-->

ads

makalah elastisitas permintaan dan penawaran



makalah elastisitas permintaan dan penawaran


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva berubah? Dan beberapa besar pengaruhnya?                
       Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada.Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan  dan penawaran terhadap perubahan harga.
B.       Rumusan Masalah
1.          Apa pengertian elastisitas permintaan ?
2.          Apa  saja Jenis-jenis  elastisitas permintaan ?
3.          Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?
4.          Apa Pengertian elastisitas penawaraan  ?
5.          Apa saja Jenis – jenis elastisitas penawaraan  ?
6.          Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran ?

C.      Tujuan
1.      Memahami pengertian elastisitas permintaan dan penawaran
2.      Memahami Jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran
3.      Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran



BAB II
PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A.    Pengertian Elastisitas Permintaan
Elasstisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variable pertama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu: “Elastisitas Harga Permintaan, Elastisitas Silang, Dan Elastisitas Pendapatan”.
1.      Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
a.      Rumus perhitungan
Elastisitas permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang tersebut.Angka yang mengukur besarnya pengaruh perubahan harga atas perubahan jumlah barang yang diminta disebut koefisien elastisitas permintaan, dilambangkan Ed.
Adapun rumusnya :
Ed
Atau
Ed =      Atau     Ed =
Keterangan :
Qo=Jumlah barang yang diminta sebelum perubahan
Q1 = Jumlah barang yang diminta Sudah ada perubahan
Po = Harga barang sebelum perubahan
P1 = Harga seletah perubahan
∆Q = Selisih barang yang diminta
∆P = Selisih harga barang
Contoh :
Jika harga televisi berwarna turun dari Rp 1.000.000,00 menjadi Rp 800.000,00 maka permintaan meningkat dari 20 unit menjadi 40 unit, maka elastisitasnya adalah ……..
Jawab:
Po = Rp 1.000.000,00             Qo = 20 unit
P1 = Rp 800.000,00                             Q1 = 40 unit
Ed =  =   :  =  x  = 3
Haruslah diingat, elastisitas permintaan harus digambarkan dengan angka negative sebagai tanda adanya hubungan negative antara perubahan harga dengan permintaan.
1.    Elastisitas Silang
Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang.
Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat penghubung diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang. Besarnya elastisitas silang (Es) dapat dihitung berdasarkan pada rumus berikut:
Es =
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X di bagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y.
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain, maka tanda elastisitas silangnya adalah negative, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat subtitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi dan sebaliknya
2.         Elastisitas Pendapatan
Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian dinamakan elastisitas penerimaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Besarnya elastisitas pendapatan (EY) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut
Ey =
Apabila yang terjadi adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta disebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalh negative dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.[1][1]
B.     Jenis-jenis elastisitas permintaan

1.         Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.      Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas),
2.         Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
3.         Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4.         Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5.         Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.[2][2]

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
1.      Ada beberapa faktor yang menentukan elastis harga permintaan, yaitu:
a.       Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar
b.      Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang tersebut
c.       Jenis barang dan pola preferensi konsumen
d.      Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga atau priode waktu penggunaan barang tersebut
e.       Kemampuan relative anggaran untuk mengimpor barang
2.      Elastisitas akan besar bilamana:
a.       Terdapat banyak barang subtitusi yang baik
b.      Harga relative tinggi
c.       Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
3.      Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana:
a.       Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
b.      Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah
c.       Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang subtitusi yang baik dan benda tersebut sangat dibutuhkan[3][3]









D.    Pengertian elastisitas penawaran

1.      elastisitas penawaran
       Elastisitas penawaran ialah perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat dari perubahan harga.
Es = 
Atau
ES =   ×       Atau     ES =
       Koefisien elastisitas yang diperoleh adalah positif akibat dari korelasi yang positif antara perubahan harga dengan perubahan jumlah barang yang diminta.
2.      Tingkat Elastisitas Kurva Penawaran
Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu tedapat lima tingkatan elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas uniter, tidak elastis dan tidak elastis sempurna.
Elastis sempurna terwujud apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada satu harga tertentu.Bentuk kurva penawarannya sejajar dengan sumbu datar. Tidak elastis sempurna bentuk kurva penawarannya sejajar sumbu tegak, terwujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah timggi.
Kurva penawaran yang tidak elastis, elastisitas uniter dan elastis.Pada elastisitas uniter apabila kurva tersebut bermula dari titik 0.kurva penawaran yang tidak elastis apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang relative kecil terhadap penawaran. Dan kurva penawaran elastis apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang relative besar terhadap penawaran.[4][4]
E.     Jenis-jenis elastisitas penawaran
  1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
  2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
  3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
  4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
  5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.[5][5]
F.     Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran

1.      Barang hasil pertanian bersifat inelastis karena sukar untuk dikurangi atau ditambah dengan segera bila terjadi perubahan harga sebaliknya barang hasil industri lebih bersifat elastis.
2.      Dalam jangka pendek, jika terjadi perubahan harga maka produsen sulit untuk mengubah barang yang ditawarkan sehingga penawarannya bersifat inelastis. Sebaliknya dalam jangka pendek dimana produsen mampu mengubah biaya tetap maka sifat penawarannya lebih elastis.
3.      Munculnya atau menghilangnya produk saingan.
4.      Adanya terobosan untuk membuat barang baru.
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
  1. Tiga immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar, kurva penawarannya in elastis sempurna.
  2. The short run, adalah suatu priode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran unity.
  3. The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis.[6][6]







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah.Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.
B. Saran – saran
            Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan harga pasar, apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen, sama persis dengan jumlah yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan pasar bisa tercapai apabila kurva permintaan dan penawaran berpotongan, titik perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan



DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Modul SMK. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : Citra Pustaka Mandiri
Sukwiaty, Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta : Binapura Aksara
Yasinta. 2008. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Wordpress.com : yasinta
Chaeraniirm. 2012. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. blogspot.com : chaeraniirma














Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran

Analisis permintaan dan penawaran memberikan bantuan yang sangat berarti kepada ahli ekonomi dalam memahami beberapa peristiwa ekonomi yang wujud dalam masyarakat.
Teori permintaan dan penawaran berguna untuk menerangkan interaksi antara penjual dan pembeli di pasar persaingan sempurna.
Pasar persaingan sempurna yaitu di dalam pasar – pasar terdapat banyak penjual dan pembeli.
Hal – hal yang diterangkan dalam bab ini adalah :
1.      Masalah jangka panjang yang dihadapi sector pertanian :
·         Permintaan lambat pertambahannya
·         Perkembangan teknologi pesat
2.      Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek
3.      Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
4.      Kebijakan harga maksimum dan efeknya
5.      Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual

MASALAH JANGKA PANJANG SEKTOR  PERTANIAN
           
            Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sector pertanian memiliki arti penting karena sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil – hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sector pertanian yang besar tersebut. Dalam perekonomian yang sudah modern, seperti di Amerika Serikat dan di Negara – Negara Eropa Barat, pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangannya terhadap produksi nasional.
            Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sector pertanian dalam menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga merosot. Di Negara industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan di sector pertanian. Sedangkan di Negara – Negara yang baru saja mulai berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan bekerja di sector pertanian.
            Kemunduran peranan sector pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua factor, ialah permintaan terhadap hasil pertanian yang lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi di sector pertanian yang memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi.

PERTAMBAHAN PERMINTAAN BARANG PERTANIAN LAMBAT
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Di negara-negara Barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan abad yang lalu adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka bertambah beberapa kali lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang. Bagaimana pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar  tersebut digunakan? Lebih khusus lagi, sampai di manakah pertambahan pendapatan itu akan mempengaruh permintaan terhadap barang pertanian?
            Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam  barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu
tidaklah bebanding lurus dengan kenaikan pendapatan.Pertambahan konsumsi barang-barang bukan pertanian seperti barang  pakaian, perumahan, barang tahan lama, hiburan dan pelancongan mengalami pertambahan yang lebih cepat dari pada pertambahan pendapatan.Ini berartibarang-barang seperti itu mempunyai elastisitas permintaan pendapatan yang tinggi. Sebaliknya, permintaan terhadap hasil – hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan kenaikan pendapatan, yang berarti bahwa elastisitas permintaan pendapatannya rendah. Akibatnya, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil daripada pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian. Dengan kata lain, tingkat kenaikan permintaan barang industri lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang perbedaan harga barang industri dan barang pertanian cenderung untuk menjadi semakin melebar.

KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG PESAT

Perkembangan teknologi yang cepat disuatu sector memungkinkan kenaikan produtivitas yang tinggi.
Contoh : Dalam tahun 1929 di Amerika serikat sebanyak 12,8 juta orang bekerja disektor                           pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929 , kalau dihasilkan pada                        masa  sekarang yaitu kurang lebih sesudah tujuh decade, hanya memerlukan sebanyak
               1,7 orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar kenaikan produktivita   seseorang yang berlaku daalam masa lebih dari 70 thun lalu di Amerika Serikat.               Akibatnya untuk Amerika Serikat dan Negara-negara maju lainnya adalah produksi    pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila terdapat cukup banyak permintaan.               Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami perkembangan               yang jauh lebih lambat daripada kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.
Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sector pertanian dinegara-negara  maju .
1.      Hal ini mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sector pertanian ke sector industry . tetapi perpindaahan itu pada umumnya tidaklah secepat seeperti yang diinginkan dan ini terutama disebabkan oleh karena kekurangan keseempatan kerja di sector lain.
2.      Kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang dapat di produksi oleh para petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh masyarakat . Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian cenderung untuk tetap berada ditingkat yang sangat rendah.


MASALAH JANGKA PANJANG PERTANIAN DALAM GRAFIK


            Masalah jangka panjang sector pertanian dapat juga diterangkan dalam bentuk kurva permintaan dan penawaran.
Kecenderungan  Harga Hasil Pertanian dalam Jangka Panjang
Masalah Jangka Pendek dalam Sektor Pertanian
Dalm jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami  naik turunyang relative besar. Harganya Boleh mencapai tingkat yang sangat tinggi  pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemerosotan  yang sangat buruk dimasa berikutnya. Ketidak stabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap berang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifat ini menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila permintaan atau penawaran mengalami perubahan.
Factor yang menyebabkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan kepada dua sumber berikut :
a.      Naik turunnya permintaan
b.      Naik turunnya penawaran

Ketidakstabilan   yang Bersumber dari Perubahan  Penawaran

Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh factor alamiah. Padda umumnya, produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke musim lainya. Perubahan musuman ini terutama dipengaruhi oleh cuaca, ikllim dan factor-factor ilmiah lainya. Disamping itu serangan hama tanaman dan binatang pengganggu juga dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap perubahan produksi hasil pertanian. Factor-factor ini  menyebabkan tingkat produksi pertanian cenderung mengalami perubahan yang relative besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi barang-barang industry.
Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat tidak elastic. Dalam jangka panjang ini disebabkan karena elastisitas permintaan pendapatan terhadap barang-barang pertanian adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan.

Dalam jangka pendek, ia tidak elastic karena kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok harian, yaitu digunakan setiap hari. Walaupun harganya sangat meningkat, namunn jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi. Sebaliknya, pada waktu harga sangat merosot konsumsi tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relative tetap tadi.

Ketidakstabilan yang Ditimbulkan Oleh Perubahan  Permintaan   
Ada beberapa factor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak elastic :
a.      Barang- barang pertanian dihasilkan secara bermusim
b.      Kapasitas memprooduksi sector pertanian cenderung untuk mencapai tingkat yang  tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan.
c.       Beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh.

Permintaan, Pendapatan dan Penggunaan Tenaga Kerja
Pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari permintaan yang merosot.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian, perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripadda kesempatan kerja.
Dalam kegiatan industry perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan pendapatan ( terutama pendapatan tiap pekerja ) tidak mengalami perubahan sebesar pada sector pertanian.

Menstabilkan Harga dan Pendapatan Pertanian
Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian, berbagai negara melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu :
1.      Membatasi (menentukan quota ) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen
2.      Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya dipasaran bebas.
3.      Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
Membatasi jumlah produksi
Untuk menjaga agar produksi tidak mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga menimbulkan masalah-masalah yang menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen hasil pertanian,pemerintah dapat membatasi jumlah produksi.

     Kebijakan membatassi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi secara pasar bebas, menimbulkan dua macam perubahan, yaitu :
a.      Harga barang akan naik
b.      Jumlah yang boleh diproduksi dan dijual para petani berkurang.
Kebijakan  membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan mencapai sasarannya hanya apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi produksinya adalah bersifat tidak elastic.
Campur tangan dalam jual beli
Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar petani menerima harga yang wajar adalah dengan melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan distabilkan. Untuk melakukan campr tangan ini, pemerintah perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan menyimpan stok barang yang akan diperjual belikan.
Dalam persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut :
a.      Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan oleh pasar bebas
b.      Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.
Dalam kebijakan ini yang dilakukan pemerintah adalah :”didalam jangka panjang tingkat harga adalah sama dengan harga keseimbangan yang ditentukan dalam pasar bebas “. Jadi pada hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa yang ditentukan oleh pasar bebass sudah cukup wajar dan tidak perlu diubah.
Menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan
Kebijakan yang lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal sebagai kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah.

Menstabilkan pendapatan dengan Subsidi
  Dalam kebijakan ini pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima petani untuk setiap produksinya.
Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga jaminan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara harga jaminan dan harga keseimbangan.

Kebijakan harga maksimum
Kebijakan harga maksimum bertujuan untuk  mengendalikan harga pada tingkat yang lebih rendah daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas

Implikasi kebijakan harga maksimum
Karena kebijakan harga maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan seperti itu berkecendrungan untuk menciptakan pasar gelap ialah kegiatan jual beli yang dilakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang dilaksanakan. Sekiranya pemerintah tidak dapat menghindari kecendrungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat dipandang gagal dan tidak menemui sasarannya.
Salah satu cara untuk mengurangi kegiatan pasar gelap ialah dengan mengenakan hukuman atau dend ayang berat kepada pihak-pihak yang melakukannya. Tinfakan lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan penjatahan . Yaitu pembeli diperbolehkan  membeli sejumlah tertentu saja, tetapi jumlahnya adalah kurang dari yang diinginkannya.
Dengan penjatahan ini, para pembeli tidak memperoleh sebanyak yang diinginkannya namun , penjatahan dapat mengurangi keinginan untuk melakukan pembelian dipasar gelap dan sekaligus mengurangi kemungkinan terwujudnya harga yang tinggi dipasar gelap.

Pengaruh Pajak Penjualan
Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu  jual beli atas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan.
Pajak penjualan dikenakan dalam bentuk suatu  presentasi tertentu dari hasil penjualan.
Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul pleh penjual. Pembagian beban pajak antara pembali dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax incidence.
Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat prporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual pada masing-masing keadaan berikut :
§      Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban  pajak yang ditanggung pembeli dan penjual
§      Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggumg pembeli dan penjual.
INSIDEN PAJAK DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi insiden pajak akan dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana permintaan yang elastis dengan permintaan yang tidak elastis.
Kesimpulannya :
§      Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh para pembeli.
Apabila kurva permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan dibayar oleh penjual. Apabila kurva permintaan tidak elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan ditanggung pembeli.





§      Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh pemerintah.
INSIDEN PAJAK DAN ELASTISITAS PENAWARAN
Untuk melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua keadaan keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan kedua kurva penawaran adalah tidak elastis. Dalam kedua keadaan itu dimisalkan kurva permintaan tetap sama. Insiden pajak yang ditunjukkan dalam gambar berikut :

Insiden pajak dan elastisitas permintaan
1.      Penawaran elastis
2.      Penawaran tidak elastis

Dari gambar diatas dapat disimpulkan dua hal berikut :
§      Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akan ditanggung pembeli. Seluruh beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran bersifat elastis sempurna. Sebaliknya seluruh beban pajak akan ditanggung penjual apabila kurva penawaran bersifat tidak elastis sempurna.
§      Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.


EFEK SUBSIDI PEMERINTAH
Untuk melihat bagaimana subsidi dapat memberi manfaat kepada pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentunya bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat menurunkan harga. Sampai dimana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.

Subsidi dan Elastisitas Permintaan
Gambar efek subsidi dan elastis permintaan

Dapat disimpulkan bahwa :
§      Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
§      Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.


Subsidi dan elastis penawaran
Gambar efek subsidi dan elastisitas penawaran

1.      Penawaran elastis

        2.Penawaran tidak elastis
Dapat disimpulkan bahwa :
§      Semakin elastis penawaran, semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
§      Semakin elastis penawaran, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.








APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Didalam perekonomian yang belum berkembang sektor pertanian penting sekali peranannya. Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan tinggi ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu:
  1. Pertambahan Permintaan Barang Pertanian Lambat
  2. Kemajuan Teknologi yang Pesat
Masalah Jangka Pendek dalam Pertanian
Dalam jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya mencapai tingkat yang sangat tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemerosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Faktor yang menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan pada dua sumber berikut:
  1. Bersumber dari perubahan penawaran
  2. Bersumber dari perubahan permintaan
Permintaan, Pendapatan dan Tenaga Kerja
Dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja. Sedangkan dalam dalam kegiatan industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan tiap pekerja tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.
Menstabilkan Harga dan Pendapatan Pertanian
Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian dilakukan dengan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan itu dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
  1. Membatasi tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
  2. Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya dipasaran bebas.
  3. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
Kebijakan Harga Maksimum
            Adakalanya timbul keadaan dimana penawaran terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar. Dalam pasar bebas keadaan seperti ini akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi dari harganya yang wajar. Kebijakan harga maksimum bertujuan untuk mengendalikan harga pada tingkat yang lebih rendah daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas tersebut.
            Karena kebijakan harga maksimum disebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan harga maksimum cenderung untuk menciptakan pasar gelap. Kelebihan permintaan akan mendorong para penjual secara diam-diam menawarkan barangnya pada harga yang lebih tinggi.
Pengaruh Pajak Penjualan
            Pungutan pajak penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut.
  • Insiden Pajak dan Elastisitas Permintaan
Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh para pembeli.
Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan.

  • Insiden Pajak dan Elastisitas Penawaran
Semakin elastis kurva penawaran semakin banyak beban pajak yang akan ditanggung oleh para pembeli.
Semakin elastis kurva penawaran semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan.
Pengaruh Subsidi Pemerintah
Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Subsidi dapat menurunkan harga. Keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi bergantung pada besarnya penurunan harga yang berlaku.
  • Subsidi dan Elastisitas Permintaan
Semakin elastis permintaan semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
Semakin elastis permintaan semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.
  • Subsidi dan Elastisitas Penawaran
Semakin elastis penawaran semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
Semakin elastis penawaran semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.










Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel