Makalah Tentang Denyut Nadi Manusia
Wednesday, November 23, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Dalam
proses keperawatan masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah didalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Metode
ini dilaksanakan dengan cara menggunakan proses keperawatan kesemua aspek
layanan keperawatan, untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka harus
memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengkaji, merumuskan diagnosa keperawatan.
Pengkajian
utama yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan denyut nadi pemeriksaan ini merupakan
tahap pertama dalam proses pemeriksaan fisik terhadap nadi. Pada dasarnya
pemeriksaan fisik nadi menggunakan cara yaitu denga teknik palpasi.dengan
tujuan akhirnya adalah untuk menentukan penyakit.
Pemeriksaan
sangat penting dilakukan untuk mengetahui keadaan nadi ( frekuensi ,irama, dan
kuat lemah nadi) agar hasil pemeriksaan akurat maka perawat kesehatan harus
dapat memahami prosedur kerja dalam pemeriksaan. Oleh sebab itulah penulis
sangat tertarik untuk mengambil judul “
Pemeriksaan denyut nadi “.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa
defenisi dari pemeriksaan denyut nadi ?
2. Apa
saja peralatan yang digunakan dan penilaian
pengkajian denyut nadi?
3. Bagaimana
proses pemeriksaan denyut nadi?
4. Apa
saja faktor yang mempengaruhi proses pemeriksaan denyut nadi ?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
defenisi dari pemeriksaan denyut nada.
2.
Untuk mengetahui
peralatan pemeriksaan denyut nadi dan penilaian pengkajian denyut nadi.
3.
Untuk mengetahui proses
pemeriksaan denyut nadi.
4.
Untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi proses pemeriksaan denyut nadi.
1.4
MANFAAT
PENULISAN
1.4.1
Teori
Manfaat
dari penulisan makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi
para mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap agar lebih mengetahui dan memahami bagaimana pemeriksaan denyut nadi.
1.4.2
Praktis
Manfaat
yang kami harapkan dalam penulisan makalah ini,
agar dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan penunjang untuk
mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
DENYUT NADI
Denyut nadi merupakan aliran
darah yang menonjol dan dapat di raba
.Selain itudenyut nadi juga merupakan manifestasi dari status sirkulasi darah
didalam pembuluh darah ateri.kondisi status sirkulasi menjadi media bagi
sel-sel untuk menerima nutrien dan membuang sampah dari metabolisme. Supaya
sel-sel berfungsi secara fisiologis, maka kondisi aliran darah yang kontinu
dengan volume yang sesuai didistribusikan darah ke sel-sel yang membutuhkan
nutrien.
Pengkajian terhadap denyut nadi
memberi data tentang integritas sistem kardiovaskuler. Perawat secara rutin
mengkaji frekuensi, irama, kekuatan, dan kesetaraan dari setiap denyutan.
Denyut abnormal yang lambat cepat, atau tidak teratur dapat menandakan masalah
dalam pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau metabolisme.
Distritmia jantung atau irama abnormal dapat mengancam kemampuan jantung untuk
berfungsi dengan baik. Kekuatan denyutan menunjukkan volume darah yang dipompa
dalam setiap kontraksi jantung. Perbandingan denyut pada kedua sisi tubuh dapat
menunjukka variasi seperti berhentinya aliran darah lokal yang disebabkan
bekuan darah.
Dalam
kondisi klinik,pengkajian nadi merupakan pengkajian yang paling sering di
lakukan perawat untuk melihat kondisi status sirkulasi klien dalam melakukan
pemilihan area, dalam melakukan pemeriksaan, penting untuk di ketahui perawat
bahwa denyut nadi ateri akan lebih mudah di periksa pada ateri yang besar
karena berada lebih di permukaan tubuh dan posisi anatomis dari ateri tersebut
berada tepat di atas suatu tulang.
2.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMERIKSAAN
DENYUT NADI DAN PENILAIAN DALAM PENGKAJIAN DENYUT NADI
Adapun alat-alat yang di gunakan seorang perawat dalam pemeriksaan denyut nadi diantaranya :
1.
Arloji(jam
tangan)atau stop-wat
penggunaan arloji
dalam pemeriksaan denyut nadi untuk menghitung frekuensinya permenit dan
keteraturan irama,kecepatan denyut nadi.
2.
Buku catatan nadi
dan pulpen
Berguna untuk mencatat hasil pemeriksaan denyut nadi.
PENILAIAN
Setelah
melakukan pengkajian nadi perawat melakukan penilaian dari hasil pemeriksaan,
beberapa penilaiaan yang penting perawat interprestasikan pada pengkajian nadi
meliputi : frekuensi, irama , ciri denyutan ,isi nadi , dan keadaan pembuluh
darah.
·
FREKUENSI
Penilaian frekuensi nadi secara fisiologis dapat menjadi
perbandingan. Banyak perawat lebih menyukai untuk membuat dasar pengukuran dari
frekuensi nadi saat klien dalam posisi duduk , berdiri, dan berbaring .
perubahan posisi menyebabkan perubahan
frekuensi nadi karena perubahan volume darah dan aktivitas simpatik.
Secara temporer frekuensi jantung meningkat saat seseorang berubah posisi dari
berbaring ke duduk atau berdiri. Pada saat mengkaji nadi, perpaduan dari faktor
ini dapat menyebabkan perubahan yang signifikan. Jika perawat mendapati
frekuensi abnormal saat memanipulasi nadi.
Penilaian frekuensi denyut :
Bayi baru lahir ( bangun dari tidur ) 100 sampai 180
denyut / menit. Bayi 1 minggu -3 bulan ( bangun dari tidur ) 100 sampai 220
denyut/ menit. 3 bulan -2 tahun ( bangun dari tidur 80 sampai 150 denyut/nadi.
Anak berumur 2-10 tahun ( bangun dari tidur ) 70 sampai 110 denyut/menit.
Remaja berumur 10 tahun sampai dewasa, 21 tahun ( bangun tidur ) 60 sampai 90 denyut/nadi.
Dewasa 21 dan lebih ( bangun dari tidur ) 69-100 denyut/ nadi.
Faktor penyebab bradikardia dan takikardia
Irama
|
Bradikardia
|
Takikardia
|
Regular
|
Fisiologis ( atlit, selama tidur, akibat tonus vagal yang
meningkat
|
Latihan fisik atau emosi ( contoh : ansietas )
|
|
Obat-obatan ( penyekat beta, digoksin, amiodaron ).
|
Obat-obat( sulbutamol dan simpatomimetik lain,atropin
|
|
Miksedema (aktivitas simpatis yang menurun akibat
sekunder defisiensi hormon tiroid ).
|
Gagal jantung kongestif.
|
|
Hiportemia
|
Perikarditis konstriktif
|
|
Ikterus (hanya pada kasus-kasus berat,akibat deposisi
bilirubin di dalam sistem konduksi).
|
Flutter atrium dengan blok AV 2;1reguler.
|
|
Tekanan intrakranial meningkat ( karena efek pada sraf
simpatis sentra ).
|
Takikardia sumpra ventrikel.
|
|
Blok AV total atau derajat III
|
Syok hipovolemik.
|
|
Infark miokar
|
Takikardia ventrikel
|
|
Demam tifoid ( denyut nadi relatif lambat dibandingkan
dengan tingginya suhu.
|
Demam.
|
|
Bradikadia
paraksismal :
·
Sinkop
vasovagal;
·
Hipoksia
akut atau hiperkapnia
·
Hipertensi
akut
|
Sirkulasi hiperdinamik, akibat :
·
Kehamilan ;
·
Tirotokssikosis;
·
Anemia
·
Fistel
arteriovenosa ( contoh : penyakit paget atau gagal hepar )
·
Beri-beri (
defisiensi tiamin).
|
Ireguler
|
Fibrilasi atrium dengan penyakit pada nodus AV atau
obat-obatan( contoh : digoksin).
|
Fibrilasi atrium, akibat:
·
Iskemia
miokardium
·
Penyakit
katup mitral atau setiap penyebab pembesaran atrium kiri”
·
Tirotoksikosis
·
Penyakit
jantung hipertensif
·
Sindrom sick
sinus;
·
Emboli paru;
·
Miokarditis
demam, hipoksia akut atau hiperkapnia atau ( paroksismal)
|
|
Aritmia sinus ( nadi menjadi lambat pada inspirasi)
|
Lainnya : alkohol, post torakotomi, idiopatik.
|
|
Pulsus defisit ( fibrilasi atrium, bigeminus ventrikuler
|
Vlutter atrium dengan blok yang bervariasi.
|
·
IRAMA
Irama nadi sama pentingnya dengan frekuensi nadi untuk
dikaji. Ketidakteraturan minimal pada nadi masih di anggap normal. Kecepatan
nadi terutama pada orang muda meningkat selama inspirasi dan melambat saat
ekspirasi. Untuk pemeriksaan jantung awal atau bila irama tidak teratur, maka
frekuensi jantung harus di hitung dengan mengauskultasi denyut apikal selama 1
menit penuh sambil meraba denyut nadi.
1. Normal tidak teratur misalnya aritmia sinus yang
meningkat pada inspirasi dan menurun pada ekspirasi
2. Abnormal – gangguan hantaran jantung
· Pulsus bigemini = tiap 2 denyut jantung dipisahkan oleh
waktu yang lama , karena satu diantara tiap denyut jantung menghilang.
· Pulsus trigemini = tiap 3 denyut jantung dipisahkan oleh
massa antara denyut nadi yang lama.
· Pulsus
ekstrasistolik = interval yang memanjang dapat di temukan juga jika terdapat
satu denyut tambahan yang timbul lebih dini dari pada denyut lain yang
menyussulnya.
Setiap perbedaan antara kontraksi yang terdengar dan nadi
yang teraba harus di catat. Gangguan irama ( distritmia) sering mengakibatkan
defisit nadi, suatu perbedaan antara frekuensi apeks ( frekuensi jantung yang terdengar di apeks jantung ) dan
frekuensi nadi. Defisit nadi biasanya terjadi pada fibrilasi atrium, flutter
atrium, kontraksi ventrikel prematur, dan berbagai derajat blok jantung.
MACAM / CIRI
DENYUTAN
Tiap
denyut nadi dilukiskan sebagai suatu gelombang yang terdiri atas bagian yang
naik, puncak, dan turun. Menurut Talley ( 1995 ) terdapat beberapa jenis dari
ciri denyutan yaitu sebagai berikut .
1.
Pulsus anarkot,
yakni denyut nadi yang lemah, mempunyai gelombang dengan puncak tumpul dan
rendah, contoh : klien stenosis aorta.
2.
Pulsus saler, yakni
denyut nadi yang seolah-olah meloncat tinggi, meningkat tinggi , dan menurun
cepat sekali, contoh : pada insufisiensi aorta.
3.
Pulsus paradoks,
yakni denyut nadi yang semakin lemah selama inspirasi bahkan menghilang sama
sekali pada bagian akhir inspirasi untuk timbul kembali pada ekspirasi, contoh
: pada perikarditis konstriktiva dan efusi perikard.
4.
Pulsus alternans,
yakni nadi yang kuat dan lemah beganti-ganti, contoh : pada kerusakan otot
jantung.
ISI NADI
Pada setiap denyut nadi sejumlah darah melewati bagian
tertentu dengan jumlah darah itu dicerminkan oleh tinggi puncak gelombang nadi
atau memberikan manifestasi pada isi nadi. Menurut Talley (1995 ) terdapat
beberapa jenis dari isi nadi sebagai berikut :
Pulsus maknus : denyut terasa mendorong jari yang melakukan palpasi , contohnya : pada demam. Pulsus parvus : denyut terasa lemah ( gelombang nadi yang kecil ), contoh : pada peredarahan dan infrak miokard. Isi nadi mencerminkan tekanan nadi, yakni beda antara tekanan sistolik dan diastolik.
Pulsus maknus : denyut terasa mendorong jari yang melakukan palpasi , contohnya : pada demam. Pulsus parvus : denyut terasa lemah ( gelombang nadi yang kecil ), contoh : pada peredarahan dan infrak miokard. Isi nadi mencerminkan tekanan nadi, yakni beda antara tekanan sistolik dan diastolik.
KONFIGURASI
NADI
Konfigurasi atau kontur nadi sering dapat memberikan
informasi penting. Menurut Talley ( 1995) terdapat beberapa jenis dari
konfigurasi nadi yaitu sebagai berikut :
1.
Pada stenosis katup
aorta, di mana muara katub menyempit, di sertai penurunan jumlah darah yang di
semburkan ke aorta,maka tekanan nadi mengecil dan nadi terasa lemah.
2.
Pada insufisiensi
aorta, dimana katub aorta tidak dapat menutup sempurna, membuat darah mengalir
balik atau bocor dari aorta keventrikel kiri sehinggga akan terjadi peningkatan
gelombang nadi yang mendadak dan menurun secara mendadak, ( nadi kolaps )
3.
Konfigurasi nadi
paling baik di periksa dan palpasi pada arteri karotis dan bukan pada arteri
radialis distal, karena karakteristik dramatik gelombang nadi bisa kacau
ketikanadi dihantarkan kepembuluh yang lebih kecil.
KUALITAS PEMBULUH DARAH
Kondisi dinding pembuluh drah juga harus diperhatikan
karena dapat memengaruhi nadi, terutama pada lansia. Begitu kecepatannya dan
irama sudah ditentukan, maka kualitas pembuluh darah harus di kaji dengan
meraba sepanjang arteri radialis dan membandingkannya dengan pembuluh darah.
Untuk mengkaji peredaran darah
parifer, rabalah dan evaluasilah semua denyut arteri. Denyut arteri dapat
diraba pada titik dimana arteri mendekati permukaan kulit dan mudah di tekan ke
tulang atau otot yang padat. Denyutan dapat di periksa di arteri temporalis,
karotis, brakialis, radialis, femoralis, poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis
prosterior. Pengkajian yang dapat diterima mengenai denyutan arteri akstremitas
bahwa sangat tergantung pada penentuan lokasi arteri yang akurat dan palpasi
yang hati hati pada daerah tersebut.
Palpasi ringan sangat penting.
Tekanan jari yang kuat dapat menghilangkan dengan mudah denyut arteri dorsalis
pedis dan tibialis posterior sehingga membingungkan pemeriksa pada sekitar 10%
populasi, denyut arteri dorsalis pedis tidak teraba pada keadaan demikian
keduanya memang tidak ada sama sekali dan hanya arteri tibialis posterior saja yang memberi suplai darah
ke kaki.
KEADAAAN DIDING ARTERI
Dengan palpasi keadaan dinding
arteri dapat ditafsirkan. Karakteristik dinding arteri normal – kenyal, tetapi
dapat mengeras pada sklerosis.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
DENYUT NADI MERUPAKAN ALIRAN DARAH
YANG MENONJOL DAN DAPAT DI RABA. SELAINITU,DENYUT NADI JUGA MERUPAKAN
MENIFESTASI DARI STATUS SIRKULASI DARAH DI DALAM PEMBULUH DALAM ARTERI.
3.2 saran