-->

ads

makalah keseimbangan lingkungan

BAB 1. PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui, lingkungan kita yang ada di Kutai Barat ini masih cukup segar karena dilingkungan sekitar kita masih banyak pepohonan yang dapat memberikan udara segar bagi kita semua. Namun, seperti yang kita Alami di Kutai Barat ini, ada-ada saja oknum-oknum tertentu yang tidak memperdulikan lingkungan sekitaar kita. Jadi, Latar Belakang saya menulis Karya Ilmiah ini adalah agar kita semua sebagai masyarakat bisa menyeimbangkan lingkungan kita agar tetap sehat dan tetap bersih.
B.     TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan saya ini adalah ingin memberi sedikit ulasan tentang KESEIMBANGAN LINGKUNGAN agar para pembaca dapat memahami dan mengerti serta agar kita semua dapat ambil peran aktif dalam keseimbangan lingkungan.
BAB 2. PENGERTIAN EKOSISTEM DAN MACAM-MACAM EKOSISTEM
A.   PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah Interaksi antara komponen biotik dan abiotic.
Komponen Ekosistem ;
1.     Komponen Biotik adalah ekosistem yang tersusun dari mahkluk hidup.
2.     Komponen Abiotic adalah adalah lingkungan dari abiotic.
1.     Komponen Biotik
Komponen Biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan Populasi dan Komunitas .
Populasi adalah kumpulan mahkluk hidup yang sejenis yang menepati suatu kawasan tertentu.
Komunitas adalah Interaksi antara suatu area tertentu.
HIRARKI MAHKLUK HIDUP
INDIVIDU
                                              POPULASI
KOMUNITAS
BIOTA(kumpulan hewan)
BIOMA(kelompok hewan dan tumbuhan)
BIOFERA(berbagai macam kehidupan)
2.     Komponen Abiotik
·        Cahaya
·        Udara
·        Air
·        Batu dan Tanah
·        Suhu
·        Topografi (keadaan tinggi rendahnya disuatu permukaan bumi)
B.   MACAM-MACAM EKOSISTEM
Ada 3 Bagian besar :
1.     Darat
2.     Akuatiq
3.     Buatan
1.     Ekosistem Darat
ð Hutan Hujan Tropis, Berada disekitar garis khatulistiwa. Dengan ciri – ciri sebagai berikut :
·        Intensitas curah hujan tinggi
·        Intensitas Cahaya Matahari
·        Lama waktu siang malam sama
·        Keanekaragamaan sepesias tinggi
·        Mengalami 2 musim, Panas dan dingin
ð Padang Rumput, biasa disebut STEFA, dengan ciri-ciri :
·        Intensitas curah hujan rendah
·        Vegetasi pada rumput, rerumputan dan semak
·        Produktifitas padang rumput relative lebih rendah
ð Padang Gurun, ciri-cirinya :
·        Intensitas curah hujan rendah
·        Biomakri (mahkluk hidup yang mampu bertahan pada padang gurun)
ð Hutan Gugur Temprata, dengan ciri-ciri :
·        Intensitas curah hujan lebih rendah dari pada curah hujan hutan tropis
·        Mengalami 4 musim
·        Keanekaragamaan spesias sedang
ð Taiga, ciri-cirinya :
·        Mengalami musim dingin yang sangat dingin
·        Musim panas yang singkat dan dingin
ð Tundra :
·        Tanpa Pohon
·        Suhu rata-rata dibawah titik beku
·        Intensitas curah hujan rendah
Karakteristik Tundra yaitu :
-         Suhu dingin yang ekstrim
-         Keragaman spesias rendah
-         Struktur vegetasinya sederhana
-         Musim tumbuh dan berkembang biak pendek
Tundra dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1.   Tundra Artik, terletak di Kutub Utara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun, tetapi gurun dengan suhu lingkungan yang dingin. Hewan yang ada pada Tundra Artik antara lain Serigala, Rubah, Beruang Kutub, Tupai, serta berbagai jenis burung dan serangga.
2.   Tundra Alpine, Terletak di ketinggian gunung dimana pepohonan tidak dapat tumbuh. Hewan yang ada pada Tundra Alpine antara lain Marmot, Kambing Gunung, Domba, dan berbagai jenis Burung.
2.     Ekosistem Akuatik
Ekosistem ini tidak telalu dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan curah hujan. Kedalaman dan arus air sangat berperan dalam ekosistem ini. Kedalaman menentukan sejauh mana matahari dapat berfenetrasi kedalam perairan. Semakin dalam perairan, maka cahaya tidak dapat masuk hingga ke dasar perairan.
Ekosistem Akuatik dibagi menjadi 2, yaitu :
a.     Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi Danau, Lahan Basah, dan Sungai,
·        Danau
Struktur Danau :
-         Zona Litoral adalah Bagian dasar danau yang dangkal
-         Zona Limnetik adalah Bagian danau yang tebuka
-         Zona Fiotik adalah Cahaya Matahari masih bisa berfenetasi
-         Zona Afotik adalah Cahaya Matahari tidak bisa berfenetrasi
·        Lahan Basah
Lahan Basah disebut juga Wet Land, adalah suatu daerah yang digenangi air sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik. Lahan basah dibedakan menjadi 3, yaitu :
1)    Rawa (Marsh)
2)    Rawa Lumpur (Swamp)
3)    Tanah Gambut (Bog)
·        Sungai
Sungai adalah badan air yang begerak terus-menerus menuju satu arah. Sungai dibagian hilir lebih tinggi kandungan materi organiknya karena arusnya relative rendah dibandingkan dibagian hulu. Namun pada bagian hulu sungai lebih tinggi kadar oksigennya dibandingkan pada bagian hilir karena arus sungai yang tenang.
b.    Ekosistem Laut
Terdiri dari beberapa zona, yaitu :
·        Zona Interkidal adalah zona pasang surut
·        Zona Neritik adalah zona laut dangkal
·        Zona Pelagik adalah zona laut terbuka
Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem laut dibagi menjadi :
Ø Zona Fotik adalah area permukaan laut yang masih dapat menerima cahaya matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organismenya.
Ø Zona Bentikadalah area dasar laut
Ø Zona Afotik adalah area pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk proses fotosintesis organismenya.
3.     Ekosistem Buatan
Merupakan Ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya untuk diambil manfaatnya, contohnya :
·        Sawah
·        Waduk
·        Tambak
·        Perkebunan Kopi
·        Hutan tanam produksi seperti, Jati & Karet
BAB 3. DAMPAK EKSPLOITASI YANG BERLEBIHAN TERHADAP LINGKUNGAN
          Dibandingkan dengan mahkluk organisme lainnya, manusia memiliki pengaruh yang sangat kuat dibumi ini. Selain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, populasi manusia juga sangat berpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan, seperti membakar hutan, memberantas hama dengan bahan kimia, mengubah berbagai ekosistem alami menjadi ekosistem buatan, memberikan dampak negatife terhadap lingkungan.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai dampak negatife terhadap ekosistem akibat ekploitasi berlebihan oleh manusia :
1.     Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Meningkatnya populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan yang dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk pertanian, tempat tinggal, industri, dll.
Fragmentasi dan Degradasi Habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti kematian organisme karena kehilangan sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.
                                                                                
2.     Terganggunya Aliran Energi di dalam Ekosistem
Ekosistem  alami  yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan aliran energi dalam ekosistem tersebut.
Hal tersebut menyebebkan aliran energi yang semula bersifat kompleks, yaitu antara berbagai jenis produsen, konsumen, detritivora, menjadi aliran energi yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen (padi), berbagai konsumen, dan detritivora.
3.     Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan pestisida dan antibiotik secara berlebihan untuk membunuh populasi organisme yang merugikan (hama / fatogen) dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal terhadap festisida dan antibiotik tersebut. Pada akhirnya, populasi hama yang bertahan hidup dan mampu berkembang biak merupakan hama yang kebal ( resisten ) terhadap pestisida jenis tersebut.
4.     Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Hilangnya suatu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator seperti burung, ular, dsb dapat meningkatkan populasi organisme lain, misalnya tikus yang memakan padi. Akibatnya, populasi padi akan menurun dan hasil panen akan berkurang.
5.     Introduksi Spesies Asing
Introduksi / masuknya spesies dari satu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia. Ledakan populasi tanaman eceng gondok di ekosistem perairan air tawar di indonesia, dikarenakan tidak terdapatnya serangga predator alami (Neochetine eichhorniae ) yang mengontrol pertumbuhan populasi tanaman tersebut,
6.     Berkurangnya Sumber daya Alam Terbaharui
Kayu, tanduk, gading, dsb merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut digolongkan ke dalam sumber daya alam yang dapat di perbaharui karena berasal dari organisme yang dapat berkembang biak. Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya alam tersebut.
7.     Terganggunya Daur materi di dalam Ekosistem
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia juga akan ikut meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh terhadap daur biogeokimia.
BAB 4. KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
          Lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki kemampuaan untuk mendukung kelangsungan mahkluk hidup didalamnya yang disebut Daya Dukung Lingkungan. Lingkungan juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai batas tertentu yang disebut Daya Lenting Lingkungan.
          Lingkungan mengacu kepada segala sesuatu yang mengelilingi suatu organisme dan memengaruhi cara hidup organisme tersebut. Keseimbangan Lingkungan dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupaan didalamnya. Keseimbangan dapat tercapai ketika interaksi antar prganisme dengan factor lingkungan dan interaksi antarkomponen dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.
1.     Interaksi Antar Komponen Ekosistem Dalam Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem tersusun oleh komponen biotik dan abiotik, keduanya saling berinteraksi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kestabilan ekosistem. Interaksi antar komponen biotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat kita lihat dalam rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Pengontrolan terhadap populasi setiap komponen biotik dalam ekosistem dapat menjaga kestabilan ekosistem. Walaupun demikian, dalam sebuah ekosistem, akan senantiasa terjadi fluktuasi populasi komponen biotik secara teratur. Proses ini akan berlangsung selama lingkungan dalam kegiatan seimbang , dan pada lingkungan yang seimbang tidak akan terjadi peningkatan dan penurunan populasi komponen biotik tertentu secara mencolok.
Selain itu, interaksi antarkomponen abiotik dan biotik juga juga menjaga keseimbangan lingkungan apabila berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan. Faktor-faktor lingkungan, seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembapan, dan salinitas dapat menjadi factor penentu bagi persebaran organisme dimuka bumi karena setiap jenis organisme memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap berbagai factor lingkungan.
2.     Sukesi
Sukesi adalah proses perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan pada komunitas tersebut. Di alam, terdapat dua sukesi yaitu :
a.     Sukesi primer
Sulkesi primer adalah proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang pada mulanya hampir tidak ada kehidupan. Sukesi primer biasanya terjadi pada pulau Vulkanis baru atau area yang awalnya tertutupi oleh glasier atau lapisan es.
Umumnya, hanya organisme yang memiliki tingkat toleransi tinggi dan luas saja yang mampu tumbuh dan berkembang pada area tersebut, seperti lumut dan Lichenes. Organisme yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudian membentuk suatu ekosistem didebut Organisme pionir atau spesies pionir.
b.    Sukesi Skunder
Sukesi Skunder terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada diarea tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Misalnya hutan yang mengalami penebangan mengalami sukesi skunder yang pada ahkirnya hutan dapat pulih kembali jika tidak diganggu lagi.
c.      Komunitas Klimaks
Komunitas Klimaks merupakan komunitas yang dihasilkan dari proses sukesi. Komunitas klimaks bersifat stabil dan memilki tingkat keseimbangan lingkungan yang tinggi. Komunitas klimaks biasanya didominasi oleh organisme yang memiliki umur panjang, seperti pohon-pohon besar dan hewan yang memiliki siklus hidup yang panjang.
BAB. 5 PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas, dapat kita simpulkan bagaimana situasi lingkungan kita jika seandainya kita tidak merawat bumi kita ini dengan baik maka kita akan menhadapi lebih banyak lagi bencana-bencan yang dapat merugikan kita semua sebagai penduduk dimuka bumi ini. Saya berharap kita semua dapat berperan aktif dalam menjaga keseimbangan lingkungan kita ini.
B.   Saran
Saya selaku penulis karya ilmiah ini menyadari bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini masih kurang sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangunsangat saya harapkan demi kelangsungan penulisan karya ilmiah yang berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku IPA (KTSP 2006) oleh Meike Miarsyah, Dewi Lufiati, Tia Mutiara, Ernawwati yang diterbitkan oleh ERLANGGA

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel