-->

ads

garis besar agama islam



Garis Besar Agama Islam



1.      Pada garis besarnya Agama Islam terdiri dari atas :
1.1.Aqidah
1.2.Syariah
1.3.Akhlak

2.      Aqidah Islam
Aqidah etimologis berarti ikatan, sangkutan; secara teknis berarti kepercayaan, keyakinan iman, creed, credo. Pembahasan mengenai aqidah Islam pada umumnya berkisar pada Arkanul Iman (Rukun Iman yang enam), yaitu :
2.1.Iman kepada Allah
2.2.Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
2.3.Iman kepada Kitab-kitab Nya
2.4.Iman kepada Rasul-rasul Nya
2.5.Iman kepada Hari Akhirat
2.6.Iman kepada Qadha dan Qadar

3.      Syariat Islam
Syariat etimologis berarti jalan. Syariat Islam ialh satu sistema norma Ilahi yang mngatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam lainnya. Qa’idah Islamiyah ini padagaris besarnya terbagi atas dua bagian besar :
3.1.Qa’idah Ibadah dalam arti khas (Qa’idah ‘Ubudiyah), yaitu tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang cara, acara, tata cara dan upacaranya telah ditentukan secara terperinci dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Pembahasan mengenai Ibadah dalam arti khas ini biasanya berkisar sekitar :
3.1.1.      At-Thaharah
3.1.2.      As-Shalat
3.1.3.      Az-Zakat
3.1.4.      As-Shaum
3.1.5.      Al-Haj
3.2.Qa’idah Mu’amalah dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada garis besarnya terdiri atas dua bagian besar :
3.2.1.      Al-Qanunu ‘I-Khas, hukum perdata (Mu’amalah dalam arti agak luas),, meliputi :
i.                    Mu’amalah dalam arti sempit = hukum niaga
ii.                  Munakahah = hukum nikah
iii.                Waratsah = hukum waris
iv.                 Dll
3.2.2.      Al-Qanunu ‘I-‘Am = hukum publik yang meliputi ;
i.                    Jinayah = hukum pidana
ii.                  Khilafah = hukum kenegaraan
iii.                Jihad = hukum perang dan damai
iv.                 Dll

4.      Akhlak Islam
Secara etimologis Akhlak berarti perbuatann, dan ada sangkut-pautnya dengan kata-kata Khaliq (Pencipta) dan Makhluk (yang diciptakan). Pada garis besarnya Akhlak Islam terdiri dari atas :
4.1.Akhlak manusia terhadap Khaliq
4.2.Akhlak manusia terhadap makhluk
4.2.1.      Makhluk bukan manusia; flora, fauna, dll
4.2.2.      Makhluk manusia
-          Diri pribadi
-          Rumah tangga / keluarga
-          Antar tetangga
-          Masyarakat luas lainnya


Garis-Garis Besar Ajaran Agama Islam

Garis-garis besar adalah hal-hal pokok dan mendasar yang harus diadakan atau dijalankan dalam suatu tindakan penyempurnaan. Dalam hal ini, garis-garis besar Agama Islam adalah hal-hal pokok dan mendasar yang harus ada dan dijalankan demi mencapai kesempurnaan dalam beragama.
An Umar Rodliyallohu anhu Qola :
“Bainama nahnu juluusun’inda rosulillah SAW. Dzata yaumin idz thola’a ‘alaina rojulun syadidu bayaadlits Tsiyaabi syadiidu Sawa Disy-sya’ri Laa Yuroo’alaihi Atsarus Safari Walaa Ya’rifuhu Minha Ahadaun Hattaa Jalasa Ilan Nabiyyi SAW. Fa Asnada Rukbataihi Wawadlo’a Kaffaihi ‘Alaa Fakhidaihi
Waqola: ”Yaa Muhammad Akhbirni ‘Anil ISLAM!”
Faqola Rosululloh SAW: ”Al-Islam An Tasyha da-an Laa Ilaaha Illalloh Wa Anna Muhammad Rosululloh, Watqimash-sholaata, Watuktiyaz Zakata Watashuuma Romadlon Watahujjal Baita Inistatho’ta Ilaihi Sabiila”
Qola: “Shodaqta” Fa’ajibnaa lahu Yas Alauhu Wayushoddiquhu, Qola: “Fa Akhbarni ‘Anil IMAN!”. Qola: ” An Tumina Billahi Wamalaikatihi Wakutubihi Warusulihi Wal Yaumil Akhir Watumina Bil Qodri Khoirihi Wasyarrihi”.
Qola: ”Shodaqta Fa Akhbirni ‘Anil IHSAN !”.
Qola: ”An Ta’budalloha Ka-annaka Tarohu Fain Lam Takun Tarohu Fainnahu Yaroka”.
Qola: ”Fa Akhbirni ‘Anis Saa’ati!”. Qola: “Mal Mas-uulu’anhaa Bi a’lami Minassaail”.
Qola: ”Fa Akhbirni ‘An Amaarotihaa”. Qola: “An Talidal Amatu Robbatahaa Wa An Tarol Hufaatal ‘Urotal ‘Aalata Ri-aa-Asysyaai Yatathowaluuna Fil Bunyaan” Tsumman Tholaqo Falabitsa Malaiyyan Tsumma,
Qola: ”Atadri Massaa-il?”
Qultu: ”Allohu Wa Rosuluhu A’lamu”.
Qola: “Fainnahu Jibril Ataakum Yu’Alimukum Dinikum ( Rowahu Muslim).
Artinya :
Dari Umar Rodliyallohu ta’ala anhu : Ia telah berkata,” Ketika kami duduk dekat Rosululloh SAW. Sekonyong-konyong nampaklah kepada kami seorang laki-laki yang memakai pakaian yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) perjalanan dan tak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya, maka duduklah ia di hadapan Nabi lalu disandarkanlah lutut Nabi dan meletakkan tangannya diatas paha Nabi,
kemudian berkata :
”Hai Muhammad, terangkan pada ku tentang ISLAM!”
Maka jawab Rosululloh: ISLAM
Yaitu: Hendaklah engkau menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh ( Syahadat Tauhid dan Syahadat Rosul).
Hendaklah engkau mendirikan SHOLAT lima waktu,
Dan mengeluarkan ZAKAT, dan
Hendaklah engkau berPUASA dalam bulan Romadlon, dan
Hendaklah engkau mengerjakan HAJJI ke baitulloh jika engkau kuasa menjalankannya”.
Berkata orang itu, ”BENAR”, maka kami heran, ia bertanya dan ia pula membenarkannya.
Maka bertanya lagi orang itu, ”Maka terangkanlah kepada ku tentang IMAN !”.
Jawab Nabi, “Hendaklah engkau beriman :
1. Kepada Alloh,
2. Kepada malaikat-malaikat Alloh,
3. Kepada Kitab-kitabNya,
4. Kepada Utusan-utusanNya,
5. Kepada Hari Kiamat dan
6. Hendaklah engkau beriman kepada Takdir yang baik dan Takdir yang buruk”.
Berkata orang tadi, ”Benar“,
Bertanya lagi, ”maka beritahulah kepadaku tentang IHSAN?”.
Jawab Nabi, ”Hendaklah engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihat engkau”.
Tanya orang itu lagi: Beri tahukan aku tentang hari kiamat!”.
Jawab Nabi: ”Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari si penanya itu sendiri”.
Tanya orang itu lagi, ”Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya!”
Jawab Nabi, ”Diantaranya jika seorang hamba (sahaya) telah melahirkan tuannya (majikannya), dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papah, berbaju compang-camping sebagai penggembala kambing sudah mampu sehingga berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan”.
Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak, kemudian Nabi berkata kepadaku, ”Wahai Umar tahukah engkau siapakah yang bertanya tadi?“
Jawabku: ”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”.
Kata Nabi, ”Dia itu Malaikat Jibril, datang kepadamu untuk mengajar tentang agamamu”.
(Hadits Riwayat Imam Muslim)

Berdarkan hadist diatas bapat disimpulkan bahwa garis besar agama Islam ada dua belas. Seluruhnya terkandung dalam satu rukun agama, yang disebut Rukun Iman dan Rukun Islam serta Rukun Ihsan. Rukun Iman ada 6 macam, dan Rukun Islam adalah 5 macam, jumlahnya 11 . Dan yang kedua belas adalah Rukun Ihsan.
Iman berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab-kitab, dan Rasul.

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, di setiap ucapannya, dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Rukun Iman ada 6, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada rasul-rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada’ dan qadar
Tanpa iman semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di akhirat nanti:
” Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun…” [An Nuur:39]
” Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [Ibrahim:18]
Iman ini harus dilandasi ilmu yang mantap sehingga kita bisa menjelaskannya kepada orang lain. Bukan sekedar taqlid atau ikut-ikutan.
Iman kepada Allah artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Di bab-bab berikutnya akan dijelaskan secara rinci tentang hal ini.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah artinya kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.
Iman kepada Kitab-kitabNya artinya kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga bahwa semua kitab-kitab suci di atas telah dirubah oleh manusia sehingga Allah kembali menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti.
”Maka kecelakaan yng besar bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]
Kita harus meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya:
”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Kita juga harus beriman kepada rasul-rasul (utusan) Allah karena Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani di antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah dirubah umatnya, kita harus meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang harus kita ikuti ajarannya.
”Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” [Al Ahzab:40]
Beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat) artinya kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka.
Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.
Rukun Iman yang keenam adalah percaya kepada qada’ dan qadar yang baik atau pun yang buruk. Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.
Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Ada pun rukun Islam terdiri dari 5 perkara. Barang siapa yang tidak mengerjakannya maka Islamnya tidak benar karena rukunnya tidak sempurna.
Rukun Islam pertama yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa asyhaadu anna muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah Tuhan yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya. Jika ada perintah dan larangan dari selain Allah, misalnya manusia, yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, maka Allah yang harus kita patuhi. Ada pun Muhammad adalah utusan Allah yang menjelaskan ajaran Islam. Untuk mengetahui ajaran Islam yang benar, kita berkewajiban mempelajari dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan memahami Al Qur’an dan Hadits yang sahih (minimal Kutuubus sittah: Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah) dan mengamalkannya.
Rukun Islam kedua adalah shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat, Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at. Shalat adalah tiang agama barang siapa meninggalkannya berarti merusak agamanya.
Rukun Islam ketiga adalah puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala perbuatan negatif lainnya dari subuh hingga maghrib.
Rukun Islam keempat adalah membayar zakat bagi para muzakki (orang yang wajib pajak/mampu). Ada pun orang yang mustahiq (berhak menerima zakat seperti fakir, miskin, amil, mualaf, orang budak, berhutang, Sabilillah, dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat. Zakat merupakan hak orang miskin agar harta tidak hanya beredar di antara orang kaya saja.
Rukun Islam yang kelima adalah berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu di sini dalam arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Sebelum berhaji, hutang yang jatuh tempo harus dibayar dan keluarga yang ditinggalkan harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata barang siapa yang mati tapi tidak berhaji padahal dia mampu, maka dia mati dalam keadaan munafik.
Ada pun Ihsan adalah cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita. Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.

Garis Besar Ajaran Islam


Secara garis besarnya, ajaran Islam meliputi ajaran tentang sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan), sistem ritus (tata peribadatan), dan sistem norma (tata kidah atau tata aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam lain), yang diklasifikasikan dalam ajaran tentang:
A.     Akidah/Iman 
B.      Syari'at/Islam
C.      Akhlak/Ihsan.
Akidah, Syariat, dan Akhlak dalam Islam merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
A. Akidah/Iman
Di bidang akidah, Islam mengajarkan kepercayaan atau keimanan terhadap enam hal berikut yang dikenal dengan sebutan Rukun Iman (Arkan al-Iman).
(1)    Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta (tauhid rububiyah) dan satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan dipatuhi ajaran-Nya (tauhid uluhiyah).
(2)    Para Malaikat-Nya, antara lain Jibril sebagai penyampai wahyu, Mikail sebagai penyampai rezeki, Israfil sebagai peniup sangkakala tanda kiamat, Azroil sebagai pencabut nyawa, Munkar dan Nakir sebagai penanya di Alam Kubur, Rakib dan Atid sebagai pencatat amal baik dan buruk manusia, Malik sebagai penjaga neraka, dan Ridwan sebagai penjaga surga.
(3)    Kitab-Kitab-Nya, yakni Kitab Zabur yang diturunkan pada Nabi Daud, Taurat (Nabi Musa), Injil (Nabi Isa), dan Al-Quran (Nabi Muhammad).
(4)    Para Rasul-Nya sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad sebagai pembawa agama wahyu bagi manusia.
(5)    Hari Akhirat, yakni alam kehidupan sesudah mati atau setelah hancurnya alam dunia beserta isinya yang merupakan alam kekal.
(6)    Qodho dan Qodar (Takdir), yakni ketentuan Allah tentang segala hal bagi manusia dan makhluk lain.
“Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta percaya kepada ketetapan Allah (takdir), baik yang bagus maupun yang buruk” (H.R. Muslim dari Umar).
Keimanan terhadap enam hal tersebut harus ditindaklanjuti dengan amal atau tindakan nyata dan bersikap memegang teguh (istiqomah) keimamannya itu.
“Iman itu meyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan” (H.R. Muslim).
 “Katakanlah, Aku beriman kepada Allah kemudian pegang teguh (istiqamah) keimanan itu”
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka tetap lurus (istiqamah) dalam keimanannya, niscaya turun kepada mereka malaikat menyampaikan pesan kepada mereka bahwa janganlah kalian takut dan bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian!" (Q.S. Fushilat:30).

B. Syari’at/Islam
Di bidang syari'at, Islam mengajarkan tatacara beribadah yang meliputi:
(a) Hubungan langsung dengan Allah SWT (hablum minallah)
(b) Hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).
Yang pertama dikenal pula dengan sebutan ibadah mahdhah, yakni ibadah shalat, zakat, puasa, dan haji; sedangkan yang kedua dikenal dengan sebutan ibadah ghair mahdhah dan mu'amalah, meliputi ajaran tentang aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, keluarga, dan aspek kehidupan duniawi lainnya.
Ibadah mahdhoh disebut pula lima fondasi Islam (Rukun Islam, Arkanul Islam), yakni ikrar syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Dengan kelima hal itulah keislaman seseorang dibangun.
“Islam itu dibangun oleh lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan beribadah haji” (H.R. Bukhori dan Muslim),
Ibadah ghair mahdhoh atau mu’amalah meliputi dua hal:
(a)   Al-Qanunul Khas (Hukum Perdata) meliputi mu’amalah hukum niaga, munakahat (hukum nikah), waratsah (pewarisan), dll.
(b)   Al-Qanunul ‘Am (Hukum Publik) meliputi jinayah (hukum pidana), khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai), dan sebagainya[1].
 Di dalam hukum publik ini juga termasuk konsep-konsep sosial, ekonomi, budaya, dan politik Islam.

C. Akhlak/Ihsan.
Di bidang akhlak, Islam mengajarkan pedoman sikap mental atau budi-pekerti dalam bergaul atau berhubungan dengan Allah SWT sebagai Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya.
Bahkan, bidang akhlak ini menjadi sasaran inti misi Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad dalam sebuah haditsnya, "Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak adalah penentu baik-buruk perilaku seseorang. “Penentu” itu adalah ada atau tiadanya kesadaran dalam diri seseorang tentang pengawasan dari Allah atas segala perilakunya. Sebagaimana disebutkan dalam Nabi Saw ketika mendefinisikan ihsan:
            “(Ihsan adalah) kamu berbakti kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka (yakinlah) bahwa Allah melihatmu” (H.R. Bukhori dan Muslim).
            Akhlak dalam Islam meliputi:
(a)   Akhlak terhadap diri sendiri, yakni bagaimana kita memperlakukan diri sendiri dalam menjalani hidup ini.
(b)   Akhlak terhadap Allah, yakni bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap Alllah SWT.
(c)    Akhlak terhadap sesama manusia, yakni tata cara bergaul dengan sesama manusia.
(d)   Akhlak terhadap alam semesta, yakni bagaimana seharusnya kita memperlakukan flora dan fauna, termasuk sikap kita terhadap makhluk-makhluk gaib (jin, setan, dan malaikat). Wallahu a'lam.n


POKOK – POKOK AJARAN AGAMA ISLAM


Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Pada dasarnya sistematika dan pengelompokkan ajaran Islam secara garis besar adalah aqidah, syariah dan akhlak. Ajaran Islam dituliskan di dalam Alquran dan hadis. Pokok Ajaran Islam sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam. Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusiaPemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga pokok yaitu : berserah diri kepada Allah dengan merealisasikan tauhid, tunduk dan patuh kepada Allah dengan sepenuh ketaatan, memusuhi dan membenci syirik dan pelakunya. Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam harus dihayati dan diamalkan secara kaffah (utuh), tidak sepotong-potong atau sebagian. Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan yang termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya.

Agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim ada 3, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam. Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar. Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Nasrani dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.

Ditinjau dari ajarannya, Islam mengatur berbagai aspek kehidupan pada manusia yang meliputi :
1.      Hubungan manusia dengan Allah (Hablum Minallah).
Sesuai firman yang berbunyi :
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku”. (QS.51: 56)
2.      Hubungan Manusia dengan Manusia (Hablum minan-Naas).
Sesuai firman yang berbunyi :
”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (QS.5:2).
3.      Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/ lingkungan.
Sesuai firman yang berbunyi :
”Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmuran”. (QS.11:61)

Pemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga pokok yaitu :

1.      Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid
Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni mengesakan Allah dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menunjukan satu saja dari jenis ibadah kita kepada selainNya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rezeki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada selainNya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri kita? Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan bahkan terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah berfirman:
“Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. al A’raf: 191-192)
Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini. Allah berfirman:
“Dan orangorang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu? dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir: 13-14)
2.      Tunduk dan Patuh Kepada Allah Dengan Sepenuh Ketaatan
Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada Allah. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap perintahperintah Allah dan RasulNya dan menjauhi apa apa yang dilarang, sematamata hanya karena taat kepada Allah dan hanya mengharap wajahNya semata, berharap dengan balasan yang ada di sisiNya serta takut akan azabNya. Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Allah berfirman:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orangorang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta.” (QS. alAnkabut: 23).
 Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan keputusan. Allah berfirman:
“Dan tidaklah patut bagi lakilaki yang beriman dan tidak pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. alAhzab: 36).
 Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan RasulNya akan tetapi mereka menaatinya lahir maupun batin. Allah berfirman,:
 “Sesungguhnya jawaban orang orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar, dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nur: 51)
3.      Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya
Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah,
maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenarbenarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kezaliman yang paling zalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Allah, padahal Allahlah Rabb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayangNya kepada kita semua.
Allah telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabi Allah Ibrahim ‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah berfirman:
 “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang bersama dengan dia? ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami mengingkari kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selamalamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.’” (QS. alMumtahanah: 4).
Jadi ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan agama-agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrahim yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya.


Secara garis besar, ajaran Islam terdiri dari 3 pokok, yang meliputi :
1. Sumber Nilai Islam
2. Aqidah Islam
3. Syari’ah




1. Sumber Nilai Islam
Sumber Nilai Islam berasal dari :

a. Al-Qur’an
            Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
·         Al-Qur'an adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
·         Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika A’isyah ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab:  Kaana khuluquhul qur’an; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.
·         Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
·         Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (al-Hadist).

b. As-Sunnah
As-Sunnah atau disebut juga Hadist adalah : segala perkataan, perbuatan, dan apa-apa yang diperbolehkan oleh Nabi Muhammad SAW.


c. Ijtihad
            Yaitu penggunaan akal (dalil aqli) untuk menemukan suatu keputusan hukum yang tidak diterapkan secara eksplisit dalam Al-qur’an dan As-sunnah.






2.Aqidah Islam

Kepatuhan terhadap ajaran islam, atau keterikatan seorang muslim dengan Islam meliputi:
a. Iman, yaitu meyakini ajaran Islam
b. Amal, yaitu melaksanakan ajaran Islam
c. Ilmu, yaitu mempelajari Islam
d. Da’wah/jihad, yaitu menyebarluaskan agama Islam dan membelanya
e. Sabar, yaitu tabah dalam ber-Islam


3.Syari’ah
Syari’ah adalah sistem hukum yang didasari Al-Qur’an, As-Sunnah, atau Ijtihad.
Seorang pemeluk Agama Islam, berkewajiban menjalankan ketentuan ini sebagai konsekwensi dari ke-Islamannya. Menjalankan syari’ah berarti melaksanakan ibadah. Dalam hal ini tidak hanya yang bersifat ritual, seperti yang termaktub dalam Rukun Islam, seperti: bersyahadat, shollat, zakat, puasa, dan berhaji bagi yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan maupun perbuatan) yang dilandasi keiman terhadap Allah SWT.

Pengertian Islam dan Ruang Lingkup Ajarannya

Kata Islam, berasal dari kata ‘as la ma – yus li mu – is la ma’ artinya, tunduk, patuh dan menyerahkan diri. Kata Islam diambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya selamat, sejaterah, tidak cacat dan tidak tercela. Dari akar sa la ma itu juga terbentuk kata salaun, silmun yang artinya damai patuh dan menyerahkan diri. Sedangkan kata agama, menurut bahasa Al-Qur’an banyak digunakan kata din, istilah lain juga digunakan oleh AL-Qur’an misalnya millah, shalat.
            Din dalam bahasa Smit berarti undang-undang atau hukum. Dalam Al-Qur’an kata din mempunyai arti yang berbeda-beda :
  • Din berarti “agama” dalam surah Al-Fath 28 di sebutkan :
“Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar di menangkan-Nya terhadap semua agama, Dan cukuplah Allah sebagai saksi”
  • Din berarti “ibadah” surat Al-Mukmin 14 :
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya”
  • Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32 :
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…”
  • Din berarti “pembalasan hari Kiamat” surat Asy-Syuara 82 :
“Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat”
Islam adalah nama yang di berikan oleh Allah sendiri, dibeberkan di ayat Al-Qur’an :
“Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam”(QS. Ali Imran : 19).
Kedua kata tersebut din dan Islam bila digabungkan menjadi Dinul Islam yang biasa juga dipakai istilah Agama Islam.
Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan serta diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan muamalah (syariah) yang menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat, dan proses terbentuknya kata hati.
Agama adalah jalan hidup yang merupakan sumber sistem nilai yang harus di jadikan pedoman oleh manusia.
 Dengan kata lain Islam merupakan arah petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk menghadapi dan memecahkan berbagai problem hidup dengan cara yang benar, yang sesuai dengan fitrah dan kodrat kemanusiannya sebagai makhul Allah SWT.
Pada dasarnya agama Islam terdiri dari 3 unsur pokok yaitu iman, islam dan ihsan, meskipun ketiganya mempunyai pengertian yang berbeda tetapi dalam praktek satu sama lain saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Iman : membenarkan dengan hati, mengucapkan dalam perkataan dan merealisasikan dalam perbuatan akan adanya Allah SWT, dengan segala Kemaha sempurnaan-Nya, para Malaikat, Kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, hari akhir serta Qadha dan Qadhar.
Islam : taat, tunduk, patuh dan menyerahkan diri dari segala ketentuan yang telah di tetapkan Allah SWT. Yang terdiri atas Syahadatain (dua kalimat Syahadat), Shalat, Puasa, Zakat dan Haji bagi yang mampu.
Ihsan : berakhlak serta berbuat shalih sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah (interaksi) dengan sesama makhluk dilaksanakan dengan penuh keikhlasan seakan-akan Allah menyaksikan gerak-geriknya sepanjang waktu meskipun dia sendiri tidak melihatnya.
Secara garis besar ruang lingkup agama Islam mencakup :
  • Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah SWT :
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manuisa melainkan supaya mereka menyembahKu”(QS. Az-Zariyat : 56).
Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat kepada siapapun, pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptaannya yaitu Fitrah (kesucian)-Nya agar kehidupan manusia diridhai oleh Allah SWT.
  • Hubungan manusia dengan manusia
Firman Allah SWT :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”(QS. Al-Maidah : 2)
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran yang berkenaan dengan, hubungan menusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia.
  • Hubungan manusia dengan makhluk laianya/lingkungannya
Firman Alah SWT :
“Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin”(QS. Luqman : 20)
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi manusia. Alam raya ini wujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oelh Allah dengan sengaja dan dengan hak.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel