Makalah Kewirausahaan Lengkap
Tuesday, September 20, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Di
antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan
makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh
penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut
ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam
rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan
diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan.
Pengusaha
perlu memperhatikan ,karakteristik, sikap dan mental kewirausahaan dengan
menigkatkan dan membina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam
rangka mengembangkan kewirausahaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1)
Apa pengertian kewirausahaan?
2)
Bagaimana karakteristik
kewirausahaan?
3)
Apa sajakah hambatan dan tantangan
kewirausahaan?
4)
Bagaimana sikap mental
kewirausahaan?
1.3 TUJUAN
1)
Agar dapat memahami pengertian
kewirausahaan
2)
Agar dapat mengetahui
karakteristik kewirausahaan
3)
Agar dapat mengetahui hambatan dan
tantangan kewirausahaan
4)
Agar dapat mengetahui sikap mental
kewirausahaan
BAB II
PEMBAHASAN.
2.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan
oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan
telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir
abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer,
di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.
Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau
manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika
Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan
dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu
saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
2.2 PENGERTIAN
KEWIRAUSAHAAN.
Kewirausahaan
(Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas
kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an akhiran an, sehingga dapat
diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan
wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau
non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah
enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon,
seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means
of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis
lainnya, Jean
Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai
pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli,
mengenai kewirausahaan, yang diambil dari berbagai sumber :
·
Harvey
Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup
kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas,
atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
·
Penrose
(1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
·
Frank Knight (1921) :
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
·
Richard
Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja
sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga
tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian.
·
Peter
Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari
manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan
emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.
3.3 KARAKTERISTIK
WIRAUSAHA.
Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan
watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi
pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh
seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G.
Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti
berikut :
No
|
Ciri-Ciri
|
Watak
|
1
|
Percaya diri
|
Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan
optimisme.
|
2
|
Berorientasikan tugas dan hasil
|
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba,
memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja
keras, energik dan memiliki inisiatif.
|
3
|
Pengambil resiko
|
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada
tantangan.
|
4
|
Kepemimpinan
|
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
|
5
|
Keorisinilan
|
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,
serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
|
6
|
Berorientasi ke masa depan
|
Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang
berorientasi pada masa depan.
|
7
|
Jujur dan tekun
|
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan
kerja.
|
Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
- Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
- Lebih memilih risiko yang moderat.
- Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
- Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
- Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
- Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
- Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
- Selalu menilai prestasi dengan uang.
Martin Zwilling, founder dan chief
executive officer (CEO) Startup Professionals, menjelaskan, setiap
wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap membantunya untuk sukses. Setiap
pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut untuk mengatasi setiap tantangan.
Zwilling membagi karakteristik wirausaha
menjadi empat tipe, seperti dilansir YoungEntrepreneur:
- Pembangun : Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam sebuah permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini selalu melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter wirausaha pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam, perhitungan, dan penentu arah.
- Oportunis : Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri pengusaha. Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat yang tepat dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk mencetak uang sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat kesepakatan cepat dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan memanfaatkan momentum atau investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga, Anda mungkin termasuk dalam karakteristik oportunis.
- Spesialis : Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30 tahun, membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis akan menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis pengusaha tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer grafis.
- Inovator : Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep, hingga produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar karakteristik inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan. Selalu memikirkan produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.
Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan. Menurut
Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan
otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir
digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
- Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
- Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
- Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
- Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar.
- Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses.
- Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi.
- Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.
Sifat-sifat
seorang wirausaha adalah:
§ Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
§ Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba,
memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik ddan memiliki inisiatif.
§ Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
§ Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain
dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
§ Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
§ Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa
depan.
§ Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di
atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat
dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
a) Disiplin. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang
tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat
menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja
dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang
dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala
yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan
terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan
wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azaz. Hal tersebut
akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b) Komitmen Tinggi. Komitmen
adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya,
seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat
progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat
dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap
orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada
kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang
wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki
nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga
pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
c) Jujur. Kejujuran
merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. ]Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai
promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan
dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk
yang dilakukan olehwirausahawan.
d) Kreatif dan Inovatif. Untuk
memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh
cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru
seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia
usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.
e) Mandiri. Seseorang
dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus
memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f) Realistis. Seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi
tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan
tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan
bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
2.4 MENGIDENTIFIKASI TANTANGAN DAN HAMBATAN WIRAUSAHA.
1)
Ketidakmampuan Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya
kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk membuat bisnisnya berjalan.
2)
Kurang Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang
memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan
konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan
mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3) Lemahnya
Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu:
kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan.
Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal
dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis
dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis.
Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan
tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat
perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya.
Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat.
Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan
persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun
kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara
hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan
keuangan bisnis kecil.
4) Gagal
Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak wirausahawan
yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal
tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan
perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini
berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi
yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang
berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5) Pertumbuhan
Tak Terkendali. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua
perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar
manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat
diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis
modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya,
perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal
pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk
sebagian investasi modalnya.
6) Lokasi
yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan
suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih
tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan
memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi
ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.
7) Pengendalian
Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil
adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu
tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang
tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya
mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
8) Ketidakmampuan
Membuat Transisi Kewirausahaan. Berhasil melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan
bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya
manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat
seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan
manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang
dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu
dilakukan oleh banyak wirausahwan.
Adapun prosedur dalam pemecahan masalah,
langkah-langkahnya dapat menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
v Kenalilah
persoalannya secara umum.
v Identifikasikan
problem-problem utama yang terkait.
v Tentukan
fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah
v Carilah
sebab-sebab problem tersebut,
v Pertimbangkanlah
pelbagai kemungkinan j alan keluar dari problem tersebut,
v Pilihlah
jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik,
v Periksalah,
apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.
Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan
langkah-langkah yang sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan
metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara
ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Merumuskan
tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang
lain.
2) Merumuskan
permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.
3) Menghimpun
fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan. Mengolah
fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun
deduktif. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
4) Menguji
alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
5) Menemukan
dan meyakini gagasan.
6) Mencetuskan
gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.
2.5 MENUNJUKAN SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA.
Modal
utama bagi wirausahawan ada empat, yaitu pengetahuan, ketrampilan, bakat dan
kemauan. Namun banyak orang memiliki 4(empat) kriteria diatas namun gagal dalam
wirausahanya, mereka kalah bersaing dan akhirnya mundur secara teratur.
Kunci sukses memenangkan persaingan
di era globalisasi ini, selain 4 hal diatas adalah MENTAL.
Menurut
Bob Bob Reiss penulis Bootsrap 101 dan pembicara kewirausahaan di universitas
Harvard Amerika. Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para wirausahawan.
Dengan mempelajari 12 sikap mental ini, akan menempatkan diri dalam pola pikir
yang benar untuk mencapai keberhasilan kewirausahaan.
1.
Memiliki gairah untuk bisnis Anda. Bekerja harus menyenangkan. Semangat Anda akan membantu
Anda mengatasi masalah pada masa-masa sulit. Selalu perbaruilah gairah Anda.
2.
Menata diri menjadi orang yang dapat dipercaya. Orang memiliki keyakinan pada orang
yang dipercayainya dan ingin berbuat yang terbaik buat mereka. Hal yang sama
juga berlaku bagi pelanggan. Jika mereka percaya pada Anda, apapun Anda
dapatkan
3.
Jadilah fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti. Mengingat bahwa rencana dan
strategi Anda akan berubah seiring waktu. Maka fleksibilitas merupakan hal
pokok yang harus dimiliki para pengusaha. Namun, jangan kompromi jika melanggar
nilai-nilai dasar. Meski tekanan begitu besar atau iming-iming keuntungan yang
besar.
4.
Jangan biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda. Kegagalan adalah kesempatan untuk
belajar dan peluang sukses. Perlu diketahui, pemodal lebih suka
menginvestasikan uangnya pada orang yang mau mencoba dan gagal. Dari pada
berinvestasi pada seseorang yang tidak pernah mencoba.
5.
Membuat keputusan yang cepat dan tepat. Gunakan intuisi Anda dan buat
perencanaan serta berfikirlah dengan jernih. Segera ambil keputusan. Jangan
terburu-buru namun jangan ditunda karena peluang akan meninggalkan Anda.
6.
Aset terbesar perusahaan adalah Anda. Jaga diri Anda baik-baik. Kesehatan Anda lebih berharga
daripada mesin paling mahal atau perangkat canggih komputer. Anda tidak harus
memilih antara kesehatan atau perusahaan Anda. Yang perlu Anda lakukan hanya
menyeimbangkan kegiatan Anda. Uang bukan segala-galanya, kesehatan dan keluarga
juga utama.
7.
Kendalikan ego Anda. Jangan melakukan sesuatu dengan maksud membuat orang lain
terkesan pada diri Anda. Lakukan karena memang Anda harus melakukannya. Teguh
pendirian diperlukan tapi ‘maunya sendiri’ bukan pilihan bijak.
8.
Percayalah.
Anda harus percaya diri bahwa Anda akan berhasil. Keyakinan ini akan menular
pada karyawan, mitra kerja dan setiap orang yang Anda hadapi. Termasuk
pelanggan.
9.
Menerima kritik dan mengakui jika salah. Sampaikan pada karyawan, mitra kerja
dan pelanggan Anda, bahwa Anda dengan senang hati menerima kritik jujur mereka.
Kritik adalah pengamat paling teliti bagi usaha Anda dan gratis.
10.
Pertahankan etos kerja yang kuat. Etos kerja yang kuat menjadikan suasana kerja menjadi fokus
dan nyaman. Ini juga akan membantu anda mengalahkan pesaing Anda terutama jika
produk atau layanan Anda sangat mirip.
11.
Segera bangkit dari kemunduran. Pasti akan ada banyak pasang surut saat Anda membangun
bisnis. Belajar dari kemunduran dan terus maju. Anda tidak dapat mengubah masa
lalu. Namun Anda mampu membangun masa depan yang lebih baik.
12.
Secara berkala keluar dari zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu yang
penting.
Sering kali Anda merasa tidak nyaman jika menerapkan perubahan-perubahan yang
diperlukan dalam teknologi, menejemen, karyawan, rencana dll. Tetap terapkan
dan biasakan diri Anda dengan hal-hal baru (yg tidak nyaman) untuk mencapai
tujuan utama perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN.
I.
Wirausaha
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
II.
Ciri-ciri
kewirausahaan adalah :
a. Percaya diri.
b. Berorientasi tugas dan hasil.
c. Pengambil resiko.
d. Kepemimpinan.
e. Keorisinilan.
f. Berorientasi kemasa depan.
g. Jujur dan tekun.
III. Tantangan dan hambatan wirausaha yang sering dialami
adalah :
1)
Ketidakmampuan
Manajemen.
2)
Kurang
Pengalaman.
3)
Lemahnya
Kendali Keuangan.
4)
Gagal
Mengembangkan Perencanaan Strategis.
5)
Pertumbuhan
Tak Terkendali.
6)
Lokasi
yang buruk.
7)
Pengendalian
Persediaan yang Tidak Baik.
8) Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
IV.
Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para wirausahawan, yaitu :
1.Memiliki
gairah untuk bisnis Anda.
2. Menata
diri menjadi orang yang dapat dipercaya.
3. Jadilah
fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti.
4. Jangan
biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda.
5. Membuat keputusan yang cepat
dan tepat.
6. Aset
terbesar perusahaan adalah Anda.
7. Kendalikan ego Anda.
8.
Percayalah.
9.
Menerima kritik dan mengakui jika salah.
10.
Pertahankan etos kerja yang kuat.
11. Segera
bangkit dari kemunduran.
12. Secara berkala keluar dari
zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu yang penting.
B. SARAN.
Dengan
membaca dan memahami karakteristik, tantangan dan sikap mental kewirausahaan
diatas hendaknya kita mampu mempraktekkannya dalam berwirausaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.