Makalah Psikologi Perasaan Lengkap
Wednesday, November 2, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi
merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya
psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia.
Sesuai
dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai arti.
Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu
ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi
Pendidikan Agama Islam yang akan di aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia
mengajar dan terjun di masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud
pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Maka
bagaimana perhatian tentang perhatian psikologi umum.
Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cerdas. terjadi
terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.
B.
Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakanag yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
tentang pengertian perasaan.
2.
Menjelaskan
tentang cirri-ciri perasaan.
3.
Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi perasaan.
4.
Menjelaskan
tentang intensitas perasaan.
5.
Menjelaskan
tentang dimensi perasaan.
6.
Menjelaskan
jenis-jenis perasaan.
C.
Tujuan Penulisan
Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari
pembuatan makalah yaitu:
1.
Untuk
mengetahui dan memahami pengertian perasaan.
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri perasaan.
3.
Untuk
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perasaan.
4.
Untuk
mengetahui intensitas perasaan.
5.
Untuk
mengetahui dimensi perasaan.
6.
Untuk
mengetahui jenis-jenis perasaan.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah
ini yaitu : Dengan
adanya makalah ini, diharapkan
dapat berguna terutama bagi penyusun makalah
untuk dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi bahan
masukan bagi pihak yang membaca atau mmahami makalah ini dan membrikan masukan
untuk penyempurnaan makalah dari berbagai kekurangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perasaan
Perasaan atau
dalam istilah lain disebut “renjana” adalah gejala psikis yang
memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan persepsi dan dialami
sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan
tingkatannya.
Menurut Maramis
(1999), perasaan adalah nada perasaan menyenangkan atau tidak, yang menyertai
suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen
fisiologik.
Perasaan adalah
sesuatu tentang keadaan jiwa manusiayang dihayati secara senang atau tidak
senang.
·
Contoh:
-Perasaan
menyenangkan: senang, bangga, kasih saying, gembira, enak, lezat, keindahan,
dan ketenangan.
-Perasaan
tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, dan kacau.
Menurut
Kartono K. (1996), perasaan atau renjana adalah reaksi rasa dari segenap organisme
psiko-fisik.
Menurut
Abu Ahmadi (1983), perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa
kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubunga dengan
peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
B.
Ciri-ciri
Perasaan
Setiap
individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu
keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi.
Ciri-ciri dari perasaan yaitu:
1. Perasaan
selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
- Dalam
diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan atau
mengingat trauma pada masa lalu.
- Perasaan
gembira saat mendapatkan hadiah yang diberikan oleh orang tua.
2. Perasaan
sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
- Pada
saat menonton suatu pertandingan sepak bola, ada yang gembira karena tim yang
di andalkan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tapi ada juga yang sedih
karena tim yang dibanggakannya kalah.
- Dalam
keluarga, pada saat anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas,
tapi si bapak tenang-tenang saja.
C.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Timbulnya Perasaan.
1. Keadaan
jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
- Perasaan
individu yang sedang sakit, lebih sensitive dibandingkan orang sehat.
- Perasaan
individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
2. Struktur
kepribadian individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
- Individu
yang kepribadiannya mudah marah.
- Individu
yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitive.
- Kepribadiannya
peramah biasanya perasaanya halus.
3. Keadaan
temporer pada diri individu pada diri individu atau bergantung pada suasana
hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan di
banding orang yang normal.
D.
Intensitas
Perasaan
Intensitas
(tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut :
a.
Intensitas perasaan persepsi lebih kuat
dibanding tanggapan, fantasi dan ingatan.
Misalnya
perasaan saat bertemu dengan saudara kandung yang sudah
lama
berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yangtimbul tatkala hal
itu sudah menjadi kenangan.
b.
Intensitas perasaan melalui pengamatan
indra pembau dan pengecap intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui
penglihatan dan pendengaran,misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih
intens dari pada mendengar suara gaduh.
c.
Intensitas dipengaruhi oleh faktor fisik
dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang,
begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d.
Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau
sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang berulang-ulang
membosankan, perasaannya tidak senang di banding pada saat pertama kali memutar
VC tersebut.
E.
Dimensi
Perasaan
Menurut
Wund:
Seperti
di kemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu memiliki 3
dimensi, yaitu :
a. Perasaan
senang dan tidak senang, misalnya
seorang pasien merasa senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter
atau seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena
pelayanannya jelek.
b. Perasaan
excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu disertai
prilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima masuk akademi
keperawatan, perasaannya gembira disertai menari-nari.
c.
Perasaan expectancy atau release
feeling, yaitu perasaan yang masih dalam pengharapan atau memang betul-betul
telah terjadi.
Contoh
:
·
Alangkah bahagia perasaan saya apabila
kelak dapat meneruskan ke S1 Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.
·
Waktu saya dinyatakan diterima di D3
Keperawatan, perasaan saya betul-betul gembira sekali.
Menurut Stern:
Sebagaimana dipaparkan oleh Bimo Walgito
(1989), yang manyebutkan bahwa dimensi perasaan adalah :
a. Perasaan present, yaitu perasaan yang berhubungan dengan situasi actual atau yang sedang
terjadi, misalnya saya merasa senang karena saat ini anak saya bias kuliah di
Akademi Keperawatan.
b.
Perasaan yang menjangkau maju, yaitu
perasaan yang masih dalam pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila
kelak anak saya menjadi seorang dokter.
c. Perasaan
yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya
merasa sedih apabila mengingat masa lampau, sewaktu masih anak-anak yang penuh
derita.
F.
Jenis
Perasaan
Menurut
Max Scheler
Kartini Kartono (1996),
mengemukakan bahwa menurut Max Scheler, perasaan itu ada 4 macam, yaitu :
a. Perasaan
pengindraan/indriawi atau tingkat sensoris,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan beberapa pengamatan pengindraan,
atau rangsangan jasmaniah, misalnya rasa nyeri, panas, dingin, pahit, asin,
geli dan bau.
b. Perasaan
kehidupan vital, yaitu perasaan yang
berhubungan dengan fungsi hidup atau kondisi jasmaniah, perencanaan makanan,
pernapasan dan peredaran darah, termasuk juga perasaan insting, misalnya rasa
lelah, segar, capek, haus, lapar, kurang enak badan dan lesu.
c. Perasaan kejiwaan atau psikis, yaitu perasaan yang dapat diberi
motivasi, misalnya rasa gembira, susah, sedih, takut, kecewa, simpati, benci,
bahagia, tertekan, dan senang.
d. Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan kepribadian,
penilaian, diri dan harga diri, misalnya perasaan harga diri, perasaan percaya
diri, putua asa dan perasaan puas.
Menurut Kohnstamm
Bimo
Walgito (1986), juga menguraikan pendapat Kohnstamm bahwa macam perasaan, yaitu
:
a. Perasaan
keindraan, yaitu perasaan yang
berhubungan dengan pengamatan melalui alat indra, misalnya pengamatan
pengecapan, pengamatan bau, pengamatan pendengaran, dingin, panas dan nyeri.
Adapun yang termasuk kedalam persaan ini
adalah lapar, haus, sakit dan lelah.
b. Perasaan
kejiwaan, dibedakan menjadi :
- Perasaan
intelektual-Intelektual atau pikiran berasal dari bahasa yunani, artinya
intellect, yaitu perasaan yang timbul
atau menyertai pekerjaan intelek dan memperkuat dorongan pengetahuan dan
perasaan yang timbul atau menyertai apabila individu dapat memecahkan suatu
persoalan/penemuan baru sebagai hasil kerja dari sudut intelektual.
Contoh :
·
Dapat memecahkan soal hitungan.
·
Memahami suatu pelajaran.
·
Tidak memahami suatu pelajaran.
- Perasaan
kesusilaan atau perasaan etis. Etis berasal dari bahasa Yunani ethica, yaitu perasaan yang timbul
apabila individu menghayati hal-hal yang baik dan buruk, menurut norma-norma
kesusilaan. Ukurannya adalah kata hati, hati nurani atau conscience.
Contoh:
·
Berbuat sesuatu yang baik, kata hati
kita adalah sesuai dengan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat,
misalnya seorang perawat yang mengabdikan dirinya semata-mata karena panggilan
jiwa dan kemanusiaan adalah perbuatan yang mulia.
·
Berbuat sesuatu yang buruk, kata hati
kita adalah bertentangan dengan norma masyarakat, misalnya ucapan seorang
perawat sangat menusuk hati pasien yang di rawatnya.
- Perasaan
keindahan atau aesthetica, yaitu perasaan yang timbul apabila individu
mengamati sesuatu yang indah atau jelek. Ukuran perasaan keindahan adalah cita
rasa, yaitu ukuran yang dipergunakan pada waktu menganggapsesuatu indah atau
jelek.
Contoh :
·
Pemandangan di daerah Bulukumba sangat
indah.
·
Betisnya indah bagaikan betis belalang.
- Perasaan
kemasyarakatan atau sosial, yaitu perasaan yang timbul dalam diri individu,
berkaitan dengan interaksi individu dengan orang lain. Dalam perasaan
kemasyarakatan dapat berupa perasaan individu terhadap orang lain dan
pengalaman individu dengan orang lain.
Contoh :
·
Simpati, empati, antipati, cinta, benci,
persahabatan, permusuhan, cemburu, iri hati, persatuan dan kesatuan, egoisme
atau mementingkan diri sendiri, atau mementingkan orang lain, perasaan kebangsaan.
- Perasaan
harga diri, yaitu perasaan yang menyertai harga diri individu. Perasaan
memiliki harga diri yang tinggi apabila orang mendapatkan penghargaan, sukses,
atau sebaliknya, harga diri rendah apabila dalam kehidupan gagal.
Contoh :
·
Seseorang memiliki harga diri setelah
usahanya berhasil dan berkembang dengan baik.
·
Seorang mahasiswa memiliki harga diri
yang tinggi Karena menjadi bintang kampus.
·
Seorang mahasiswa tidak memiliki harga
diri karena kuliahnya kandas di tengah jalan dan sekarang jadi pengangguran.
- Perasaan
ke ketuhanan, yaitu perasaan yang
menyertai kepercayaan kepada sang pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) sebagai bentuk
perasaan tertinggi, terdalam, mulia dan teragung pada manusia. Perasaan ini
membawa individu untuk berbuat baik, berbuat sholeh, melakukan perbuatan luhur
dan perbuatan suci. Perasaan lain, misalnya takjub terhadap kebesaran Tuhan,
tawakkal, tak kuasa dan pasrah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perasaan adalah
sesuatu tentang keadaan jiwa manusiayang dihayati secara senang atau tidak
senang.
Perasaan dapat
diidentifikasikan secara psiko-fisik karena kehadirannya terkait langsung
dengan jiwa dan fisik manusia. Ketika tengah dilanda kesenangan yang memuncak,
manusia akan mendapatkan kepuasan secara psikis.
B.
Saran
Penulis
menyarankan kepada para pembaca bahwa saya dari penulis menerima dengan lapang
dada segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah
ini.
Dan
menyarankan kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengambil satu referensi dari
makalah ini saja dikarenakan kami dari penulis menyadari bahwa makalah ini
hanya mengambil referensi dari beberapa sumber saja.