-->

ads

Tentang Konjungtivitis virus Lengkap



BEBERAPA minggu terakhir ini, ketika terjadi perubahan cuaca yang dirasakan ekstrem, sering kita jumpai teman sekerja atau anggota keluarga dengan mata merah, berair, dan banyak "belek"-nya. Selain itu, beberapa anak menderita mata merah yang disertai perasaan gatal, berair, dan merasa silau, serta berulang. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini sering disebut dengan penyakit konjungtivi-tis, atau radang pada konjung-tiva (selaput lendir mata). Penyakit ini merupakan penyebab sering mata merah, bisa diakibatkan karena bakteri, virus, alergi, dan sebab lainnya. Pada artikel ini, penulis akan membahas secara singkat dua dari beberapa jenis konjungtivitis tersebut.


BEBERAPA minggu terakhir ini, ketika terjadi perubahan cuaca yang dirasakan ekstrem, sering kita jumpai teman sekerja atau anggota keluarga dengan mata merah, berair, dan banyak "belek"-nya. Selain itu, beberapa anak menderita mata merah yang disertai perasaan gatal, berair, dan merasa silau, serta berulang. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini sering disebut dengan penyakit konjungtivi-tis, atau radang pada konjung-tiva (selaput lendir mata). Penyakit ini merupakan penyebab sering mata merah, bisa diakibatkan karena bakteri, virus, alergi, dan sebab lainnya. Pada artikel ini, penulis akan membahas secara singkat dua dari beberapa jenis konjungtivitis tersebut.

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis yang diakibatkan karena virus, bersifat akut, menyerang semua kelompok usia. Pada umumnya, bisa disertai dengan ip-feksi saluran pernapasan atas akut, seperti influenza, ada juga yang disertai dengan salat kepala, demam.Akibat mata merah ini, ada beberapa orang "diusir" dari tempat kerjanya, karena rekan lain takut ketularan. Memang dan ini perlu diperhatikan, tipe konjungtivitis ini sangat menular dan mudah menjadi | wabah.

Orang yang terkena biasanya mengeluh satu atau kedua matanya merah, pedih,silau, dan tidak nyaman. Seringnya disertai "belek" cair yang jernih seperti menangis. Timbulnya mata merah dan "belek" dikarenakan selaput lendir mata terdapat banyak pembuluh darah dan kelenjar penghasil air mata, di mana pada keadaan peradangan, ukuran pembuluh darah menjadi lebih besar, dan kelenjar selaput lendir menghasilkan sekret yang banyak.Pada keadaan yang lebih lanjut, bisa karena progresivitas penyakitnya atau adanya riwayat pengobatan "disuruh teman atau kata teman". Ini bisa menyebabkan terjadinya, keburaman pada penglihatan. Akan tetapi, keburaman penglihatan ini juga dapat terjadi, akibatnya banyaknya air mata yang hilang, setelah penderita mengedip.

Pada umumnya penyakit konjungtivitis yang dikarenakan virus, dapat sembuh sendiri. Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bisa berlangsung sampai berming-gu-minggu bergantung dari beberapa faktor, salah satunya daya tahan tubuh orang tersebut. Beberapa penderita membutuhkan pengobatan spesifik, untuk meredakan gejalanya. Seringnya pengobatan yang dilakukan sendiri tanpa supervisi dari dokter, dapat menyebabkan penyakit yang tadinya ringan menjadi berat.

Namun, tidak benar hanya dengan melihat orang salat konjungtivitis, seseorang yang sehat bisa tertular langsung. Penularan terjadi karenaadanya kontak langsung dari penderita kepada orang lain, yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, mirip seperti penularan sakit influenza. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan terutama penderita, yaitu sering mencuci tangan, membuang tisu bekas pada tempatnya, hindari berkendaraan bersama orang sehat, dengan pendingin ruangan atau menggunakan alat-alat sehari-hari secara bersamaan, seperti handuk, sapu tangan. Untuk orang yang sehat tidak ada pencegahan, yang paling penting selain kebugaran tubuh harus tetap terjaga.

Konjungtivitis alergi

Mungkin beberapa orang tua mengeluh ketika datang ke dokter mata, kenapa anaknya sering berkedip, menggosok matanya, karena gatal atau matanya kemudian menjadi kotor atau lebih cokelat. Hal ini dapat terjadi, karena penyakit mata yang seringnya adalah radang selaput lendir mata karena alergi, salah satunya adalah konjungtivitis vemalis.

Jika kita simak dari literatur, penyakit ini merupakan suatu penyakit mata dengan dasar alergi, lebih sering mengenai anak laki-laki, tetapi dengan usia kurang dari sepuluh tahun dan jarang pada anak usia kurang dari tiga tahun. Gejala-gejala yang timbul biasanya menghilang setelah memasuki masa akil balig, tetapi dapat pula menjadilama, dan pada keadaan yang sangat jarang dapat menetap sampai melewati usia 25 tahun. Bahkan, pada penderita yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma, atau rinitis, gejala, dan keadaan klinis tampak lebih berat.

Penyakit ini memiliki sifat berulang, menyerang kedua mata dengan keluhan umumnya berupa rasa gatal, sensasi benda asing pada mata, berair, serta silau yang hebat. Biasanya mata anak terlihat lebih kemerahan atau berwarna cokelat. Hal ini diakibatkan frekuensi seringnya anak menggosok matanya akibat perasaan gatal tersebut. Perasaan silau yang hebat juga menjadikan anak enggan untuk bermain di luar ruangan. Gejala penyakit ini biasanya timbul berhubungan dengan musim, terutama pada musim panas. Sementara di daerah dengan empat musim, dapat juga timbul pada musim semi. Bahkan, pada daerah dengan iklim tropis, gejala dapat timbul sepanjang tahun.

Data yang diperoleh dari poliklinik Anak Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, didapatkan penyakit ini diderita sebanyak enam belas persen dari seluruh pasien anak usia kurang dari empat belas tahun sepanjang 2003-2004. Dari literatur lain dikatakan, insi-densi di Moroko, India, dan Senegal enam persen dan sembilan puluh persen, di antaranya berusia kurang dari lima belas tahun. Kemudian di Afrika, India, dan Timur Tengah, konjungtivitis vemalis merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mencapai tiga persen dari seluruh penyakit mata yang serius. Bahkan, di Afrika Selatan konjungtivitis vemalis mengenai delapan-sebelas persen anak usia sekolah.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis vemalis ini, sangat bergantung dari tingkat keparahan gejala dan gambaran klinis. Pemberian terapi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengobatan profilaksis, yang bertujuan untuk pencegahan; dan pengobatan simptomatik, yang bertujuan untuk meredakan gejala, sepeti gatal, berair, dan silau. Pengobatan yang diberikan harus dengan supervisi dokter mata, apalagi pengobatan dengan menggunakan obat steroid.

Selain itu, pengendalian faktor lingkungan, misalnya mempertahankan suhu ruangan tetap dingin dan lembab serta menyarankan anak-anak untuk memakai topi dan kacamata pelindung saat berada di luar rumah bisa merupakan terapi tambahan.Hal yang terpenting untuk penatalaksanaan dua penyakit mata di atas bagi kita adalah mencegah lebih baik daripada mengobati, (dr. Angga Kar-tiwa, Sp.M., M.Kes./sfa/ Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNPAD - Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)""

BEBERAPA minggu terakhir ini, ketika terjadi perubahan cuaca yang dirasakan ekstrem, sering kita jumpai teman sekerja atau anggota keluarga dengan mata merah, berair, dan banyak "belek"-nya. Selain itu, beberapa anak menderita mata merah yang disertai perasaan gatal, berair, dan merasa silau, serta berulang. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini sering disebut dengan penyakit konjungtivi-tis, atau radang pada konjung-tiva (selaput lendir mata). Penyakit ini merupakan penyebab sering mata merah, bisa diakibatkan karena bakteri, virus, alergi, dan sebab lainnya. Pada artikel ini, penulis akan membahas secara singkat dua dari beberapa jenis konjungtivitis tersebut.

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis yang diakibatkan karena virus, bersifat akut, menyerang semua kelompok usia. Pada umumnya, bisa disertai dengan ip-feksi saluran pernapasan atas akut, seperti influenza, ada juga yang disertai dengan salat kepala, demam.Akibat mata merah ini, ada beberapa orang "diusir" dari tempat kerjanya, karena rekan lain takut ketularan. Memang dan ini perlu diperhatikan, tipe konjungtivitis ini sangat menular dan mudah menjadi | wabah.

Orang yang terkena biasanya mengeluh satu atau kedua matanya merah, pedih,silau, dan tidak nyaman. Seringnya disertai "belek" cair yang jernih seperti menangis. Timbulnya mata merah dan "belek" dikarenakan selaput lendir mata terdapat banyak pembuluh darah dan kelenjar penghasil air mata, di mana pada keadaan peradangan, ukuran pembuluh darah menjadi lebih besar, dan kelenjar selaput lendir menghasilkan sekret yang banyak.Pada keadaan yang lebih lanjut, bisa karena progresivitas penyakitnya atau adanya riwayat pengobatan "disuruh teman atau kata teman". Ini bisa menyebabkan terjadinya, keburaman pada penglihatan. Akan tetapi, keburaman penglihatan ini juga dapat terjadi, akibatnya banyaknya air mata yang hilang, setelah penderita mengedip.

Pada umumnya penyakit konjungtivitis yang dikarenakan virus, dapat sembuh sendiri. Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bisa berlangsung sampai berming-gu-minggu bergantung dari beberapa faktor, salah satunya daya tahan tubuh orang tersebut. Beberapa penderita membutuhkan pengobatan spesifik, untuk meredakan gejalanya. Seringnya pengobatan yang dilakukan sendiri tanpa supervisi dari dokter, dapat menyebabkan penyakit yang tadinya ringan menjadi berat.

Namun, tidak benar hanya dengan melihat orang salat konjungtivitis, seseorang yang sehat bisa tertular langsung. Penularan terjadi karenaadanya kontak langsung dari penderita kepada orang lain, yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, mirip seperti penularan sakit influenza. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan terutama penderita, yaitu sering mencuci tangan, membuang tisu bekas pada tempatnya, hindari berkendaraan bersama orang sehat, dengan pendingin ruangan atau menggunakan alat-alat sehari-hari secara bersamaan, seperti handuk, sapu tangan. Untuk orang yang sehat tidak ada pencegahan, yang paling penting selain kebugaran tubuh harus tetap terjaga.

Konjungtivitis alergi

Mungkin beberapa orang tua mengeluh ketika datang ke dokter mata, kenapa anaknya sering berkedip, menggosok matanya, karena gatal atau matanya kemudian menjadi kotor atau lebih cokelat. Hal ini dapat terjadi, karena penyakit mata yang seringnya adalah radang selaput lendir mata karena alergi, salah satunya adalah konjungtivitis vemalis.

Jika kita simak dari literatur, penyakit ini merupakan suatu penyakit mata dengan dasar alergi, lebih sering mengenai anak laki-laki, tetapi dengan usia kurang dari sepuluh tahun dan jarang pada anak usia kurang dari tiga tahun. Gejala-gejala yang timbul biasanya menghilang setelah memasuki masa akil balig, tetapi dapat pula menjadilama, dan pada keadaan yang sangat jarang dapat menetap sampai melewati usia 25 tahun. Bahkan, pada penderita yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma, atau rinitis, gejala, dan keadaan klinis tampak lebih berat.

Penyakit ini memiliki sifat berulang, menyerang kedua mata dengan keluhan umumnya berupa rasa gatal, sensasi benda asing pada mata, berair, serta silau yang hebat. Biasanya mata anak terlihat lebih kemerahan atau berwarna cokelat. Hal ini diakibatkan frekuensi seringnya anak menggosok matanya akibat perasaan gatal tersebut. Perasaan silau yang hebat juga menjadikan anak enggan untuk bermain di luar ruangan. Gejala penyakit ini biasanya timbul berhubungan dengan musim, terutama pada musim panas. Sementara di daerah dengan empat musim, dapat juga timbul pada musim semi. Bahkan, pada daerah dengan iklim tropis, gejala dapat timbul sepanjang tahun.

Data yang diperoleh dari poliklinik Anak Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, didapatkan penyakit ini diderita sebanyak enam belas persen dari seluruh pasien anak usia kurang dari empat belas tahun sepanjang 2003-2004. Dari literatur lain dikatakan, insi-densi di Moroko, India, dan Senegal enam persen dan sembilan puluh persen, di antaranya berusia kurang dari lima belas tahun. Kemudian di Afrika, India, dan Timur Tengah, konjungtivitis vemalis merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mencapai tiga persen dari seluruh penyakit mata yang serius. Bahkan, di Afrika Selatan konjungtivitis vemalis mengenai delapan-sebelas persen anak usia sekolah.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis vemalis ini, sangat bergantung dari tingkat keparahan gejala dan gambaran klinis. Pemberian terapi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengobatan profilaksis, yang bertujuan untuk pencegahan; dan pengobatan simptomatik, yang bertujuan untuk meredakan gejala, sepeti gatal, berair, dan silau. Pengobatan yang diberikan harus dengan supervisi dokter mata, apalagi pengobatan dengan menggunakan obat steroid.

Selain itu, pengendalian faktor lingkungan, misalnya mempertahankan suhu ruangan tetap dingin dan lembab serta menyarankan anak-anak untuk memakai topi dan kacamata pelindung saat berada di luar rumah bisa merupakan terapi tambahan.Hal yang terpenting untuk penatalaksanaan dua penyakit mata di atas bagi kita adalah mencegah lebih baik daripada mengobati, (dr. Angga Kar-tiwa, Sp.M., M.Kes./sfa/ Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNPAD - Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)""

BEBERAPA minggu terakhir ini, ketika terjadi perubahan cuaca yang dirasakan ekstrem, sering kita jumpai teman sekerja atau anggota keluarga dengan mata merah, berair, dan banyak "belek"-nya. Selain itu, beberapa anak menderita mata merah yang disertai perasaan gatal, berair, dan merasa silau, serta berulang. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini sering disebut dengan penyakit konjungtivi-tis, atau radang pada konjung-tiva (selaput lendir mata). Penyakit ini merupakan penyebab sering mata merah, bisa diakibatkan karena bakteri, virus, alergi, dan sebab lainnya. Pada artikel ini, penulis akan membahas secara singkat dua dari beberapa jenis konjungtivitis tersebut.

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis yang diakibatkan karena virus, bersifat akut, menyerang semua kelompok usia. Pada umumnya, bisa disertai dengan ip-feksi saluran pernapasan atas akut, seperti influenza, ada juga yang disertai dengan salat kepala, demam.Akibat mata merah ini, ada beberapa orang "diusir" dari tempat kerjanya, karena rekan lain takut ketularan. Memang dan ini perlu diperhatikan, tipe konjungtivitis ini sangat menular dan mudah menjadi | wabah.

Orang yang terkena biasanya mengeluh satu atau kedua matanya merah, pedih,silau, dan tidak nyaman. Seringnya disertai "belek" cair yang jernih seperti menangis. Timbulnya mata merah dan "belek" dikarenakan selaput lendir mata terdapat banyak pembuluh darah dan kelenjar penghasil air mata, di mana pada keadaan peradangan, ukuran pembuluh darah menjadi lebih besar, dan kelenjar selaput lendir menghasilkan sekret yang banyak.Pada keadaan yang lebih lanjut, bisa karena progresivitas penyakitnya atau adanya riwayat pengobatan "disuruh teman atau kata teman". Ini bisa menyebabkan terjadinya, keburaman pada penglihatan. Akan tetapi, keburaman penglihatan ini juga dapat terjadi, akibatnya banyaknya air mata yang hilang, setelah penderita mengedip.

Pada umumnya penyakit konjungtivitis yang dikarenakan virus, dapat sembuh sendiri. Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bisa berlangsung sampai berming-gu-minggu bergantung dari beberapa faktor, salah satunya daya tahan tubuh orang tersebut. Beberapa penderita membutuhkan pengobatan spesifik, untuk meredakan gejalanya. Seringnya pengobatan yang dilakukan sendiri tanpa supervisi dari dokter, dapat menyebabkan penyakit yang tadinya ringan menjadi berat.

Namun, tidak benar hanya dengan melihat orang salat konjungtivitis, seseorang yang sehat bisa tertular langsung. Penularan terjadi karenaadanya kontak langsung dari penderita kepada orang lain, yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, mirip seperti penularan sakit influenza. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan terutama penderita, yaitu sering mencuci tangan, membuang tisu bekas pada tempatnya, hindari berkendaraan bersama orang sehat, dengan pendingin ruangan atau menggunakan alat-alat sehari-hari secara bersamaan, seperti handuk, sapu tangan. Untuk orang yang sehat tidak ada pencegahan, yang paling penting selain kebugaran tubuh harus tetap terjaga.

Konjungtivitis alergi

Mungkin beberapa orang tua mengeluh ketika datang ke dokter mata, kenapa anaknya sering berkedip, menggosok matanya, karena gatal atau matanya kemudian menjadi kotor atau lebih cokelat. Hal ini dapat terjadi, karena penyakit mata yang seringnya adalah radang selaput lendir mata karena alergi, salah satunya adalah konjungtivitis vemalis.

Jika kita simak dari literatur, penyakit ini merupakan suatu penyakit mata dengan dasar alergi, lebih sering mengenai anak laki-laki, tetapi dengan usia kurang dari sepuluh tahun dan jarang pada anak usia kurang dari tiga tahun. Gejala-gejala yang timbul biasanya menghilang setelah memasuki masa akil balig, tetapi dapat pula menjadilama, dan pada keadaan yang sangat jarang dapat menetap sampai melewati usia 25 tahun. Bahkan, pada penderita yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma, atau rinitis, gejala, dan keadaan klinis tampak lebih berat.

Penyakit ini memiliki sifat berulang, menyerang kedua mata dengan keluhan umumnya berupa rasa gatal, sensasi benda asing pada mata, berair, serta silau yang hebat. Biasanya mata anak terlihat lebih kemerahan atau berwarna cokelat. Hal ini diakibatkan frekuensi seringnya anak menggosok matanya akibat perasaan gatal tersebut. Perasaan silau yang hebat juga menjadikan anak enggan untuk bermain di luar ruangan. Gejala penyakit ini biasanya timbul berhubungan dengan musim, terutama pada musim panas. Sementara di daerah dengan empat musim, dapat juga timbul pada musim semi. Bahkan, pada daerah dengan iklim tropis, gejala dapat timbul sepanjang tahun.

Data yang diperoleh dari poliklinik Anak Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, didapatkan penyakit ini diderita sebanyak enam belas persen dari seluruh pasien anak usia kurang dari empat belas tahun sepanjang 2003-2004. Dari literatur lain dikatakan, insi-densi di Moroko, India, dan Senegal enam persen dan sembilan puluh persen, di antaranya berusia kurang dari lima belas tahun. Kemudian di Afrika, India, dan Timur Tengah, konjungtivitis vemalis merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mencapai tiga persen dari seluruh penyakit mata yang serius. Bahkan, di Afrika Selatan konjungtivitis vemalis mengenai delapan-sebelas persen anak usia sekolah.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis vemalis ini, sangat bergantung dari tingkat keparahan gejala dan gambaran klinis. Pemberian terapi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengobatan profilaksis, yang bertujuan untuk pencegahan; dan pengobatan simptomatik, yang bertujuan untuk meredakan gejala, sepeti gatal, berair, dan silau. Pengobatan yang diberikan harus dengan supervisi dokter mata, apalagi pengobatan dengan menggunakan obat steroid.

Selain itu, pengendalian faktor lingkungan, misalnya mempertahankan suhu ruangan tetap dingin dan lembab serta menyarankan anak-anak untuk memakai topi dan kacamata pelindung saat berada di luar rumah bisa merupakan terapi tambahan.Hal yang terpenting untuk penatalaksanaan dua penyakit mata di atas bagi kita adalah mencegah lebih baik daripada mengobati, (dr. Angga Kar-tiwa, Sp.M., M.Kes./sfa/ Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNPAD - Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)""

BEBERAPA minggu terakhir ini, ketika terjadi perubahan cuaca yang dirasakan ekstrem, sering kita jumpai teman sekerja atau anggota keluarga dengan mata merah, berair, dan banyak "belek"-nya. Selain itu, beberapa anak menderita mata merah yang disertai perasaan gatal, berair, dan merasa silau, serta berulang. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini sering disebut dengan penyakit konjungtivi-tis, atau radang pada konjung-tiva (selaput lendir mata). Penyakit ini merupakan penyebab sering mata merah, bisa diakibatkan karena bakteri, virus, alergi, dan sebab lainnya. Pada artikel ini, penulis akan membahas secara singkat dua dari beberapa jenis konjungtivitis tersebut.

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis yang diakibatkan karena virus, bersifat akut, menyerang semua kelompok usia. Pada umumnya, bisa disertai dengan ip-feksi saluran pernapasan atas akut, seperti influenza, ada juga yang disertai dengan salat kepala, demam.Akibat mata merah ini, ada beberapa orang "diusir" dari tempat kerjanya, karena rekan lain takut ketularan. Memang dan ini perlu diperhatikan, tipe konjungtivitis ini sangat menular dan mudah menjadi | wabah.

Orang yang terkena biasanya mengeluh satu atau kedua matanya merah, pedih,silau, dan tidak nyaman. Seringnya disertai "belek" cair yang jernih seperti menangis. Timbulnya mata merah dan "belek" dikarenakan selaput lendir mata terdapat banyak pembuluh darah dan kelenjar penghasil air mata, di mana pada keadaan peradangan, ukuran pembuluh darah menjadi lebih besar, dan kelenjar selaput lendir menghasilkan sekret yang banyak.Pada keadaan yang lebih lanjut, bisa karena progresivitas penyakitnya atau adanya riwayat pengobatan "disuruh teman atau kata teman". Ini bisa menyebabkan terjadinya, keburaman pada penglihatan. Akan tetapi, keburaman penglihatan ini juga dapat terjadi, akibatnya banyaknya air mata yang hilang, setelah penderita mengedip.

Pada umumnya penyakit konjungtivitis yang dikarenakan virus, dapat sembuh sendiri. Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bisa berlangsung sampai berming-gu-minggu bergantung dari beberapa faktor, salah satunya daya tahan tubuh orang tersebut. Beberapa penderita membutuhkan pengobatan spesifik, untuk meredakan gejalanya. Seringnya pengobatan yang dilakukan sendiri tanpa supervisi dari dokter, dapat menyebabkan penyakit yang tadinya ringan menjadi berat.

Namun, tidak benar hanya dengan melihat orang salat konjungtivitis, seseorang yang sehat bisa tertular langsung. Penularan terjadi karenaadanya kontak langsung dari penderita kepada orang lain, yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, mirip seperti penularan sakit influenza. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan terutama penderita, yaitu sering mencuci tangan, membuang tisu bekas pada tempatnya, hindari berkendaraan bersama orang sehat, dengan pendingin ruangan atau menggunakan alat-alat sehari-hari secara bersamaan, seperti handuk, sapu tangan. Untuk orang yang sehat tidak ada pencegahan, yang paling penting selain kebugaran tubuh harus tetap terjaga.

Konjungtivitis alergi

Mungkin beberapa orang tua mengeluh ketika datang ke dokter mata, kenapa anaknya sering berkedip, menggosok matanya, karena gatal atau matanya kemudian menjadi kotor atau lebih cokelat. Hal ini dapat terjadi, karena penyakit mata yang seringnya adalah radang selaput lendir mata karena alergi, salah satunya adalah konjungtivitis vemalis.

Jika kita simak dari literatur, penyakit ini merupakan suatu penyakit mata dengan dasar alergi, lebih sering mengenai anak laki-laki, tetapi dengan usia kurang dari sepuluh tahun dan jarang pada anak usia kurang dari tiga tahun. Gejala-gejala yang timbul biasanya menghilang setelah memasuki masa akil balig, tetapi dapat pula menjadilama, dan pada keadaan yang sangat jarang dapat menetap sampai melewati usia 25 tahun. Bahkan, pada penderita yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma, atau rinitis, gejala, dan keadaan klinis tampak lebih berat.

Penyakit ini memiliki sifat berulang, menyerang kedua mata dengan keluhan umumnya berupa rasa gatal, sensasi benda asing pada mata, berair, serta silau yang hebat. Biasanya mata anak terlihat lebih kemerahan atau berwarna cokelat. Hal ini diakibatkan frekuensi seringnya anak menggosok matanya akibat perasaan gatal tersebut. Perasaan silau yang hebat juga menjadikan anak enggan untuk bermain di luar ruangan. Gejala penyakit ini biasanya timbul berhubungan dengan musim, terutama pada musim panas. Sementara di daerah dengan empat musim, dapat juga timbul pada musim semi. Bahkan, pada daerah dengan iklim tropis, gejala dapat timbul sepanjang tahun.

Data yang diperoleh dari poliklinik Anak Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, didapatkan penyakit ini diderita sebanyak enam belas persen dari seluruh pasien anak usia kurang dari empat belas tahun sepanjang 2003-2004. Dari literatur lain dikatakan, insi-densi di Moroko, India, dan Senegal enam persen dan sembilan puluh persen, di antaranya berusia kurang dari lima belas tahun. Kemudian di Afrika, India, dan Timur Tengah, konjungtivitis vemalis merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mencapai tiga persen dari seluruh penyakit mata yang serius. Bahkan, di Afrika Selatan konjungtivitis vemalis mengenai delapan-sebelas persen anak usia sekolah.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis vemalis ini, sangat bergantung dari tingkat keparahan gejala dan gambaran klinis. Pemberian terapi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengobatan profilaksis, yang bertujuan untuk pencegahan; dan pengobatan simptomatik, yang bertujuan untuk meredakan gejala, sepeti gatal, berair, dan silau. Pengobatan yang diberikan harus dengan supervisi dokter mata, apalagi pengobatan dengan menggunakan obat steroid.

Selain itu, pengendalian faktor lingkungan, misalnya mempertahankan suhu ruangan tetap dingin dan lembab serta menyarankan anak-anak untuk memakai topi dan kacamata pelindung saat berada di luar rumah bisa merupakan terapi tambahan.Hal yang terpenting untuk penatalaksanaan dua penyakit mata di atas bagi kita adalah mencegah lebih baik daripada mengobati, (dr. Angga Kar-tiwa, Sp.M., M.Kes./sfa/ Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNPAD - Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)""



Konjungtivitis yang diakibatkan karena virus, bersifat akut, menyerang semua kelompok usia. Pada umumnya, bisa disertai dengan ip-feksi saluran pernapasan atas akut, seperti influenza, ada juga yang disertai dengan salat kepala, demam.Akibat mata merah ini, ada beberapa orang "diusir" dari tempat kerjanya, karena rekan lain takut ketularan. Memang dan ini perlu diperhatikan, tipe konjungtivitis ini sangat menular dan mudah menjadi | wabah.

Orang yang terkena biasanya mengeluh satu atau kedua matanya merah, pedih,silau, dan tidak nyaman. Seringnya disertai "belek" cair yang jernih seperti menangis. Timbulnya mata merah dan "belek" dikarenakan selaput lendir mata terdapat banyak pembuluh darah dan kelenjar penghasil air mata, di mana pada keadaan peradangan, ukuran pembuluh darah menjadi lebih besar, dan kelenjar selaput lendir menghasilkan sekret yang banyak.Pada keadaan yang lebih lanjut, bisa karena progresivitas penyakitnya atau adanya riwayat pengobatan "disuruh teman atau kata teman". Ini bisa menyebabkan terjadinya, keburaman pada penglihatan. Akan tetapi, keburaman penglihatan ini juga dapat terjadi, akibatnya banyaknya air mata yang hilang, setelah penderita mengedip.

Pada umumnya penyakit konjungtivitis yang dikarenakan virus, dapat sembuh sendiri. Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bisa berlangsung sampai berming-gu-minggu bergantung dari beberapa faktor, salah satunya daya tahan tubuh orang tersebut. Beberapa penderita membutuhkan pengobatan spesifik, untuk meredakan gejalanya. Seringnya pengobatan yang dilakukan sendiri tanpa supervisi dari dokter, dapat menyebabkan penyakit yang tadinya ringan menjadi berat.

Namun, tidak benar hanya dengan melihat orang salat konjungtivitis, seseorang yang sehat bisa tertular langsung. Penularan terjadi karenaadanya kontak langsung dari penderita kepada orang lain, yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, mirip seperti penularan sakit influenza. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan terutama penderita, yaitu sering mencuci tangan, membuang tisu bekas pada tempatnya, hindari berkendaraan bersama orang sehat, dengan pendingin ruangan atau menggunakan alat-alat sehari-hari secara bersamaan, seperti handuk, sapu tangan. Untuk orang yang sehat tidak ada pencegahan, yang paling penting selain kebugaran tubuh harus tetap terjaga.

Konjungtivitis alergi

Mungkin beberapa orang tua mengeluh ketika datang ke dokter mata, kenapa anaknya sering berkedip, menggosok matanya, karena gatal atau matanya kemudian menjadi kotor atau lebih cokelat. Hal ini dapat terjadi, karena penyakit mata yang seringnya adalah radang selaput lendir mata karena alergi, salah satunya adalah konjungtivitis vemalis.

Jika kita simak dari literatur, penyakit ini merupakan suatu penyakit mata dengan dasar alergi, lebih sering mengenai anak laki-laki, tetapi dengan usia kurang dari sepuluh tahun dan jarang pada anak usia kurang dari tiga tahun. Gejala-gejala yang timbul biasanya menghilang setelah memasuki masa akil balig, tetapi dapat pula menjadilama, dan pada keadaan yang sangat jarang dapat menetap sampai melewati usia 25 tahun. Bahkan, pada penderita yang memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma, atau rinitis, gejala, dan keadaan klinis tampak lebih berat.

Penyakit ini memiliki sifat berulang, menyerang kedua mata dengan keluhan umumnya berupa rasa gatal, sensasi benda asing pada mata, berair, serta silau yang hebat. Biasanya mata anak terlihat lebih kemerahan atau berwarna cokelat. Hal ini diakibatkan frekuensi seringnya anak menggosok matanya akibat perasaan gatal tersebut. Perasaan silau yang hebat juga menjadikan anak enggan untuk bermain di luar ruangan. Gejala penyakit ini biasanya timbul berhubungan dengan musim, terutama pada musim panas. Sementara di daerah dengan empat musim, dapat juga timbul pada musim semi. Bahkan, pada daerah dengan iklim tropis, gejala dapat timbul sepanjang tahun.

Data yang diperoleh dari poliklinik Anak Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, didapatkan penyakit ini diderita sebanyak enam belas persen dari seluruh pasien anak usia kurang dari empat belas tahun sepanjang 2003-2004. Dari literatur lain dikatakan, insi-densi di Moroko, India, dan Senegal enam persen dan sembilan puluh persen, di antaranya berusia kurang dari lima belas tahun. Kemudian di Afrika, India, dan Timur Tengah, konjungtivitis vemalis merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mencapai tiga persen dari seluruh penyakit mata yang serius. Bahkan, di Afrika Selatan konjungtivitis vemalis mengenai delapan-sebelas persen anak usia sekolah.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis vemalis ini, sangat bergantung dari tingkat keparahan gejala dan gambaran klinis. Pemberian terapi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengobatan profilaksis, yang bertujuan untuk pencegahan; dan pengobatan simptomatik, yang bertujuan untuk meredakan gejala, sepeti gatal, berair, dan silau. Pengobatan yang diberikan harus dengan supervisi dokter mata, apalagi pengobatan dengan menggunakan obat steroid.

Selain itu, pengendalian faktor lingkungan, misalnya mempertahankan suhu ruangan tetap dingin dan lembab serta menyarankan anak-anak untuk memakai topi dan kacamata pelindung saat berada di luar rumah bisa merupakan terapi tambahan.Hal yang terpenting untuk penatalaksanaan dua penyakit mata di atas bagi kita adalah mencegah lebih baik daripada mengobati, (dr. Angga Kar-tiwa, Sp.M., M.Kes./sfa/ Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNPAD - Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)""

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel