seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi
masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaanindividu yang
bersangkutan. Kata kunci dalam definisi persepsi adalah individu. Seseorang
mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat sebagai seorang yang
agresif dan tidak jujur; yang lain mungkin menganggap orang yang sama sebagai
seseorang yang pintar dan suka membnatu. Orang dapat memiliki persepsi yang
berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses persepsi: peratian selektif,
distorsi selektif, dan ingatan selektif.
c) Pembelajaran (perubahan
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman).
Saat orang bertindak, mereka bertambah pengetahuannya. Sebagian besar
perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa
pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan,
petunjuk bertindak, anggapan, dan penguatan.
Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat yang mendorong
tindakan. Petunjuk (cues) adlah rangsangan kecil yang menentukan kapan, di
mana, dan bagaimna tanggapan seseorang.
d) Keyakinan (gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran
sesuatu).
Para pemasar sangat tertarik pada keyakinan yang ada di dalam pikiran
orang tentang produk dan merek mereka. Keyakinan merek ada dalam memori
konsumen. Model memori jaringan kerja asosiatif menyatakan bahwa memori adalah
jaringan nodes (simpul) dan connecting links (kaitan penghubung). Nodes
menggambarkan informasi yang tersimpan (verbal, visual, abstrak, atau
kontenkstual) dan links menggambarkan asosiasi antarnodes. Informasi didapatkan
kembali melalui proses aktivasi menyebar . ketika node tertentu diaktivasi,
informasi diingat kembali dan informasi asosiasi selanjutnya diingat kembali
melalui links. Merek tertentu yang tercetus dalam node, sebut saja Apple
Computer, akan mengaktivasi sejumlah nodes lain yang membawa informasi seperti
"inovatif", "akrab dengan pengguna", "logo apple"
dan "MacIntosh".
Para pemasar global mengetahui bahwa para pembeli memiliki keyakinan
yang berbeda tentang merek dan produk dari berbagai Negara yang berbeda,
sejumlah studi telah mendapatkan hal – hal berikut :
· Pengaruh Negara asal berbeda untuk setiap produk,
konsumen mungkin ingin mengetahui asal Negara pembuat mobil tetapi tidak untuk
minyak pelumas.
· Negara – Negara tertentu menikmati reputasi akan
beberapa barang tertentu : Jepang untuk mobil dan perkakas elektronik; Amerika
serikat untuk penemuan teknolgi tinggi , minuman ringan, mainan, rokok dan
jeans; Prancis untuk anggur , parfum, dan barang – barang mewah.
· Kadang persepsi Negara asal dapat mencakup
seluruh produk Negara. Dalam suatu studi, para konsumen Cina di Hongkong
memiliki persepsi bahwa produk Amerika sebagai barang prestisius, produk jepang
sebagai barang inovatif, dan produk Cina sebagai barang murah.
· Semakin disukai citra suatu Negara, harus semakin
mencolok label "Made in…" ditampilkan.
· Sikap terhadap Negara asal dapat berubah seiring
dengan waktu. Sebelum perang dunia II, Jepang memiliki citra kualitas yang
buruk.
e) Sikap (sangat dipengaruhi oleh motivasi dan persepsi
C. Proses
keputusan pembelian
Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam – macam factor yang
mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen
melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi
orang yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah
– langkah dalam proses pembelian.
Proses Pengambilan
Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh
pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada,
disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses
adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan
pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.
Tahap-tahap proses adopsi:
a. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi
kekurangan informasi mengenainya.
b. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi
mengenai produk baru.
c. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut
masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.
d. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil
untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
e. Adopsi :
konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut.
Peran Pembelian
Kita dapat
membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian :
1) Pencetus yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk
membeli produk atau jasa.
2) Pemberi pengaruh yaitu orang yang sarannya atau pandangannya
mempengaruhi keputusan.
3) Pengambil keputusan yaitu orang yang mengambil keputusan menegenai
setiap komponen keputusan pembelian - apakah pembeli, tidak membeli, bagaimana
cara membeli, dan dimana akan membeli.
4) Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
5) Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa tertentu.
Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda – beda, bergantung pada jenis keputusan
pembelian. Henry Assael membedakan 4 jenis perilaku pembelian konsumen
berdasarka tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek
Ø Perilaku
pembelian yang rumit
Perilaku pembelian
yang rumit terdiri dari proses 3 langkah.
· Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu.
· Kedua, Ia membangun sikap tentang produk tersebut.
· Ketiga, Ia membuat pilihan pembelian yang cermat.
Konsumen terlibat
dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian
dan sadar akan adanya perbedaan besar antar merek. Perilaku pembelian yang
rumit itu lazim terfjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko dan
sangat mengekspresikan diri seperti mobil.
Ø Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan
Kadang – kadang kosumen sangat terlibat dalam pembelian namun melihat
sedikit perbedaan antar merek. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta
bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Dalam kasus itu,
pembeli akan berbelanja dengan berkeliling untuk mempelajari merek yang
tersedia. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek tersebut, dia
mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan
kecil dia mungkin akan membeli semata – mata berdasarkan harga dan kenyamanan.
Setelah pembelian tersebut, konsumen mungkin mengalami disonansi /
ketidaknyamanan yang muncul setelah merasakan adanya fitur yang tiak mengenakan
atau mendengarkan kabar yang menyenangkan mengenai merek lain, dan akan siaga
terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Dalam contoh itu, konsumen
pertama – tama bertindak, kemudian mendapat keyakinan baru, dan berakhir dengan
mendapatkan serangkaian sikap. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan
evaluasi yang membantu konsumen merasa puas terhadap pilihan mereknya.
Ø Perilaku pembelian karena kebiasaan
Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak
melalui urutan umum keyakinan, sikap dan perilaku. Konsumen tidak secara luas
mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan
memutuskan merek apa yang akan dibeli. Melainkan konsuen menjadi penerima
informasi pasif melalui televise atau media cetak. Pengulangan iklan
menciptakan keakraban
merek bukannya keyakinan merek. Setelah pembelian, konsumen tersebut bahkan
mungkin tidak engevaluasi pilihan tersebut karena mereka tidak banyak terlibat
dengan produk tersebut. Bagi produk dengan keterlibtan rendah, proses pembelian
dimulai dari keyakinan merek yang dibentuk oleh pemahaman pasif, dilanjutkan oleh
perilaku pembelian, dan kemudian mungkin diikuti oleh evaluasi.
Ø Perilaku pembelian yang mencari varias
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
rendah tetapi perbedaan antar merek yang signiikan. Dalam situasi itu, konsumen
sering melakukan peralihan merek. Misalnya kue kering, konsumen memiliki
beberapa keyakinan tentang kue kering, memilih merek kue kering tanpa melakukan
banyak evaluasi dan mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun, pada kesempatan
berikutnya, konsumen mungkin mengambil merek lain karena ingin mencari merek
yang berbeda. Peralihan merek terjadi karena mencari variasi bukannya karena
ketidakpuasan.
D. Tahap – tahap
pengambilan keputusan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan,
yang dapat berupa kebutuhan eksternal dan internal. Pemasar perlu
mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan
yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori. Para sarjana
pemasaran telah menyusun Model Lima Tahap Pembelian Konsumen, yaitu :
Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan
Pembelian, Perilaku Pascapembelian.
Model tahapan tersebut menunjukan bahwa para konsumen harus melalui
seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk, namun tidak selalu begitu.
Para konsumen dapat melewati atau membalik beberapa tahap. Contoh, seorang
wanita yang membeli merek pasta gigi yang biasa digunakannya akan langsung
bertindak dari kebutuhanakan pasta gigi ke keputusan pembelian, dengan melewati
pencarian informasi serta evaluasi alternative. Namun, kita akan menggunakan
model tahapan tersebut karena model tersebut menampung seluruh cakupan
pertimabangan yang muncul ketika konsumen menghadapi pembelian baru dengan
keterlibatan yang tinggi.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang – lapar,
haus, seks – mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Dalam
kasus kedua, kebutuhan ditumbuhkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang
melewati toko kue dan melihat roti yang segar serta hangat sehingga terangsang
rasa laparnya; orang tersebut mengagumi mobil baru tetangganya; atau ia
menonton iklan televisi tentang liburan di Hawaii.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar
dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan
kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun strategi
pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.
Pencarian informasi
Konsumen yang
terangsang oleh kebutuhannya kan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Terdapat dua level rangsangan :
1) Penguatan perhatian (sekedar peka terhadap informasi produk)
2) Pencarian informasi secara aktif (konsumen berusaha mencari sumber
informasi)
Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :
1) Sumber pribadi (keluarga, teman, kenalan, dll.)
2) Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur)
3) Sumber public (media massa)
4) Sumber pengalaman (penanganan, pengkajian).
Dalam
mengidentifikasi sumber informasi perusahaan harus menanyakan kepada konsumen
dari mana mereka pertama kali mendengar merek tersebut. Ini akan membantu
perusahaan dalam menyiapkan komunikasi yang efektif.
Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep
dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen:
1) Konsumen berusaha untuk memenuhi kebutuhan
2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
3) Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut
dengan kemampuan yang bebrbeda-beda
Terdapat lima
konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu
1) Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian
konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
2) Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada
penonjolan Ciri-ciri produk.
3) Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
4) Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan
yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap
hari.
5) Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian
banyak ciri-ciri barang.
Atribut yang
diminati oleh pembeli berbeda-beda menuruk produk seperti Kamera, Hotel, Obat
kumur, Ban, dll. Konsumen akan mencari atribut yang manfaatnya sesuai dengan
yang diinginkannya.
Keputusan Pembeli
Ada dua factor yang mempengaruhi keputusan pembelian, namun kedua factor
ini dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu:
1) Sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi
alternative yang disukai akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap
negative orang lain terhadap alternative yang disukai konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti orang lain.
2) Factor situasi yang tidak terantisipasi, yang dapat muncul dan
mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau
menghindari suatu keputusan sangat di pengaruhi oleh resiko yg di rasakan.
Perilaku pascapembelian
Setelah membeli produk konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Tugas
pemasar adalah memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan
pemakaian produk pascapembelian.
1) Kepuasaan pasca
pembelian
Konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari
penjual, teman, dan sumber-sumber informasi lain. Jika penjual melebih-lebihkan
manfaat suatu produk, konsumen akan mengalami harapan yang tak
tercapai(disconfirmed expectation) yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Semakin
besar kesenjangan antara harapan kinerja semakin besar ketidakpuasan konsumen.
Derajat kepentingan kepuasan pascapembelian menunjukkan bahwa penjual harus
menyebutkan keunggulan produk yang benar mengambarkan kinerja produk. Tingkat
kepuasan pascapembelian menunjukan bahwa para penjualan harus menyebutkan akan
seperti apa kinerja produk sebenarnya. Sehingga konsumen akan merasa puas atau
tidak tertipu.
2) Tindakan
pascapembelian
Para pelanggang akan beraksi jika tidak puas, mereka mungkin membuang
atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mencari informasi yang mengkomfirmasikan
nilai produk yang tinggi tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan public
seperti mengajukan keluhan ke perusahaan.
Yang perlu dilakukan pascapembelian adalah pemasar harus menjaga
komunikasi yang efektif dengan para pembeli dan memberikan tindakan-tindakan
yang meningkatkan kepuasan seperti layanan konsultasi dll.
3) Pemakaian dan pembuangan pascapembelian
Disini para pemasar harus mengetahui apa yang diperbuat oleh para
pembeli terhadap produknya dan memberikan solusi agar produk bisa tetap
bermanfaat dalam waktu yang optimal. Jika konsumen membuang produk, pemasar
harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut
dapat merusak lingkungan. Perhatian masyarakat yang semakin besar terhadap
masalah daur ulang dan kepedulian atas lingkungan serta keluhan konsumen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meningkatnya kebutuhan yang lebih besar akan informasi pemasaran saat
ini disebabkan oleh timbulnya pemasaran global, penekanan pada keinginan
pembeli, dan kecenderungan kepada persaingan non harga. Untuk melaksanakan
tanggung jawab analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian para
manajer pemasaran membutuhkan sisten informasi pemasaran (SIP).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku pembelian:
· Faktor budaya
· Faktor sosial
· Faktor pribadi
· Faktor psikologis
Setelah membeli produk konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Tugas
pemasar adalah memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan
pemakaian produk pascapembelian.
B. Saran
Pada era globalisasi ini pemasaran tidak lebih merupakan perang
informasi dari pihak satu ke pihak lainnya dengan tujuan penjualan. Lingkungan
pemasaran cepat sekali berubah dengan adanya perubahan-perubahan ini maka
kebutuhan akan informasi pemasaran yang tepat akan sangat dibutuhkan. Maka dari
itu semoga makalah ini dapat membantu generasi muda untuk dapat mengatasi
masalah yang terjadi di lingkungan pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler,Philips,2000,ManajemenPemasaran1EdisiMillennium,NorthwesternUniversity,
Indeks,Jakarta.
Budiarto,Teguh,
1993, Dasar Pemasaran, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Kotler,Philips,2000,ManajemenPemasaran2EdisiMillennium,NorthwesternUniversity,
Indeks,Jakarta.