Metodelogi Penelitian dan Jenis Jenis Penelitian
Thursday, November 24, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Latar
belakang pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah pengantar
metodologi penelitian. Dimana dalam mata kuliah ini mahasiswa diajarkan untuk
melakukan penelitian. Dan di semester ini materi yang disajikan berupa
pengantar karena sebagai pendatang baru dalam dunia pendidikan tinggi mahasiswa
perlu diberikan pengenalan berupa pengantar sebelum menginjak ke materi metodologi
penelitian yang lebih kompleks.
Judul dari
makalah ini adalah “Jenis-jenis Penelitian” maka yang akan diulas dalam makalah
ini adalah jenis dari penelitian. Karena mata kulah ini pengantar metodologi
pendidikan maka makalah ini merupakan pengenalan. Disini akan dijelaskan
jenis-jenis penelitian yang sudah terpampang dalam slide power point yang sudah
dibuat oleh kelompok ini. Mahasiswa sebagai peneliti perlu untuk mengetahui apa
saja jenis penelitian.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan kepada rekan-rekan mahasiswa tentang
jenis-jenis penelitian yang ada. Mulai dari penelitian dasar dan penelitian
terapan hingga membandingkan penelitian ilmu sosial dengan ilmu alam.
Namun tujuan
utamanya adalah menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan memperluas wawasan
tentang penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu;
1.
Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar adalah penelitian terhadap sesuatu karena
adanya perhatian dan keingintahuan pada hasil suatu aktivitas. Penelitian ini
dikerjakan tanpa harus memikirkan ujung praktis.
Penelitian dasar juga disebut sebagai penelitian murni.
Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari
penemuan tersebut untuk khalayak umum. Perhatian utama dari penelitian ini
adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni
tidak memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan
masyarakat. Jalan pikiran peneliti bisa ke aman saja tanpa memikirkan sudut apa
dan arah apa yang dituju dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian dasar dalah pengetahuan umum dan
pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini
merupakan alat untuk memecahkan maslah-masalah praktis walaupun tidak
memberikan jawaban menyeluruh bagi setiap masalah. Penelitian dasar memecahkan
masalah tanpa mempertimbangkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat.
2.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati,
sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah. Hasil penelitian ini bukan
penemuan baru tapi aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti
terapan akan merincikan penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam
bidang-bidang tertentu. Setiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan
memiliki keinginan agar hasil penelitiannya dapat digunakan dalam masyarakat.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya
dengan kehendak masyarakat juga untuk memperbaiki praktik-praktik yang sudah
ada. Hasil penelitian harus segera diumumkan agar tidak kadaluwarsa.
Menurut Nasir penelitian terapan dapat dilakukan dengan
lima langkah. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa
kelemahannya.
2)
Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk penelitian.
3)
Kelemahan yang dipilih dipecahkan dalam laboratorium.
4)
Setelah kelemahan dipecahkan kemudian dilakukan modifikasi sehingga
penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan.
5)
Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan sehingga ia
menjadi bagian permanen dari satu sistem.
Perbedaan penelitian dasar dan
terapan dari segi penerapannya adalah penelitian dasar digunakan dalam jangka
yang panjang. Sementara penelitian terapan penerapannya harus segera digunakan
agar tidak kadaluwarsa.
B.
Penelitian Ilmu Sosial vs Ilmu Alam
Ilmu-ilmu sosial
seperti halnya ilmu-ilmu alam merupakan suatu pengetahuan yang bersifat umum.
Ilmu sosial adalah
suatu proses yang terus-menerus mengadakan analisis dan memberikan interpretasi
secara kritis terhadap fenomena sosial yang mempunyai hubungan. Ilmu sosial
seperti halnya ilmu alam selalu dimulai dari satu premis bahwa semua gejala
maupun keadaan dapat dipecahkan dan diterangkan walaupun sangat sulit. Ilmu
sosial memiliki kerumitan pada interelasi antara fenomena dalam ilmu sosial itu
sendiri. Itulah sebabnya mengapa peneliti harus mempunyai keterampilan yang
khas dan harus didukung oleh kerangka analitis dan teoritis yang agak berbeda
dalam menganalisis sebab-musabab dibandingkan penelitian ilmu alam.
Pembeda dalam ilmu
sosial dan ilmu alam bukan saja karena fenomena-fenomena yang ditangani ilmu
sosial lebih kompleks dengan data non-eksak dan tidak dapat dikontrol, tetapi
permasalahan dalam ilmu sosial lebih banyak karena orientasinya lebih luas
daripada ilmu alam. Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di
luar alam, meneliti proses alam dan mencoba menyempitkan prises tersebut ke
dalam hubungan umum yang sederhana. Sebaliknya, peneliti ilmu sosial tidak
dapat menjadikan dirinya sebagai pengamat yang imparsial. Peneliti ilmu sosial
tidak dapat meneliti dan memperoleh pandangan tentang proses sosial itu
sendiri. Perhatiannya atau penilaiannya tertuju pada pada tujuan akhir yang
harus selalu berada di dalam proses sosial itu sendiri. Tujuan serta hasil
penelitian akan digunakan untuk melayani keperluan masyarakat itu sendiri yang
menjurus kepada modifikasi dari pengaturan-pengaturan sosial yang telah ada.
Fenomena-fenomena
yang dihadapi ilmu sosial relatif lebih kompleks jika dibandingkan dengan
fenomena yang dihadapi oleh ilmu alam. Perubahan yang terjadi pada obyek secara
relatif dapat mengubah diri peneliti sendiri dalam waktu cepat, sedangkan
perubahan-perubahan ini tidak punya pengaturan yang lebih nyata. Walaupun
fenomena-fenomena ilmu alam lebih kompleks dan sulit diteliti, tetapi ilmu alam
telah memiliki alat-alat yang ampuh dan metode yang telah teruji dalam
memecahkan masalah dengan membagi fenomena menjadi bagian-bagian yang wajar
untuk dipecahkan satu per satu.
Ilmu alam mempunyai
umur lebih tua dibandingkan dengan ilmu sosial sehingga pengalaman peneliti
ilmu alam sudah lebih mantap dan cukup trampil. Dengan kelahiran lebih awal,
ilmu alam mempuyai unit pengukur yang lebih sempurna dibandingkan dengan unit
pengukur dalam penelitian ilmu sosial. Metode kuantitatif telah lazim
penggunaannya dalam ilmu alam.
Masalah lain yang
dihadapi penelitian ilmu-ilmu sosial ialah ketidak-mungkinan melakukan
eksperimentasi yang jelas terhadap fenomena-fenomena sosial. Penelitian ilmu
sosial tidak memungkinkan melakukan percobaan dengan replikasi serta kontrol
yang cukup terjamin ketepatannya. Dalam penelitian ilmu-ilmu alam
variabel-variabel serta fenomena-fenomena dapat diatur dalam bentuk percobaan
dan dapat dibandingkan dengan variabel kontrol secara akurat. Dengan adanya
kontrol ini, efek-efek dengan perlakuan berlainan dapat ditentukan dengan
presisi yang sangat tepat. Sementara itu, pengelompokkan dari fenomena sosial
dalam perlakuan dan kontrol secara umum tidak dapat dilakukan kecuali untuk
sebagian kecil cabang penelitian saja.
Kurangnya kemampuan
prediksi dalam membuat ramalan terhadap masalah-masalah sosial merupakan
kesulitan lain yang dihadapi oleh peneliti-peneliti ilmu sosial. setiap
prediksi selalu terbentur dengan inferensi dari obyek-obyek penelitian sendiri
sehingga memungkinkan terjadinya salah prediksi lebih besar. Prediksi dalam
ilmu sosial lebih lanjut tidak setepat prediksi dalam ilmu alam.
Informasi yang
diperoleh oleh peneliti ilmu sosial banyak disandarkan kepada daya ingat atau
memori dari obyek dalam mencari fakta. Disebabkan faktor maka timbul lagi
permasalahan dalam penelitian ilmu sosial tentang bagaimana cara mengurangi
bias dari informasi yang diterima. Hal ini merupakan tambahan kerja yang
membutuhkan kecermatan dari peneliti ilmu sosial yang jarang ditemui oleh
peneliti di bidang ilmu alam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan pada
bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian secara umum terdiri atas dua
penelitian yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar
menekankan pada hasil berupa ilmu pengetahuan dan orientasinya yang tidak
mempertimbangkan masyarakat di dalamnya. Penelitian terapan adalah penelitian yang
hasilnya berupa aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada dan
mempertimbangkan masyarakat di dalamnya.
Perbandingan
penelitian ilmu alam dan penelitian ilmu sosial. Jika ilmu alam berumur lebih
tua dan memiliki alat-alat serta metode yang teruji untuk memecahkan masalah
sesulit dan sekompleks apapun itu. Penelitian ilmu alam menggunakan metode
kuantitatif dan prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam ilmu alam, peneliti
sebagai pengamat yang imparsial. Sementara itu ilmu sosial memiliki variabel
yang lebih kompleks dan sulit jika diukur dengan metode kuantitatif. Peneliti
dalam ilmu sosial tidak bisa menjadi pengamat yang imparsial, dia harus berada
di dalam obyek yang membuat proses dan fenomena sosial itu sendiri. Peneliti
ilmu sosial susah mengadakan percobaan-percobaan dalam kerjanya sehingga
pengelompokan-pengelompokan dengan perlakuan dan kontrol tidak mungkin
dilakukan secara akurat.
B.
Daftar Pustaka
Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar
Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik University Pers.