DAFTAR PUSTAKA HUKUM NIKAH MUT'AH
Sunday, September 4, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Al-Amili,
Ja’far Murtadho, Nikah Mut’ah Dalam Islam, Jakarta: as-Sajjad, 1992.
Al-Muslimun
“Majalah Hukum dan Pengetahuan Agama Islam”, Jakarta : Yayasan al-Muslimun,
1997.
Fachruddin,
Fuad Mohd., Dr., Kawin Mut’ah (Dalam Pandangan Islam), Jakarta: Ilmu Jaya,
1992.
Hussan,
A., dkk., Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, CV. Diponegoro, Bandung, ,
cet.IX 1985.
Malullah,
Muhammad, Menyikap Kebobrokan Nikah Mut’ah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1997.
Rifa’i,
Moh., Drs. H., Mutiara Fiqih, jilid II, Semarang: CV. Wicaksana, 1998.
Rochman,
Fatchur, AR, 160 Ayat-ayat Hukum al-Qur’an, Apollo, Surabaya, 1993.
Shihab,
M. Quraish, Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama, Mizan, Bandung, 1999.
Soenarjo,
Prof. R.H.A, SH., al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah
al-Qur’an, Jakarta, 1971.
Subhani,
Ja’far, Yang Hangat dan Kontroversial Dalam Fiqih, Jakarta: Lentera, cet. II,
2002.
http://jihanalfarabi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-nikah-mutah.html
[1]
Ja’far Murtadho al-Amili, Nikah Mut’ah Dalam Islam, Jakarta : as-Sajjad, 1992,
hlm. 7
[2]
Dr. Fuad Mohd. Fachruddin, Kawin Mut’ah (Dalam Pandangan Islam), Jakarta: Ilmu
Jaya, 1992, hlm. 13
[3]
Al-Muslimun “Majalah Hukum dan Pengetahuan Agama Islam”, Jakarta: Yayasan
al-Muslimun, 1997, hlm. 65
[4]
Drs. H. Moh. Rifa’i, Mutiara Fiqih, jilid II, Semarang: CV. Wicaksana, 1998,
hlm. 862
[5]
Ja’far Subhani, Yang Hangat dan Kontroversial Dalam Fiqih, Jakarta: Lentera,
cet. II, 2002, hlm. 142
[6]
A. Hussan, dkk., Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, CV. Diponegoro,
Bandung, 1985, cet.IX
[7]
Muhammad Malullah, Menyikap Kebobrokan Nikah Mut’ah, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1997, cet.I, hlm. 129-132
[8]
M. Quraish Shihab, Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama, Mizan, Bandung, 1999,
hlm. 130
*ª
Mut’ah (pemberian) ialah sesuatu yang diberikan oleh suami kepada istri yang
diceraikannya sebagai penghibur, selain nafkah sesuai dengan kemampuannya.
[9]
Drs. Fatchur Rochman, AR, 160 Ayat-ayat Hukum al-Qur’an, Apollo, Surabaya, 1993
*b
Maksudnya : Budak-budak di miliki
suaminya tidak ikut tertawan bersamanya.
*c
ialah selain dari malam-malam wanita yang tersebut dalam ayat 23 dan 24 surat
an-Nisa’
*d
ialah menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali mas kawin yang telah
ditetapkan.
[10]
Prof. R.H.A Soenarjo, SH., al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah al-Qur’an, Jakarta, 1971,
hlm. 120-121
[11]
Ibid., hlm. 326
[12]
A. Hasan, dkk., op.cit.,
[13]
M. Quraish Shihab, op.cit., hlm. 132
HALAMAN SELANJUTNYA SILAHKAN KLIK HALAMAN 1 HALAMAN 2 DAFTAR PUSTAKA