Makalah Bahaya TBC Tubercolosis
Wednesday, November 23, 2016
BAHAYA PENYAKIT TBC
1.
Pendahuluan
Kuman penyebab TBC ( mycobacterium tuberculosis ) ditemukan
pertama kali pada tahun 1882 oleh Robert Koch, sedangkan vaksin BCG ditemukan pada tahun
1921. Kemudian pada tahun 1944 ditemukan streptomisin sebagai obat pertama anti
TBC, kemudian disusul INH pada tahun 1949 penyakit TBC muncul kembali
kepermukaan dengan meningkatnya kasus TBC di negara-negara maju atau industri
pada tahun 1990. Selain itu, peningkatan kasus TBC sebagai reemerging disease dipengaruhi pula dengan terjadinya penyebaran
infeksi HIV/AIDS. Saat ini diseluruh dunia terdapat 8 juta kasus terinfeksi dan
3 juta kasus meninggal. TBC umumnya menyerang golongan usia produktif dan golongan sosial rendah sehingga berdampak
pada pemberdayaan sumber daya manusia yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
negara.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang
sebagian besar disebabkan oleh kuman mycobaclerium tuberculosis. Uman tersebut
biasanya masuk kedalam tubuh melalui udarapernapasan kedalam paru, kemudian
kuman tersebut dapat menyebardari paru kebagian tubuh lain melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limpa, melalui saluran pernapasa( bronchus )
atau penyebaran langsung kebagian tubuh lainnya. TBC paru pada manusia dapat
dijumpai dalam 2 bentuk :
1. Tuberkulosis
primer : Bila penyakit infeksi terjadi pertama kali
2. Tuberkulosis
paska primer : Bila penyakit timbul setelah beberapa waktu seseorang terkena
infeksi dan sembuh. TBC ini merupakan bentuk yang paling sering ditemukan.
Dengan terdapatnya kuman dalam dahak penderita merupakan sumber penularan.
Riwayat Terjadinya
Tuberkulosis
a. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat
seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat
kecil ukurannya,sehingga dapat melewati system pertahanan mukosilier
bronkus,dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana.
Infeksi dimalai saat kuman TB berhasil berkembang baik dengan cara pembelahan
diri di paru,yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan
membawa kuman TB ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru,dan ini sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentkan kompleks
primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya
infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari
negatif menjadi positif.
Kelanjutan
setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya
respon day tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian,ada
beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister
atau dormant (tidur).
Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan
kuman,akibatnya dalam beberapa bulan,yang bersangkutan menjadi penderita TB. Masa inkubasi,yaitu
waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit,diperkirakan
sekitar 6 bulan.
b. Tuberkulosis Pasca
Primer (post primary TB)
Tuberculosis pasca primer biasanya
terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setela infeksi primer,misalnya karena
daya tahan tubuh menurun akibat trinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri
khas dari tuberculosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.
Etiologi dan perjalanan
penyakit
Etiologi penyebab tuberculosis paru
adalah kuman tahan asam mycobacterium
tubercolosis,sangat jarang oleh
M. Bovis
dan M. Atipik.
adapun pejalanan penyakit atau pathogenesis penyakit ini adalah:implantasi
kuman terjadi pada ‘respiratori broncial’
atau alveoli yang selanjutnya akan berkembang sebagai berikut:
a. Focus
primer-komplek primer-sembuh pada sebagian besar atau meluas-tuberkulosis
primer.
b. Dari
kompleks primer yang sembuh terjadi reaktivitasi kuman yang terjadinya dormant
pada focus primer,reinfeksi endogen-tuberkulosis pasca primer penyebab kuman dalam tubuh
penderita dapat melalui empat cara,yaitu:
1.
.Lesi yang meluas
2.
Aliran limfa(limfogen)
3. Melalui
aliran darah(hematogen) yang dapat menimbulkan lesi tuberculosis ekstra
paru,antara lain pleura,selaput otak,ginjal,dan tulang.
4. Penyebaran
milier
2.
Penyebab
penyakit TBC
Penyebab
penyakit
TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman
(bakteri) yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang
paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh
lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan
bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media
penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika
penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada
dilingkungan penderita TBC tersebut.
Bakteri
penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap orang yang
mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya tahan tubuh yang baik.
Bakteri TBC lebih mudah menular dan menyerang terhadap orang-orang yang
mengalami kekurangan gizi dan daya tahan tubuh yang buruk. TBC bisa juga
menginfeksi orang yang tinggal di lingkungan dengan udara buruk dan mengandung
banyak kuman TBC. Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman
(bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.
Serangan
infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-tanda atau gejala khas
apapun, biasanya indikasi yang muncul cuma batuk-batuk ringan dan hali ini
sering dianggap remeh dan tidak dihiraukan oleh calon penderita. Seorang
penderita infeksi TBC paru-paru dapat dengan mudah menularkan kuman (bakteri)
TBC kepada orang lain di lingkungan sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau
tempat kerja (kantor). Jika sudah menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh,
kuman TBC akan terus merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-tanda
dan gejala yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan cukup parah. Antara lain
penyebabnya adalah :
1.
Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara yang
sedang berkembang. Lingkungan yang tidak
higienis. TBC menyebar dengan cepat pada tempat tinggal yang kurang ventilasi,
sempit dan sesak, karenanya angka
penularan tinggi terjadi di lingkungan yang penuh sesak dan kumuh.
2.
Kurangnya
akses ke perawatan medis, baik karena ketidakmampuan ekonomi atau
ketidaktahuan. Kondisi ini membuat ia tidak mendapatkan tindakan medis yang
cukup sehingga memperburuk penyebaran.
3.
Turunnya
kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, maka sel
darah putih akan menjadi benteng pelindng dari bakteri TB. Tapi jika sistem
imunnya berkurang, maka kuman akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
4.
Kontak
dengan penderita penyakit TBC lainnya. Jika hidup dengan penderita TBC aktif
yang tidak mendapatkan pengobatan akan membuat risiko tertular semakin tinggi,
baik di lingkungan keluarga ataupun rekan kerja.
Jenis
kelamin dan usia. Umumnya jenis kelamin laki-laki dan orang dewasa lebih
berisiko terkena TBC.
3. Gejala-Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi
menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang
terlibat.
Gejala yang sering dijumpai :
·
Dahak bercampur darah
·
Batuk berdarah
·
Sesak napas dan nyeri dada
·
Badan lemah, nafsu makan menurun,
berat badan turun, rasa kurang enak badan(melaise), berkeringat malam walaupun
tanpa kegiatan, demam meriang satu bulan.
Gejala
sistemik/umum :
*
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
*
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
*
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah).
*
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala
khusus :
* Tergantung dari organ
tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang
menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
*
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru),
dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
*
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
*
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus
otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak
menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan
pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5
tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
4. Ciri – Ciri Penderita TBC
Ciri-ciri gejala awal orang yang
terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik
penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak
terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tersebut biasanya dialami pada malam
hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai
dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi.
5. Manifestasi Klinis dan
Cara Penularan
Tuberkulosis
adalah penyakit infeksi yang umumnya menimbulkan tanda-tanda dan gejala yang
sangat bervariasi pada masing-masing penderita, mulai dari tanpa gejala hingga
gejala yang sangat akut dan hanya beberapa bulan setelah diketahui sehat hingga
beberapa tahun sering tidak ada hubungan antara lama sakit maupun luasnya
penyakit. Secara klinis manifestasi TBC dapat terjadi dalam beberapa fase,
yaitu:
a) Dimulai
dengan fase asimtomatik dengan lesi yang hanya dapat dideteksi secara
radiologik.
b) Berkembang
menjadi plisis yang jelas kemudian mengalami stagnasi atau regresi.
c) Eksaserbasi
memburuk.
d) Dapat
berulang kemudian menjadi menahun.
Tanda-tanda dan gejala penderita TBC
adalah:
a. Sistemik
: malaise, anoreksia,berat badan menurun,keringat malam. Akut : demam tinggi,
seperti flu,menggigil milier: demam akut,sesak nafas, dan sianosis
b. Respiratorik:
batuk-batuk lama lebih dari dua minggu, riak yang mukoid, nyeri dada, batuk
darah, dan gejala-gejala lain, yaitu bila ada tanda-tanda penyebaran keorgan-organ
lain seperti pleura: nyeri pleuritik, sesak nafas, ataupun gejala meningeal,
yaitu nyeri kepala, kaku kuduk dan lain-lain
Cara penularan: daya penularan dari
seorang penderita TBC ditentukan oleh:
a.
Banyaknya kuman yang
terdapat dalam paru penderita
b.
Peyebaran kuman di
udara
c.
Penyebaran kuman
bersama dahak berupa droplet dan berada disekitar penderita TBC
Sumber Penularan Adalah
Penderita TBC BTA Positif.
Pada
waktu batuk atau bersin,penderta menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama bebera jam.
Orang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup kedalam saluran
pernafasan. Setelah kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan,kuman
TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, atau penyebaran
langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya
penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan darah, makin menular penderita
tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka
penderita tersebut dianggap tidak menular.Kemungkinan seseorang terinfeksi TB
ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut.
6. Program Penanggulangan
TBC
Sampai
saat ini program penaggulangan TB paru belum dapat menjangkau seluruh puskesmas
yang ada. Hal itu dikarenakan belum adanya keseragaman pengobatan dan system
pencatatan pelaporan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta sehinga di perlukan adanya kerja sama semua pihak yang terkait dalam
pemberantasan TBC, Direktorat PPML, Ditjen PPMPLP dalam kegiatan penanggulangan
TBC mempunyai 2 tujuan yaitu:
a. Tujuan
jangka panjang
Memutuskan rantai penularan sehinga
penyakit TB paru tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia.
b. Tujuan
jangka pendek
1. tercapainya kesembuhan
minimal 85% penderita baru BTA positif yang di temukan.
2. tercapainya cakupan
penemuan semua penderita secara bertahap.
3. tercegahnya resistensi
obat TBC di masyarakat.
4. mengurangi penderita
manusia akibat penyakit TBC.
Untuk
mencapai tujuan tersebut kegiatan yang di laksanakan dalam menaggulangi
penyakit TBC meliputi:
a. Kegiatan
pokok
1.
Komponen diagnosis
-
Deteksi penderita di
poliklinik
-
Penegakan diagnosis secara
laboratorium
2.
Komponen pengobatan
-
Pengobatan yang cukup
dan tepat
-
Melacak penderita lalai
berobat 2 hari(kategori 1) atau semingu (kategori 2)
-
penyuluhan kepada penderita TBC dan masyarakat.
-
Pengadaan kebutuhan program dan pendukunganya
-
Menjamin keperluan dana operasional.
7.
Cara Pengobatan Penyakit
TBC
Obat Tuberkulosis,- Ace Maxs memang dari dulu kandungan utamanya telah
digunakan orang untuk mengobati berbagai macam penyakit baik penyakit
degeneratif seperti jantung, diabetes, darah tinggi dan penyakit kronis
lainnya. Ace Maxs juga dapat kita jadikan sebagai Obat Tuberkulosis. Untuk itu
kami selalu merekomendasikan anda untuk segera melakukan pengobatan dengan obat
herbal multikhasiat Ace Maxs yang telah terbukti dapat berperan sebagai Obat
Tuberkulosis.
Tuberkulosis
(TBC) dapat menyerang berbagai organ tubuh tetapi yang akan dibahas adalah obat
TBC untuk paru-paru. Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis
dengan cepat dan mencegah kambuh. Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat
menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman
dan hasil ini tetap negatif selamanya.
Obat yang
digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
- Obat primer : INH
(isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. - Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun
demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu
INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi
terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.
Daftar Pustaka
Departemen kesehatan.2001. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosisi . Jakarta : Bakti Husada
Helper Sahat P
Manalu, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 4, Desember 2010 : 1340 – 1346.
Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
- See more at: http://penjualan obat herbal.blogspot.com/2013/07/faktor-penyebab gejala-dan-cara.html#sthash.HOUrW2do.dpuf